Warga Seunagan Ajukan Mosi Tidak Percaya ke PT BEL, Ada Apa?

waktu baca 2 menit
Puluhan tokoh masyarakat di kawasan sekitar PT Bara Energi Lestari di Seunagan saat menggelar konferensi pers, Minggu 30 Januari 2022. [Dok. Pribadi]

Theacehpost.com | NAGAN RAYA – Puluhan tokoh masyarakat di kawasan sekitar PT Bara Energi Lestari di Kecamatan Seunagan menagih transparansi program corporate social responsibility (CSR) serta penyerapan tenaga kerja lokal di perusahaan tersebut.

Dalam konferensi pers, Minggu, 30 Januari 2022, para imam mukim, keuchik, ketua pemuda serta tokoh masyarakat gampong binaan PT BEL mengajukan mosi tidak percaya kepada perusahaan itu.

Diketahui sedikitnya lima gampong termasuk dalam desa binaan PT BEL, yakni Gampong Krueng Ceuko, Gampong Paya Udeung, Kuta Aceh, Alue Buloh dan Gampong Krueng Mangkom di Kecamatan Seunagan.

Ada beberapa hal yang mereka persoalkan, yang pada intinya menyangkut Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan (TJSLP) terhadap gampong di kawasan Izin Usaha Pertambangan PT BEL.

Koordinator, T Ridwan dalam pernyataan persnya mengungkapkan, pada dasarnya masyarakat mendukung investasi di Nagan Raya. Namun dirinya menyesalkan, sudah 10 tahun PT BEL beroperasi, warga sekitar belum juga merasakan dampak yang signifikan.

banner 72x960

Salah satunya mengenai program CSR. Ridwan mengklaim, pihak gampong sampai saat ini belum pernah dilibatkan dalam penyusunan program pertanggung jawaban sosial perusahaan itu. Ia juga membeberkan buruknya komunikasi antara PT BEL dengan aparatur gampong.

“Padahal sumber daya batu bara kami yang telah dikeruk nilainya puluhan bahkan ratusan miliar rupiah per tahun. Kami mencurigai ada error dalam realisasi CSR, buktinya hingga saat ini, gampong kami tidak tahu nilai CSR itu,” sebut Ridwan.

Desak Perubahan Manajemen

Dalam mosinya, warga turut mempertanyakan janji penempatan tenaga kerja lokal di PT BEL yang menurutnya tidak optimal. Konon lagi tanggung jawab perusahaan terhadap lubang tambang yang masih menganga di Alue Buloh.

“Kontrak yang telah disepakati antara PT BEL dengan gampong tidak direalisasikan sampai sekarang,” sesalnya.

Buruknya komunikasi antara perusahaan dan warga diduga kuat jadi penyebab mandeknya realisasi tanggung jawab sosial PT BEL. Karena itu pula, para tokoh menuntut perubahan manajemen di perusahaan tersebut.

“Sejumlah orang di perusahaan tolong dipindahkan ke tempat lain, sehingga ditunjuk orang-orang baru di manajemen PT BEL yang bisa memperbaiki hal ini,” pintanya.

Diketahui, mosi tidak percaya ini telah dilayangkan ke PT BEL sejak sebulan lalu. Namun, tambah T Ridwan, hingga saat ini belum ada respons dari pihak perusahaan, sehingga mereka memilih untuk menggelar jumpa pers.

“Kami menuntut mosi ini dipenuhi paling lambat satu minggu ke depan atau di pertengahan Februari 2022, apabila tidak dipenuhi, maka gampong akan menuntut perusahaan untuk angkat kaki,” tegasnya.[]

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *