Emak-Emak dan Pedagang di Aceh Kesal Harga Beras Naik Setiap Hari

waktu baca 2 menit
Ilustrasi. (Saiful Alam/Theacehpost.com)

Theacehpost.com | ACEH TAMIANG – Harga beras di berbagai daerah terus mengalami kenaikan dalam beberapa waktu terakhir. Konsumen dan pedagang resah karena kenaikan harga terjadi setiap hari.

Kondisi itu seperti yang terpantau di pasar tradisional di Aceh Tamiang. Masyarakat, khususnya kaum ibu, berharap harga beras bisa secepatnya turun karena merupakan kebutuhan pokok sehari-hari.

Uni Marni Syarif (50), warga Kampung Tanjung Karang, Kecamatan Karang Baru, mengaku kesal karena harga beras naik hampir setiap hari. Apalagi, dia berjualan nasi dan masakan lainnya.

“Hari ini saya beli beras Rp15 ribu per kilogram. Kemarin masih Rp14.500 per kilogram,’’ kata pedagang yang membuka warung masakan di Jalan Ir Juanda Karang Baru Aceh Tamiang, Senin pagi, 11 September 2023.

Uni Marni mengatakan, dia setiap hari membeli beras sebanyak dua kilogram di warung yang tak jauh dari rumahnya. Dia sengaja memilih beras premium untuk menjaga kualitas makanan yang dijualnya.

banner 72x960

“Kalau harga beras terus naik seperti ini, lama-lama saya berhenti jualan,’’ ujar Uni dengan nada kesal.

Sama halnya harga beras di pasar tradisional di Kota Langsa, sejak sebulan terakhir ini terus melambung tinggi, Mardiah (60) salah seorang emak emak di Gampong Blang Seunibong Langsa memprotes pemerintah yang tidak mampu menekan harga beras atau membuka pasar murah..

Sementara di Aceh Timur, harga beras juga terus melambung mengeluh pasalnya dalam sebulan terakhir ini harga beras melambung tinggi, akibatnya para penjual nasi campur di daerah ini mengeluhkan kenaikan harga beras yang terlalu tinggi. Akibatnya omset pemilik warung nasi campur menurun, karena tidak bisa menaikkan harga jual kepada pelanggan.

Pantauan media ini di pasar tradisional Kota Idi, Aceh Timur, Minggu, 10 September 2023, harga beras medium naik serentak dengan harga Rp200 ribu per sak, berat 15 Kilogram. Menurut pedagang, sebelumnya harga beras medium hanya Rp180 ribu per sak dengan berat 15 kilogram.

“Karena kenaikan harga beras ini omset kami jadi menurun, sebab harga nasi bungkus yang saya jual masih standar, hanya Rp12 ribu per bungkus. Saya tidak bisa menaikan harga jual nasi bungkus,” kata Bang Min pedagang nasi yang berjualan di jalan dua Jalur Kota Idi, Aceh Timur.

Bang Min juga mengaku heran atas kenaikan harga beras yang terus meroket dan tak diketahui penyebabnya.

“Tapi ini sangat memberatkan saya sebagai pedagang kecil, karena ini sangat berpengaruh untuk pendapatan omset saya,” papar Bang Min.

Dia berharap pemerintah dapat segera turun tangan menangani masalah ini. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *