PT Bara Energi Lestari: Mosi Tokoh Gampong Tak Wakili Masyarakat

waktu baca 2 menit
Kepala Teknik Tambang PT Bara Energi Lestari, Rahmad Zahri. [Dok. Pribadi]

Theacehpost.com | NAGAN RAYA – Puluhan tokoh masyarakat Gampong Krueng Ceuko, Paya Udeung, Kuta Aceh, Krueng Mangkom, dan Alue Buloh di Kecamatan Seunagan menggelar aksi tuntutan sekaligus ‘Mosi Tidak Percaya’ terhadap PT Bara Energi Lestari (BEL). Sikap tersebut ditegaskan dalam jumpa pers Minggu lalu.

Namun belakangan, pihak perusahaan memberi tanggapannya. Kepala Teknik Tambang PT Bara Energi Lestari (BEL), Rahmad Zahri mengatakan kepada Theacehpost.com, penyusunan Corporate Social Responsibility (CSR) sebelumnya telah melibatkan tiga unsur, yaitu perusahaan, masyarakat gampong dan pemerintah dalam hal ini Bappeda, Dinas Ketenagakerjaan, Dinas Kesehatan dan DPRK setempat.

“Perusahaan tiap tahun ada alokasi dana CSR khusus untuk program yang diusulkan oleh geuchik dan dikelola gampong,” kata dia.

Baca juga: Warga Seunagan Ajukan Mosi Tidak Percaya ke PT BEL, Ada Apa?

Rahmad menjelaskan, dokumen persetujuan CSR semua tersimpan di Bappeda. Dia menyarankan, jika masyarakat ingin mendiskusikan program tersebut, diperbolehkan menemui pihak Bappeda Nagan Raya.

banner 72x960

Ia juga mengklaim, semua informasi penerimaan tenaga kerja dilaporkan ke Disnakertrans Nagan Raya. PT BEL tiap bulan melaporkan secara resmi jumlah tenaga kerja, termasuk komposisi jumlah tenaga kerja lokal Nagan Raya.

“Persentase karyawan yang bekerja di PT BEL, dari Nagan Raya itu 79 persen, total Aceh 95 persen dan non Aceh 5 persen,” jelasnya.

Ia juga melanjutkan, terkait pembinaan warga lokal, karyawan yang bergabung di PT BEL semenjak tamat kuliah sampai saat ini mencapai level Dept Head (Kepala Bagian) Engineering.

Tentang mosi tidak percaya, kata dia, berdasarkan hasil koordinasi perusahaan dengan geuchik, tokoh masyarakat dan warga gampong di ring tambang, menurutnya hal itu tidak merepresentasikan warga secara keseluruhan.

“Hanya segelintir aparatur gampong yang membuat dan salah persepsi terhadap perusahaan, karena  minimnya info yang mereka dapatkan dalam proses penyusunan program CSR,” tutupnya. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *