Pilu Halimah, Anaknya Buta Sejak Lahir, Suami Pergi Tak Tahu Rimbanya

waktu baca 3 menit
Halimatun Nur Suria menggendong anak perempuannya, Husnul Qatimah yang mengalami kebutaan sejak lahir. (Robbi Sugara/Theacehpost.com)

Theacehpost.com | BLANGPIDIE – Tidak ada senyuman yang tersungging di wajah Husnul Qatimah (9), bocah perempuan, yang tinggal di Gampong Alue Rambot, Kecamatan Lembah Sabil, Aceh Barat Daya.

Putri ketiga dari pasangan Sukardy (38) dan Halimatun Nur Suria (34) ini mengalami kebutaan dan lumpuh sejak lahir.

“Sejak lahir memang tidak normal seperti bayi lainnya, anak saya mengalami kebutaan dan lumpuh,” ucap Halimatun Nur Suria atau disapa Halimah, kepada Theacehpost.com yang berkunjung ke kediamannya, Minggu 17 Oktober 2021.

Halimah menyebutkan, Husnul juga tak bisa berbicara karena kondisi langit-langit mulutnya yang bocor.

Sejak Husnul lahir, ujarnya, rumah sakit jadi rumah kedua bagi mereka. Sebab anak ketiganya itu didiagnosa dokter mengalami komplikasi hampir di seluruh organ tubuhnya. Ia hanya dapat menelan susu sebagai asupan tubuhnya sehari hari.

banner 72x960

“Kalau tidak ada uang, kadang hanya saya berikan susu kotak yang dijual di kios seharga tiga ribuan. Bahkan sering saya berikan tepung beras yang dicampur air sebagai pengganti susu,” ujarnya.

Halimah berasal dari Kalimantan. Ia dan suaminya, Sukardy, bertemu di Malaysia saat keduanya sama-sama menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di negeri jiran tersebut. Setelah menikah, tahun 2007 Halimah melahirkan anak pertamanya. Sukardy lalu mengajaknya pulang ke Aceh.

Namun, setelah anak ketiganya lahir tahun 2012, sang suami berpamitan ke Banda Aceh untuk mencari nafkah. Setelah itu, Sukardy tak kunjung kembali sampai sekarang.

“Waktu itu suami pergi dengan mobil kawannya, sekalian bawa bawa durian dan semangka ke Banda Aceh,” terangnya.

Sukardy pergi saat anak ketiganya masih berumur 3 bulan, sedangkan kini sang anak sudah berusia 9 tahun. Halimah dan keluarga sang suami sudah berusaha untuk mencari keberadaannya, namun hasilnya nihil.

Sendiri Mencari Nafkah

Selama ini, untuk bertahan hidup dan menafkahi anak-anaknya, Halimah bekerja seorang diri sebagai buruh cuci dan membersihkan rumah warga sekitar.

“Selain itu ada juga dapat bantuan dari pemerintah dan warga sekitar,” ujarnya lirih.

Halimah bersama dua anak laki-lakinya, Irfan Gunawan (15) dan Rahmat Danil (13), harus bertahan dalam keadaan yang memprihatinkan. Sementara kedua anaknya itu masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP).

“Harapan saya, anak saya kan cuman minum susu, nggak makan nasi. Jadi tolonglah pemerintah atau siapa pun untuk membantu meringankan beban kami,” harapnya.

Pj. Keuchik gampong Alue Rambot, Sawal (50) mengakui bahwa Halimah hanya tinggal bersama ketiga anaknya, sedangkan suaminya tak tahu di mana.

Menurut Sawal, sebelumnya Halimah sekeluarga tinggal di gubuk. Belakangan rumah yang mereka tempati mendapat bantuan renovasi dari pemerintah. Rumah tersebut kini belum sepenuhnya rampung, hanya memiliki satu kamar dan dapur tanpa kamar mandi.

“Tahun 2017 dulu ada bantuan rehab rumah dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebesar 15 Juta, melalui program Bantuan Rumah Swadaya,” ujarnya.

Selain itu, Menurut Syawal, Halimah juga telah mendapatkan Bantuan Program Keluarga Harapan (PKH). Namun untuk tetap menopang kebutuhan keluarga tersebut, ia tetap berharap suami Halimah bisa kembali.

“Harapan kami, di mana pun keberadaan Sukardy, pulang lah. Kasihan anak-anak,” harap keuchik tersebut. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *