Ciptakan Industri Pariwisata Halal sebagai Upaya Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Aceh

waktu baca 4 menit
Akademisi Universitas Serambi Mekkah, Dr. Zainuddin, SE., M.Si. (Foto: Dokpri)

Oleh: Dr. Zainuddin, SE., M.Si.

Berbagai upaya atau ikhtiar yang dilakukan oleh pemangku kepentingan di Aceh dalam rangka bagaimana kemudian harus terciptanya pertumbuhan ekonomi dari periode ke periode agar terciptanya kesejahteraan masyarakat Aceh sebagaimana cita-cita dari pembangunan itu sendiri. 

Salah satu upaya yang sangat memungkinkan menurut saya adalah menciptakan daya tarik turis untuk berkunjung ke daerah Aceh atau diciptakan industry pariwisata dengan memilih sekmen pariwisata halal agar sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku ditengah-tengah masyarakat Aceh itu sendiri.

Sebenarnya destinasi pariwisata di Aceh sudah cukup mumpuni untuk digerakan menjadi lebih baik dan menarik untuk dikunjungi oleh para turis lokal dan mancanegara.

Dalam rangka menciptakan industri pariwisata halal tersebut harus dibangun dengan konsep partisipatif antara pemerintah (government), pelaku industri dan masyarakat luas itu sendiri. 

banner 72x960

Untuk pemerintahan atau pemangku kepentingan dalam memimpin pembangunan Aceh perlu kerja keras dalam mengembangkan industri pariwisata halal di Aceh, yaitu harus bisa menciptakan situasi dan kondisi aman dan damai serta memastikan hukum diterapkan secara konsisten.

Pengembangan infrastruktur yang dibutuhkan seperti pembangunan jalan yang memadai menuju tempat-tempat wisata, membangun bandara yang representative untuk menampung arus kedatangan internasional, dan membagun image yang ramah terhadap tamuyang datang, serta giat mempromosikan secara rutin kedunia internasional tentang keunikan dan daya tarik pariwisata yang ada di Aceh itu sendiri.

Bagi pelaku industri pariwisata semisal pengelola hotel atau tempat penginapan harus senantiasa menerapkan konsep syariah tapir ramah terhadap turis dengan menampilkan keunggulan-keunggulan yang dimilikinya dan yang sangat penting diperhatikan kebersihan dan kejujuran terhadap turis itu sendiri. 

Begitu juga terhadap pelaku kuliner yang merupakan faktor yang menentukan eksistensi pariwisata harus benar-benar memperhatikan higenisitas dan citarasa yang ditawarkan selaras dengan need and want-nya para turis dan yang paling penting tetap dalam koridor syariah Islam.

Selanjutnya, para pelaku yang lain seperti transportasi, turist guide dan lain sebagainya itu harus tetap juga melakoni perannya sesuai dengan syariah Islam itu sendiri. 

Kemudian, yang paling penting para pelaku pariwisata halal harus mampu menciptakan merek-merek mereka yang memiliki daya tarik para turis baik lokal maupun manca Negara dan ikut bersama-sama pemerintah Aceh mempromosikannya.

Kemudian, dalam rangka menciptakan pariwiasata halal peran masyarakat secara luas sangat menentukan apakah industri pariwisata halal berjalan baik atau tidak. Maknanya masyarakat harus bisa bersikap ramah dan menerima nilai-nilai berbeda yang bakal datang ke Aceh, baik itu yang datang dari regional maupun internasional. 

Masyarakat harus memiliki pengetahuan betapa positifnya dunia pariwisata dalam rangka peningkatan kinerja ekonomi untuk penigkatan taraf hidup masyarakat itu sendiri. 

Dengan demikian, fungsi dari menyampaikan informasi kepada masyarakat agar menerima turis atau pelancong harus dilakukan oleh pemerintah hingga ke level terendah, seperti para imum mukim dan para geuchik itu sendiri, sehingga tidak ada lagi terdengar penutupan akses menuju tempat-tempat wisata itu sendiri, dan bila prilaku masyarakat tidak bisa diubah agar mau menerima perbedaan maka sangat berat untuk dikembangkan industry pariwisata di Aceh.   

Apa sesunggunya pariwisata itu bisa menciptakan kinerja ekonomi lebih baik, mari kita coba rekayasa dengan model sederhana saja. Bila sekelompok turis datang ke suatu tempat semestinya dia akan membelanjakan paling sedikit kebutuhan hariannya, dia akan menginap, dia akan berpergian, dia akan melakukan juga jajan (bahasa lain ngopi dan lain-lain), dan bahkan dia akan melakukan belanja untuk barang-barag unik yang ada di tempat pariwisata.

Dengan demikian, jelas terlihat agar terciptanya transaksi ekonomi salah satunya ciptakan daya tarik agar manusia mau datang ke tempat kita atau bahasa lain ciptakan kedaan agar para turis mau mengunjungi kedaerah kita. Bila turis sudah mau datang, maka hal-hal lain turunan kebutuhan dari para pelancong harus digerakan untuk berproduksi, dan terbukti patiwisata bisa menciptakan kinerja ekonomi lebih baik dan akhirnya akan tercipta pertumbuhan ekonomi

Jaman sekarang pilihan yang sangat memungkinkan dalam menggerakan ekonomi salah satunya yang sangat besar keberhasilanya adalah dengan cara menghidupkan industri pariwisata, dan karena provinsi Aceh menerapak syariah Islam, maka dengan sendirinya harus digalakkan industri pariwisata halal.

*Penulis akademisi Universitas Serambi Mekkah, Banda Aceh.

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *