Kakao Komoditi Penting Pengembangan Ekonomi Lestari Aceh Tamiang

waktu baca 2 menit
Pj Bupati Aceh Tamiang Asra saat menerima delegasi PT Mars Symbioscience Indonesia, USAID, dan Yayasan Inisiatif Dagang Hijau (YIDH), di ruang rapat kantor bupati setempat, Kamis, 2 Mei 2024.

Theacehpost.com | ACEH TAMIANG – Kakao menjadi komoditi penting dalam pengembangan ekonomi lestari di Aceh Tamiang. Pj Bupati Aceh Tamiang, berkomitmen mengembangkan kembali kakao Aceh Tamiang yang lama tertidur.

“Kakao menjadi komoditi penting bagi pengembangan ekonomi lestari. Kami sangat berkomitmen mengembangkan kembali kakao Aceh Tamiang yang lama tertidur, tentunya dengan dukungan pola dan model yang sesuai serta berkelanjutan,” ujar Asra saat menerima delegasi PT Mars Symbioscience Indonesia, USAID, dan Yayasan Inisiatif Dagang Hijau (YIDH), di ruang rapat kantor bupati setempat, Kamis, 2 Mei 2024.

Asra menginginkan kemajuan bagi sektor pertanian sebagai salah satu sokoguru ekonomi kerakyatan. Ia bersama multipihak telah menyusun suatu konsep pembangunan ekonomi pertanian yang mengedepankan multikultur, bukan hanya tertumpu pada satu komoditi tertentu saja.

“Multikultur menjamin ekonomi petani kita tetap terjaga. Selama ini kelapa sawit memang menjadi penopang ekonomi mayoritas petani. Ini karena harganya masih bagus. Sebelumnya, petani kita sempat tenggelam karena hanya mengandalkan kelapa sawit sebagai sumber utama. Inilah yang menjadi dasar kami ingin mengembangkan kembali kakao di sini,” terangnya.

Asra mengungkapkan dirinya pernah membudidayakan tanaman yang bernama latin Theobroma cacao L tersebut. Saat itu, harga yang rendah serta hama dan penyakit menjadikan dirinya mengonversi tanaman budidaya kebunnya, dari kakao menjadi kelapa sawit.

banner 72x960

“Hari ini harga kakao bagus sekali, bahkan sempat mencapai Rp170 ribu per kilogram. Saya kira ini menjadi pemantik semangat bagi petani untuk membudidayakannya kembali,” tuturnya lagi.

Pemerintah daerah bersama lembaga multipihak baru saja mendirikan Pusat Pelatihan Komoditas Lestari yang turut menjadi milestone reborn bagi pengembangan kakao di Bumi Muda Sedia. Pihaknya bersama PUPL juga akan mempersiapkan lokasi dan komunitas petani yang siap mengadopsi teknologi budidaya tepat guna tersebut. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *