Jangan Bosan! Teruslah Sosialisasikan Vaksinasi

waktu baca 5 menit
Ilustrasi: Vaksinasi Covid-19. (Foto: iStock)

Theacehpost.com | BANDA ACEH – Kesuksesan vaksinasi adalah bentuk tanggung jawab dan rasa sayang pimpinan daerah, sebagai upaya melindungi rakyatnya dari paparan Covid-19.

Oleh karena itu, para keuchik (kepala desa) diimbau untuk terus mensosialisasikan protokol kesehatan dan menyukseskan gerakan vaksinasi Covid-19.

Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh Taqwallah, saat memberikan arahan kepada para keuchik se-Kabupaten Aceh Barat, di Aula Bappeda Aceh Barat, Senin, 1 November 2021.

“Jangan Bosan, mari secara bersama terus kita sosialisasikan dan ajak masyarakat untuk ikut vaksinasi, sebagai bentuk ikhtiar kita mencegah penularan virus ini,” pinta Taqwallah.

Taqwallah juga menjelaskan, selama ini berbagai penelitian dan pengalaman telah membuktikan, bahwa vaksinasi adalah cara yang sudah terbukti ampuh melemahkan penyakit yang dibawa oleh virus.

banner 72x960

Berdasarkan pengalaman tersebut, saat ini Indonesia dan seluruh dunia sedang gencar melaksanakan vaksinasi, untuk menekan penyebaran Covid-19.

Kepada para keuchik, Sekda juga menceritakan kisah sukses vaksinasi cacar dan vaksinasi polio. Berkat gerakan massal, imunisasi cacar dan polio berhasil ditanggulangi.

“Pada dekade 1960-an hingga 1970-an, sebanyak 100 hingga 200 orang divaksinasi cacar setiap hari. Setelah sukses, tahun 1980 imunisasi cacar dihentikan,” jelasnya.

“Selanjutnya, vaksinasi polio tahun 1995-1997. Pada September anak usia 5 hingga 10 tahun diberi vaksin polio. Sejak 2006 kasus polio tidak lagi ditemukan. Hingga akhirnya pada 27 Maret 2014 diterbitkan Sertifikat Bebas Polio,” ungkap Taqwallah.

Sekda juga menambahkan, hingga saat ini setiap calon jamaah haji dan umrah juga wajib vaksin meningitis, untuk mencegah penularan sakit peradangan pada selaput pelindung otak dan sumsum tulang belakang.

“Jika tidak divaksin meningitis, maka calon jamaah haji dan umrah tidak dibolehkan masuk ke wilayah Arab Saudi. Kini, aturan terbaru maskapai penerbangan, yang belum vaksin tidak bisa melakukan perjalanan dengan pesawat terbangm,” imbuhnya.

Covid-19, sambung Sekda, disebabkan oleh virus corona dan dapat diantisipasi dengan vaksinasi. Selain itu, memakai masker dan menjaga jarak juga menjadi hal yang penting diterapkan.

Taqwallah menjelaskan, dari sejumlah kasus yang terjadi di Aceh selama ini, hampir 100 persen pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit adalah pasien yang belum menerima suntikan vaksin Covid-19.

“Virus corona menyerang paru-paru hingga menyebabkan seseorang meninggal dunia karena pernapasan tersendat. Karena itu, akan sangat berbahaya jika seseorang pasien Covid-19 belum menerima suntikan vaksin apalagi pasien tersebut memiliki penyakit penyerta,” paparnya.

“Vaksin bukan obat tapi membentuk kekebalan tubuh seseorang dan kelompok. Vaksin akan meminimalisir dampak buruk Covid-19. Jadi, mari sukseskan vaksinasi karena kekebalan kelompok akan terbentuk, jika 80 persen masyarakatnya sudah divaksin,” ungkapnya lagi.

Cakupan Vaksinasi

Vaksinasi Covid-19 di kalangan warga Kota Banda Aceh tembus 80 persen. Cakupan vaksinasi semua kelompok sasaran di Banda Aceh sudah mencapai 81,3 persen.

“Cakupan vaksinasi Kota Banda Aceh sudah jauh melampaui kabupaten/kota lainnya di Aceh,” ujar Juru Bicara (Jubir) Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani (SAG) Aceh, Sabtu, 30 September 2021.

Ia menjelaskan, total sasaran vaksinasi Kota Banda Aceh sebanyak 190.289 orang. Vaksinasi dosis I telah dilakukan sebanyak 154.692 orang, atau sekitar 81,3 persen, dan 106.766 di antaranya sudah melakukan vaksinasi dosis II atau 56,1 persen.

Sedangkan cakupan vaksinasi kabupaten/kota lainnya jauh di bawah capaian Kota Banda Aceh, katanya.

SAG merinci cakupan vaksinasi dosis I seluruh kabupaten/kota di Aceh, mulai yang paling rendah, yakni Aceh Utara 18 persen, Pidie 19,7 persen, Aceh Besar 21,2 persen, dan cakupan vaksinasi warga Bireuen 21,5 persen.

Kemudian menyusul Aceh Timur 23,1 persen, Aceh Barat 25,1 persen, Aceh Jaya 26 persen, Aceh Selatan 26,6 persen.

Subulussalam 29 persen, Nagan Raya 30,3 persen,  Pidie Jaya 31,8 persen, Aceh Barat Daya 33,7 persen, Aceh Tenggara 35,9 persen, Aceh Singkil 36,7 persen, dan cakupan Lhokseumawe 37 persen.

Selanjutnya cakupan vaksinasi Covid-19 dosis I Aceh Tamiang 37,1 persen, Sabang 37 persen, Simeulue 39,1 persen, Aceh Tengah 40,3 persen, Bener Meriah 41,1 persen, Langsa 41,5 persen, Gayo Lues 44,7 persen, dan paling tinggi Kota Banda Aceh 81,3 persen, rincinya.

“Semua kabupaten/kota di Aceh sedang mengejar target cakupan vaksinasi untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity) penduduknya,” kata SAG.

Laporan ke Panglima TNI dan Kapolri

Sekda Aceh, Taqwallah melaporkan perkembangan vaksinasi di Aceh kepada Panglima TNI, Hadi Tjahjanto, dan Kapolri, Listyo Sigit Prabowo.

Ia mengatakan, capaian vaksinasi di Aceh mengalami peningkatan. Pada September lalu, cakupan vaksinasi di Aceh bertambah 6,3 persen dari capaian yang sudah ada sebesar 18,9 persen pada Agustus 2021.

“Kemudian penambahan kembali terjadi pada Oktober 2021 sebesar 5,9 persen. Sehingga sampai dengan 31 Oktober 2021 tercapai 31 persen,” ujar Taqwallah dalam rapat koordinasi dengan Panglima TNI dan Kapolri bersama unsur Forkopimda Aceh dan Fokopimda 23 kabupaten/kota, di Anjong Mon Mata Meuligoe Gubernur, Selasa, 2 Oktober 2021.

“Jika dilihat lebih rinci per kabupaten/kota, pada bulan September yang mencapai kenaikan lebih dari 10 persen diperoleh di 3 kabupaten/kota, yaitu Aceh Tamiang, Simeulue dan Banda Aceh,” kata Taqwallah.

Sedangkan pada bulan Oktober, capaian vaksinasi lebih dari 10 persen terjadi pada 4 kabupaten/kota, yaitu Pidie Jaya, Simeulue, Gayo Lues dan Banda Aceh, urai Sekda Aceh.

Sementara itu, dalam konferensi pers usai rapat koordinasi, Panglima TNI Hadi Tjahjanto dan Kapolri Listyo Sigit Prabowo mengatakan, pihaknya mendorong agar seluruh pemangku kepentingan di Aceh bekerja keras untuk terus mempercepat capaian vaksinasi Covid-19 agar kekebalan kelompok dapat segera terwujud.

“Di Banda Aceh cakupan vaksinasi sudah 82 persen, namun di kabupaten/kota yang lain masih 31,2 persen. Oleh sebab itu, sesuai perintah Presiden kita di bulan November ini harus sudah mencapai target 50 persen dan Desember 70 persen. Dengan begitu kekebalan komunal segera tercapai dengan harapan kita terlindungi dan tidak terjadi keparahan bila terpapar covid-19,” kata Panglima Hadi.

Hadi mengatakan, percepatan vaksinasi amat penting dilakukan agar potensi terjadinya gelombang ketiga seperti negara lainnya dapat diantisipasi.

Di samping itu, kata Hadi, pihaknya juga meminta Forkopimda se-Aceh untuk mengawal masyarakat agar disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Menurutnya protokol kesehatan menjadi kunci menghalau virus corona sembari terus mempercepat vaksinasi.

Hal senada juga disampaikan oleh Kapolri Listyo Sigit Prabowo. Ia mengatakan, vaksinasi di Aceh perlu dipercepat dan terus ditingkatkan capaiannya.

Menurutnya cakupan vaksinasi Aceh masih rendah dibandingkan daerah lainnya di Pulau Jawa dan Bali.

“Khusus di Banda Aceh sudah bagus capaian vaksinasinya, namun tempat lain masih rendah. Tentu ini perlu kerja keras,” kata Kapolri.

Kapolri Sigit menekankan, protokol kesehatan juga sangat penting untuk terus dikawal. Kombinasi antara disiplin penerapan protokol kesehatan dan percepatan vaksinasi sangat penting dalam menanggulangi Covid-19. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *