Malik Mahmud: Jika Tidak Hati-hati, Harimau Sumatera Akan Punah

waktu baca 2 menit
Wali Nanggroe Teungku Malik Mahmud Al-Haytar (Theacehpost.com/Zulfurqan)

Theacehpost.com | ACEH BESAR – Wali Nanggroe Teungku Malik Mahmud Al-Haytar, menyampaikan, dulu, ketika hutan menutupi tujuh puluh persen Sumatera, jumlah harimau Sumatera banyak. Tetapi, sekarang jumlahnya sangat terancam. Hewan-hewan yang luar biasa ini juga ada di pulau Bali dan Jawa, sayangnya sekarang sudah punah di sana.

Hal tersebut disampaikannya usai mengisi forum secara digital bersama forum dari Pemerintah Rusia di Meuligo Wali Nanggroe, Aceh Besar, Senin, 5 September 2022 bertajuk “Best Practices for Tiger Conservation”.

“Jika kita tidak hati-hati, mereka juga akan lenyap dari Sumatera,” lanjutnya.

Ia mengkhawatirkan masyarakat lupa bagaimana hidup berdampingan dengan harimau. Harimau biasanya tidak melihat orang sebagai mangsa. Bahkan, mereka lebih memilih babi hutan dan berbagai jenis rusa sebagai makanan utama mereka.

Beberapa pawang bahkan akan berhasil memanggil harimau dari bukit terdekat dan memberi mereka makanan.

banner 72x960

Kini setiap kali seekor harimau terlihat di dekat sebuah desa, orang-orang panik dan meminta perwakilan lembaga konservasi untuk menangkap dan menyingkirkannya.

Sekarang orang menangkap harimau dan menjual bagian tubuhnya kepada pedagang satwa liar. “Dengan menangkap hewan-hewan ini artinya merusak kemampuan berkembang biak spesies ini,” lanjutnya.

Faktanya, sekarang hanya sekitar satu persen dari hutan dataran rendah asli Sumatera yang masih tersisa harimau.

Di Aceh, peran LSM membantu mengurangi perburuan harimau, salah satunya mencegah pemasangan perangkap, dan dengan bekerja dengan masyarakat lokal untuk belajar hidup bersama harimau sambil tetap melindungi ternak mereka.

Hasil kerja ini menunjukkan penurunan, selama lima tahun terakhir sekitar 80% dalam kegiatan perburuan, dan populasi harimau di Aceh setidaknya stabil dan bahkan mungkin meningkat.

“Kami bahkan mempertimbangkan untuk memperkenalkan kembali sistem tradisional tim perlindungan hutan berbasis masyarakat,” terangnya.

Ia menambahkan, harimau simbol keajaiban hutan Sumatera yang luar biasa dan telah melegenda. Oleh karena itu, ia mengajak melakukan yang terbaik demi melindungi harimau.

Contohnya di India, jumlah harimau India telah berlipat ganda selama beberapa dekade terakhir dengan kepadatan penduduk yang jauh lebih tinggi.

“Jika mereka dapat melakukannya maka pasti Indonesia dapat melakukan lebih baik lagi,” lanjutnya. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *