Soal Dana Hibah, Sanusi Madli: Ini Ujian Bagi OKP

waktu baca 3 menit
Sanusi Madli.

Theacehpost.com | BANDA ACEH – Mantan Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Universitas Syiah Kuala (USK) Sanusi Madli, mengatakan pemberian dana hibah Covid-19 kepada 100 OKP dan lembaga kemahasiswaan dapat dijadikan sebagai ujian komitmen.

Menurutnya, jika selama ini sering memberi masukan atau mengoreksi pengelolaan anggaran di pemerintah, sekarang waktunya pembuktian bahwa OKP mampu mengelola anggaran secara transparan.

“Ini menjadi momentum bagi teman-teman OKP untuk membuktikan bahwa mereka mampu mengelola anggaran secara transparan, serta tepat sararan sesuai dengan harapan masyarakat, sehingga narasi transparansi anggaran, keterbukaan program, bukan hanya cerita diatas podium saja,” kata sanusi, di Banda Aceh, Jumat, 29 Januari 2021.

Lembaga juga dapat membuat program program kreatif yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang belum tersentuh oleh pemerintah.

Apalagi, OKP/Ormas dinilai lebih dekat dengan lapisan masyarakat, sehingga keluhan dan kebutuhan masyarakat yang selama ini ditemukan dapat dijadikan sebagai acuan dalam membuat program.

banner 72x960

“Selama ini publik mempersepsikan, banyak oknum tokoh-tokoh lembaga yang selama ini berteriak transparansi melalui podium jalanan, mengkritisi kebijakan pemerintah, dan lain lain, namun ketika mendapatkan anggaran rakyat, lewat juga itu barang, karena itu, lembaga penerima hibah agar membuktikan kepada publik, bahwa lembaganya bukanlah seperti lembaga yang banyak dipersepsikan oleh masyarakat selama ini,” ujarnya.

“Kita tunggu adakah OKP/Ormas yang berani mempublikasikan penggunaan anggaran tersebut kepada publik? Jika ada, tentu ini menjadi contoh yang baik dan harus diapresiasi,” lanjut Sanusi.

Mantan Sekjend Pemuda Dewan Dakwah Aceh ini juga menambahkan, pemberian dana hibah kepada 100 organisasi kepemudaan dan kemasyarakatan ini, kata dia, merupakan hal yang positif.

Lantas, sekarang bagaimana lembaga memanfaatkan serta mengelola dana tersebut secara benar dan tepat sasaran, melahirkan program program kreatif yang dapat membantu masyarakat dalam menghadapi masa pandemi ini.

“Kalau kemudian, anggaran ini disalahgunakan, maka sungguh sangat disayangkan, citra lembaga jadi semakin negatif di masyarakat. Oleh karena itu, buktikan bahwa lembaga bisa dan mampu mengelola anggaran secara baik dan benar,” lanjut Sanusi.

Sanusi menilai, kebijakan ini merupakan langkah positif yang dilakukan pemerintah Aceh. Jika sebelumnya dana hibah hanya bisa diakses oleh lembaga tertentu saja, namun sekarang, banyak lembaga dapat mengakses nya.

“Menurut saya ini positif, sebelumnya dana hibah hanya bisa dijangkau oleh lembaga tertentu saja, padahal di luar itu sangat banyak lembaga yang berkontribusi nyata terhadap masyarakat dan pembangunan daerah, namun tidak mendapatkan akses dana tersebut, mudah-mudahan tidak disalahgunakan,” harap Sanusi.

Sanusi berharap, pemberian dana hibah tersebut tidak menghilangkan idealisme lembaga terhadap pemerintah, terus mengawal jalannya roda pemerintah dan terus memberikan masukan-masukan yang positif.

“Jangan sampai dana hibah itu menutup mulut dan mata para aktivis, teruslah bergerak, bersuara jika ada hal hal yang menyimpang, jangan diam,” tutup Mantan Ketua KAPMI Lhokseumawe ini. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *