Empat Keutamaan Membaca Surah Ad-Dukhan di Malam Jumat

waktu baca 4 menit
Ilustrasi. (Foto: Eko Deni Saputra)

Theacehpost.com | BANDA ACEH – Selain Surah Al Kahfi dan Yasin, ada surat lain yang penting dibaca Muslim di malam Jumat, yakni Surah Ad-Dukhan yang artinya kabut.

Surat ini termasuk ke dalam golongan surah Makkiyyah 56 atau 57 atau 59 ayat Kecuali ayat 15 Madaniyyah.

Hujjatul Islam, Imam Al Ghazali dalam kitabnya Bidayatul Hidayah menganjurkan membaca beberapa surat Alquran di malam Jumat.

“Disunnahkan pada hari Jumat atau pada malamnya, untuk melakukan shalat empat rakaat dengan membaca surat-surat berikut, Surat al-An’am, al-Kahfi, Taaha dan Surat Yasin. Jika tidak mampu maka bisa hanya dengan membaca Surat Yasin dan Ad-Dukhan, alif laam mimm as-Sajadah dan Surat al-Mulk”. 

Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan ada beberapa keutamaan membaca Surat Ad-Dukhan di malam Jumat di antaranya:

banner 72x960

1. Dimohonkan ampun 70.000 malaikat

حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ وَكِيعٍ حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ حُبَابٍ عَنْ عُمَرَ بْنِ أَبِي خَثْعَمٍ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِصَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَرَأَ حم الدُّخَانَ فِي لَيْلَةٍ أَصْبَحَ يَسْتَغْفِرُ لَهُ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ هَذَاالْوَجْهِ وَعُمَرُ بْنُ أَبِي خَثْعَمٍ يُضَعَّفُ قَالَ مُحَمَّدٌ وَهُوَ مُنْكَرُ الْحَدِيثِ

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu (ra) mengatakan, bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda, “Barang siapa yang membaca surat Ha Mim Ad-Dukhan dalam suatu malam, maka pada pagi harinya ada tujuh puluh ribu malaikat yang memohonkan ampun baginya”.

2. Dibangunkan rumah di surga

عن أبي أمامة قال : سمعت النّبي صلّى اللَّه عليه وسلّم يقول : «من قرأ حم الدّخان ليلة الجمعة أو يوم الجمعة ، بنى اللَّه له بيتا في الجنة». رواه الطبراني.

Dari Abi Umamah, ia berkata, Aku mendengar Nabi SAW bersabda, “Siapa yang membaca Hamim Ad-Dukhan di malam Jum’at, atau di hari Jumat, maka Allah akan membangunkannya rumah di surga.” (HR. At-Thabrani).

3. Diampuni dosanya

حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْكُوفِيُّ حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ حُبَابٍ عَنْ هِشَامٍ أَبِي الْمِقْدَامِ عَنْ الْحَسَنِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِوَسَلَّمَ مَنْ قَرَأَ حم الدُّخَانَ فِي لَيْلَةِ الْجُمُعَةِ غُفِرَ لَهُ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ هَذَا الْوَجْهِ وَهِشَامٌ أَبُو الْمِقْدَامِ يُضَعَّفُ وَلَمْ يَسْمَعْالْحَسَنُ مِنْ أَبِي هُرَيْرَةَ هَكَذَا قَالَ أَيُّوبُ وَيُونُسُ بْنُ عُبَيْدٍ وَعَلِيُّ بْنُ زَيْدٍ

Dalam hadis lain, Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda, “Barang siapa yang membaca surat Ha Mim Ad-Dukhan dalam malam Jumat, maka diampuni dosanya”.

4. Dinikahkan dengan bidadari surga

عن أبي رافع قال : «من قرأ الدّخان في ليلة الجمعة أصبح مغفورا له وزوّج من الحور العين» رواه الدّارميّ

Dari Abi Rafi’, ia berkata, “Siapa yang membaca Surah Ad-Dukhan pada malam Jumat, maka pada waktu shubuh ia telah diampuni dosanya, dan dinikahkan dengan salah satu bidadari-bidadari yang bermata indah.” (HR. Ad-Darimi).

Ibnu Katsir dalam kitabnya Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan mengenai asbabun nuzul surat Ad-Dukhan. Para mufasir mengatakan, surat tersebut mengisahkan kaum kafir Quraisy yang kerap menghambat agama Islam dan durhaka kepada Rasulullah SAW.

Maka Rasulullah SAW berdoa untuk memberi pelajaran kepada mereka agar mereka ditimpa paceklik seperti paceklik yang terjadi di masa Nabi Yusuf.

Maka mereka pun tertimpa kepayahan dan kelaparan sehingga terpaksa mereka memakan tulang belulang dan bangkai. Dan mereka menengadahkan pandangannya ke langit, maka tiada yang mereka lihat kecuali hanya kabut.

Sulaiman ibnu Mahran alias Al-Amasy telah meriwayatkan dari Abud Duha alias Muslim ibnu Sabiti, dari masruq yang mengatakan bahwa kami memasuki masjid Kufah yang terletak di dekat pintu gerbang masuk ke Kindah.

Tiba-tiba ada seorang lelaki yang sedang menceritakan kepada teman-temannya tentang makna firman-Nya, hari ketika langit membawa kabut yang nyata. (Ad-Dukhan: 10) Tahukah kalian apakah yang dimaksud dengan dukhan (kabut) itu? Kabut itu akan datang menjelang hari kiamat, lalu menimpa pendengaran dan penglihatan orang-orang munafik, sedangkan orang-orang mukmin hanya mengalami hal yang seperti pilek saja akibat kabut tersebut.

Menurut riwayat lain, seseorang dari mereka bila melihatkan pandangannya ke langit (mengharapkan hujan), maka dia melihat antara dia dan langit sesuatu yang seperti kabut karena kepayahan yang dialaminya akibat kelaparan.

Rasulullah SAW didatangi orang-orang musyrik dan dikatakan kepadanya, “Ya Rasulullah, mohonkanlah hujan kepada Allah buat Mudar, karena sesungguhnya mereka telah binasa (akibat paceklik ini).”

Maka Rasulullah SAW memohon hujan untuk mereka, dan mereka pun diberi hujan, lalu turunlah firman-Nya, “Sesungguhnya (kalau) Kami akan melenyapkan siksaan itu agak sedikit, sesungguhnya kamu akan kembali (ingkar). (Ad-Dukhan: 15).

Ibnu Masud r.a. mengatakan bahwa lalu azab itu dilenyapkan dari mereka; dan ketika keadaannya sudah pulih menjadi makmur, maka mereka kembali kepada keadaannya yang semula, yaitu mengingkari kebenaran.

Ulama lainnya mengatakan bahwa peristiwa Dukhan masih belum terjadi, bahkan Dukhan merupakan salah satu pertanda hari kiamat, sebagai mana yang disebutkan terdahulu melalui hadis Abu Sarihah alias Huzaifah ibnul Usaid Al-Gifari r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW muncul menuju ke arah kami dari Arafah, sedangkan kami saat itu sedang membicarakan tentang hari kiamat. Maka beliau bersabda:

“Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum kalian melihat sepuluh tanda (yang mengawalinya), yaitu terbitnya matahari dari arah barat, Dukhan (kabut), Dabbah (binatang melata), keluarnya ya-juj dan Ma-juj, munculnya Isa putra Maryam dan Dajjal: terjadinya tiga kali gempa hebat, satu kali gempa di timur, satu kali gempa di Barat, dan satu kali lagi gempa di Jazirah Arabia; dan munculnya api dari daerah pedalaman Adn yang menggiring manusia — atau menghimpunkan manusia — api itu ikut menginap bersama mereka di tempat mereka menginap, dan ikut istirahat bersama mereka di tempat mereka istirahat”.

Wallahualam.

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *