Museum Aceh Gelar Pameran 176 Senjata Secara Virtual, Ini Link-nya

waktu baca 4 menit

Theacehpost.com | BANDA ACEH – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh melalui UPTD Museum Aceh mengelar Pameran Senjata 2021 untuk pertama kalinya secara virtual pada 16 Oktober 2021.

Kepala Disbudpar Aceh, Jamaluddin, menjelaskan, setidaknya ada 176 senjata koleksi Museum Aceh yang dipamerkan, di antaranya, mulai dari Siwaih, Rencong, Pedang, Tombak, Meriam, Perisai, dan masih banyak senjata lainnya.

Pameran virtual ini berlangsung pada Sabtu, 16 Oktober 2021 mulai pukul 10.00 WIB sampai 11.00 WIB.

“Ini bagian dari pameran temporer Museum Aceh yang biasanya digelar setahun sekali dan koleksi yang ditampilkan jarang dipamerkan pada hari-hari biasa. Tahun ini, karena masih dalam masa pandemi Covid-19, kita menggelar secara virtual,” kata Jamaluddin, Rabu, 13 Oktober 2021.

Sementara itu, Kepala UPTD Museum Aceh, Mudha Farsya menambahkan, Aceh adalah satu bangsa yang dalam perjalanan sejarahnya mengalami berbagai peperangan, baik menyerang pada saat penaklukkan ataupun diserang ketika hendak ditaklukan, sebagaimana bangsa-bangsa lain di dunia.

banner 72x960

Karenanya, lanjut Mudha, kali ini Museum Aceh sengaja mengelar Pameran Senjata dengan mengangkat tema “Semangat, Simbol dan Identitas”.

Kegiatan ini juga sebagai rangkaian kegiatan memperingati Hari Museum yang jatuh pada 12 Oktober 2021.

Mudha menambahkan, setiap peperangan membutuhkan senjata sebagai alat untuk menyerang musuh dan mempertahankan diri. Seiring waktu, berbagai jenis senjata diciptakan dan berkembang.

Sebelum era senjata api, senjata tajam merupakan alat perang utama bagi setiap pasukan. Salah satu yang paling banyak digunakan adalah pedang dan pisau.

Di Pameran Senjata kali ini, Museum Aceh akan menampilan sejumlah senjata masa kerajaan Aceh pada masa kira-kira 500 tahun yang lalu atau masa pemerintahan Ali Mughayat Syah (1511-1530).

“Bagi masyarakat silakan mengikuti jalannya Pameran Senjata 2021 secara virtual melalui kanal YouTube Disbudpar Aceh (https://www.youtube.com/c/DisbudparAceh) dan kanal YouTube Museum Aceh,” ajak Mudha.

Sekilas Tentang Senjata Koleksi Museum Aceh

Keris

Keris termasuk senjata tikam golongan belati yang dikenal di kawasan Nusantara bagian barat dan tengah. Bentuknya khas dan mudah dibedakan dari senjata tajam lainnya, karena tidak simetris di bagian pangkal yang melebar, seringkali bilahnya berkelok-kelok dan banyak diantaranya memiliki pamor yaitu terlihat serat-serat lapisan logam cerah pada helai bilah.

Rencong

Rencong merupakan  senjata yang sangat populer di kalangan masyarakat Aceh. Pada awalnya senjata ini masih dalam bentuk yang sangat sederhana. Dalam perkembangan selanjutnya secara evolusi rencong mencapai kesempurnaannya seperti dalam bentuknya yang sekarang. Penggunaan rencong sebagai senjata perang mulai  dipakai pertama kalinya untuk melawan Portugis pada masa Sultan Ali Mughayat Syah memerintah Kerajaan Aceh pada tahun 1514 – 1528.

Pedang

Pedang adalah sejenis senjata tajam yang memiliki bilah panjang dengan dua sisi tajam atau hanya satu sisi tajam saja. Bilah pedang biasanya dibuat dari logam keras seperti besi atau baja.

Manusia telah membuat dan menggunakan senjata pedang sejak zaman perunggu sekitar 1400 SM, kemudian berkembang zaman besi, zaman pertengahan akhir dan hingga zaman modern pada abad 19.

Tombak

Tombak atau lembing adalah senjata yang banyak ditemukan di seluruh peradaban dunia, terutama karena kemudahan pembuatannya dan biaya pembuatannya yang murah. Tombak adalah senjata untuk berburu dan berperang. Bagiannya terdiri dari tongkat sebagai pegangan dan mata atau kepala tombak yang tajam dan kadang diperkeras dengan bahan lain.

Perisai/Tameng

Perisai adalah alat yang digunakan sebagai penahan berbagai macam senjata tajam seperti tombak, anak panah ataupun pedang. Pemakaian perisai biasanya didampingkan dengan senjata lainnya, seperti pedang dan tombak.

Pada dasarnya perisai mempunyai berbagai macam dan bentuk sesuai dengan lokasi dan kebudayaan setempat. Pada umumnya, perisai dibuat dari bahan metal/logam, tetapi ada juga yang dibuat dari bahan baku kayu, kulit, rotan, binatang bahkan tempurung kura-kura.

Meriam

Meriam diperkirakan muncul di Cina sejak abad ke-12 Masehi sebagai transformasi dari yang sebelumnya senjata bubuk mesiu atau disebut tombak api. Meriam digunakan untuk peperangan pada akhir abad ke-13 dan menyebar ke seluruh Eurusia pada abad ke-14. Selama abad pertengahan meriam besar dan kecil dikembangkan untuk pengepungan, pertempuran lapangan dan pertempuran jarak jauh.

Meriam mengubah perang angkatan laut dengan daya tembaknya yang mematikan, memungkinkan kapal untuk saling menghancurkan dari jarak jauh. Perang Aceh juga menorehkan sejarah pemakaian meriam  pada saat itu.

Siwaih

Senjata pertahanan istimewa yang biasa dipakai hanya oleh sultan atau para bangsawan. Berbeda dengan rencong, gagang senjata ini berbentuk bulat seperti umbian, seolah tangkai genggam tersebut menelan mata  pisau yang lembut dan elok.

Dibandingkan rencong, gagang dan sarung siwaih lebih sarat akan hiasan sebagaimana layaknya senjata pusaka kaum bangsawan. Batu permata, gading dan emas,  dalam bentuk hiasan-hiasan yang rumit menghiasi permukaan bagian atas sarung  pembungkus, tempat pisau memasuki sarung.

Beberapa mata pisau siwaih bentuknya lebih lurus daripada rencong tapi mata pisau siwaih maupun rencong terasah pada satu sisi saja dan berakhir dengan ujung yang runcing. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *