Samsul Rizal Luncurkan USK Business Forum, Ini Tujuannya

waktu baca 5 menit
Peserta webinar nasiona;l dalam kegiatan peluncuran USK Business Forum (UBF) yang digelar secara daring, Sabtu, 31 Juli 2021.

Theacehpost.com | BANDA ACEH – Rektor Universitas Syiah Kuala (USK), Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng, IPU, Sabtu, 31 Juli 2021 membuka webinar nasional, sekaligus meluncurkan USK Business Forum (UBF) secara daring.

UBF dibentuk sebagai wadah komunikasi antara dunia perguruan tinggi dengan dunia usaha. Wadah ini sangat dibutuhkan sebagai jembatan menghilirisasikan hasil riset dan inovasi berbasis ilmu pengetahuan kepada dunia usaha.

Selain itu, juga mendapatkan umpan balik dari dunia usaha untuk arah riset dan inovasi yang implementatif dan dibutuhkan oleh masyarakat.

Pada kesempatan yang sama juga dilakukan webinar nasional dengan tema ‘Akselerasi Sosio-Technopreneurship dan Inovasi Perguruan Tinggi’ dengan menghadirkan pakar dan paktisi nasional yang kompeten dan berpengalaman.

Webinar ini turut dihadiri sekitar 300 orang yang di dalamnya terdapat peserta dari negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Australia.

banner 72x960

Rektor USK, Samsul Rizal menyampaikan apresiasi yang tinggi atas terbentuknya UBF. Forum ini memiliki posisi strategis untuk menumbuhkembangkan iklim dunia usaha yang lebih inovatif.

USK dengan jumlah civitas akademika lebih 32 ribu mahasiswa, 1600 dosen dan 2000-an karyawan merupakan potensi besar yang bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan bisnis berbasis produk hasil inovasi, jasa pelayanan dan sekaligus menjadi market yang besar bagi mitra bisnis USK.

“Dosen-dosen dan mahasiswa USK memiliki kesempatan menghasilkan inovasi dari hilirisasi riset yang bernilai komersial yang tinggi. Selain bisa menghasilkan berbagai kekayaan intelektual bagi kampus, sekaligus juga bisa dikomersialkan untuk menghasilkan pendapatan baik bagi kampus maupun masyarakat,” ujar Samsul.

“Saya mengharapkan kepada mahasiswa USK untuk dari sekarang melatih diri menjadi wirausaha muda, jangan lagi mengharapkan menjadi pegawai negeri. Jadilah pengusaha yang tangguh, kompeten dalam keilmuan, berani dan kuat menghadapi tantangan, terampil dalam komunikasi dan human relation, serta berakhlak mulia. Ini akan menjadi modal besar dalam memperbaiki masa depan bangsa kita”, lanjut rektor.

Sementara itu, Rahayu Puspasari yang menjadi narasumber pertama, menekankan pada kreativitas dalam mengelola aset dan sumber daya di perguruan tinggi khususnya yang berstatus Badan Layanan Umum (BLU) seperti USK.

Potensi Bisnis USK yang demikian besar harus dikelola dengan cermat dan fokus agar bias menghasilkan reveniew generating bagi pengembangan sekaligus kemandirian USK.

“Analisis model bisnis harus dilakukan secara cermat, agar income yang dihasilkan dari satu unit bisnis tidak habis untuk subsidi kepada unit bisnis yang tidak produktif. Namun demikian, income (penghasilan) tidak selalu harus diartikan secara finansial berupa uang cash. Income juga bisa berarti dampak sosial budaya yang bisa diperoleh dalam suatu aktivitas bisnis” ujar Puspa yang sukses mengantarkan Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) menjadi BLU yang mandiri dan maju.

Narasumber kedua, Riza Damanik menguraikan posisi strategis UMKM dan perguruan tinggi dalam perekonomian nasional. Sampai saat ini UMKM menjadi tulang punggung perekonomian nasional yang relatif tahan terhadap berbagai krisis.

UMKM perlu didukung melalui kebijakan dan kesempatan yang lebih besar agar bisa naik ke jenjang yang lebih tinggi dan siap bersaing secara global.

“Perguruan tinggi bisa membantu UMKM meningkatkan inovasi teknologi agar produk UMKM bernilai tinggi dan memperoleh justifikasi ilmiah sehingga mampu bersaing di market, baik lokal, nasional maupun internasional. Untuk itu UMKM perlu meningkatkan kualitas baik produk maupun kemasan,” ucapnya.

“Memang akan memerlukan pelaratan yang tidak murah, tapi bisa dengan pendekatan factory sharing yang memungkinkan UMKM  berhimpun menjadi kelompok bisnis yang relatif besar dengan memanfaatkan  fasilitas secara Bersama,” ujar Riza lagi.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Badan Pengembangan Bisnis USK, Syaifullah Muhammad menguraikan potensi bisnis yang ada di USK, baik bisnis akademik maupun bisnis non akademik.

Saat ini, kata dia, banyak peluang bisnis yang bisa dikembangkan dan melibatkan pihak dunia usaha sebagai mitra bisnis. Beberapa peluang antara lain pembukaan klinik pratama dan apotek Pendidikan, Roasting Kopi, Peternakan, Rumah Sakit Hewan dan Petshop, Pembibitan, Daur Ulang Sampah, SPBU, Hotel, Furnitur, Training, Jasa kepakaran, sport center, open space even, kantin dan mini market dan ekspor produk atsiri.

“Mari berkolaborasi dengan USK-Business atau U-Business. USK memiliki berbagai fasilitas dan sumber daya yang bisa menjadi income generating untuk kemajuan bersama. Ke depan, setiap orang akan berkesempatan mendapatkan income dari USK-Business,” ujar Syaifullah.

“Dengan aplikasi yang akan dikembangkan dan didukung oleh regulasi, maka setiap transaksi bisnis yang terjadi, akan ada potongan yang di-share langsung ke rekening yang bersangkutan. Dengan demikian, maka terbuka kesempatan bagi puluhan ribu mahasiswa dan civitas akademika USK lainnya untuk mendapatkan income sebagai tenaga marketing dari produk dan fasilitas USK,” urai Syaifullah yang juga merupakan Kepala ARC-PUIPT Nilam Aceh USK ini.

Narasumber selanjutnya, Meika Syahbana Rusli, menjelaskan pengalam IPB dalam pengembangan bisnis. IPB saat ini merupakan PTNBH yang telah memiliki berbagai kegiatan bisnis secara profesional dan memberikan pendapatan yang sangat signifikan bagi IPB.

“Dulu IPB mengandalkan bisnis berbagi pelayanan dari aset-aset yang ada. Namun seiring perjalanan waktu, kini kami menyadari bahwa bisnis berbasi inovasi merupakan pilihan yang tepat untuk menjadi pilihan utama. Bisnis berbasis inovasi bersifat renewable dan tidak akan pernah habis untuk terus diekplorasi dan dikembangkan” urai Meika, yang saat ini merupakan Kepala SBRC IPB.

Pemaparan selanjutnya dilakukan oleh Ismail Rasyid, pengusaha asal Aceh yang sukses melakukan bisnis ekspor impor. Ismail menguraikan kayanya komoditas lokal Aceh seperti kopi, nilam, coklat, sawit dan lain-lain yang sangat diminati oleh market internasional.

“Mendengar berbagai pemaparan pada seminar ini, membuat saya semakin yakin dan bersemangat untuk berbuat sesuatu untuk memajukan negeri kita khususnya Aceh,” ujar Ismail.

Pembicara terakhir adalah Fendi Asmara yang menguraikan digital marketing sebagai salah satu tools penting untuk bisnis di masa depan.

“PT. Pos Indonesia telah memiliki aplikasi digital Pos Pay yang bisa digunakan untuk memperlancar berbagai transaksi bisnis. PT Pos siap bekerja sama dengan perguruan tinggi, pemerintah, dunia usaha dan masyarakat,” ujar Kepala PT. Pos Perwakilan Aceh itu. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *