Peusaba Aceh Temukan Makam Raja Deurema

waktu baca 5 menit
Sejumlah nisan ditemukan tim Peusaba Aceh saat melakukan ekspedisi di Peusangan, Bireuen, Aceh. (Foto: Dok. Peusaba).

Theacehpost.com | BIREUEN – Tim Peusaba Aceh melakukan ekspedisi sejarah ke kawasan Peusangan, Kabupaten Bireuen pada akhir Januari 2021.

Tim yang dikoordinatori oleh Muammar Al Farisi ini ke Peusangan dalam rangka menelusuri dan mengungkap peninggalan sejarah.

Nama Peusangan sudah lama tertulis dalam naskah lama berbahasa Arab Melayu Aceh. 

Hikayat Raja Pase

Hikayat Raja Pase, salah satu yang tertua di Aceh. Isinya diperkirakan ditulis pada tahun 1351 telah menyebutkan nama Peusangan dan Bireuen.

banner 72x960

Dalam hikayat Raja Pase terdapat cerita tentang dua orang raja yang bersaudara, yaitu Raja Ahmad dan Raja Muhammad yang berdiam di negeri Samalanga. 

Dalam hikayat itu juga diceritakan bagaimana Meurah Silue (Sultan Malikussaleh) dan Meurah Hasum melanjutkan perjalanan ke Bireuen, kemudian keduanya berdiam di dekat Sungai Peusangan. 

Setelah itu, Meurah Silue pindah ke Samudera Pasai dan menjadi Sultan di Kerajaan Samudera Pasai. 

Hikayat Malem Dagang

Hikayat Malem Dagang adalah hikayat yang menceritakan ekspedisi Sultan Iskandar Muda (1607-1636) yang terkenal melawan Raja Si Ujud atau Portugis di Malaka. 

Untuk melawan Raja Si Ujud, yang pertama didatangi oleh Sultan adalah Panglima Pidie, jenderal terkuat Kesultanan Aceh Darussalam. Panglima Pidie bergelar Maharaja Indra. 

Di Meureudu, Sultan berhasil mengajak Ja Faqeh, seorang ulama besar dan Malem Dagang, untuk ikut memerangi Raja Si Ujud atau Portugis di Malaka. 

Perjalanan dilanjutkan ke Samalanga, disambut oleh Panglima Samalanga yang bergelar Maharaja, lalu menuju ke Peusangan disambut oleh Panglima Peusangan. 

Ketika Sultan Iskandar Muda tiba di Peusangan, Sultan kagum dengan kisah kedermawanan Raja Deurema yang diceritakan oleh Ja Faqeh.

Ia mengisahkan bahwa Raja Deurema menjual kain limong haih samah atau lima hasta satu emas atau sedirham tanpa mengambil keuntungan, untuk membantu rakyat yang miskin. 

Deurema adalah Raja di Gampong Raya Peusangan, sebelum kesultanan Aceh Darussalam dipersatukan oleh Sultan Ali Mughayat Syah (1507-1530). 

Raja Deurema menurut hikayat menikah dengan Siti Bangsawan anak Meureuhom Peudada (1507 M), masa hidup Raja Deurema jauh sebelum masa Sultan Iskandar Muda. 

Sultan Iskandar Muda kagum dengan kedermawanan Raja Deurema.

Ia kemudian terinspirasi dan mengatakan akan menjual kain tujuh hasta satu emas atau satu dirham untuk rakyat miskin. Ini terjadi pada era kejayaan kesultanan Aceh Darussalam. 

Ketika era kemunduran, dalam hikayat Pocut Muhammad, hal tersebut sudah tidak menguntungkan lagi bagi pemilik harta. Jauh berbeda ketika masa Sultan Iskandar Muda. 

Hikayat Malem Dagang menceritakan bagaimana Sultan Iskandar Muda meminta Panglima Peusangan ikut serta menyerang Portugis ke Malaka.

Namun, permintaan Sultan ditolak. Sebab, Panglima Peusangan harus menangkap gajah perang.

Pendapat Panglima Peusangan diterima oleh Sultan Iskandar Muda. Panglima Peusangan kemudian ditugaskan menangkap gajah dan membuat pabrik ulat sutra di Aceh. 

Pabrik ulat sutra Aceh di Peusangan terkenal di dunia, bahkan sebelum perang Aceh dengan Belanda. 

Dalam sejarah, Pasukan Gajah Peusangan yang dikerahkan sangat membantu Sultan Iskandar Muda dalam menaklukkan Deli yang memiliki benteng yang kuat. Pertempuran itu terjadi selama dua pekan.

Memiliki 900 gajah tempur adalah andalan Sultan Iskandar Muda menaklukkan Deli dan seluruh kawasan Melayu yang diserang Portugis. Kemudian serangan utama menyasar pasukan Portugis di Malaka.  

Dalam Bustanussalatin, ketika Sultan Iskandar Tsani (1636-1641) berziarah ke Pasai tahun 1638, beliau singgah di kawasan Jeumpa. 

Sultan Iskandar Tsani bertanya mengapa pemimpin atau panglima  di kawasan Jeumpa datang terlambat.

Lalu, datang Raja Kenayan yang menyatakan gajah sudah dicari. Akhirnya barulah Sultan Iskandar Tsani berangkat ke Peusangan untuk menangkap gajah. 

Hikayat Pocut Muhammad

Hikayat Pocut Muhammad (1735-1760) juga menceritakan bagaimana rakyat Peusangan menangkap gajah dengan dipimpin oleh Panglima Keudah. 

Panglima Keudah dapat menundukkan sang gajah dengan tatapan matanya kala gajah menyerangnya.

Dalam suratnya kepada Raja Inggris, Sultan Iskandar Muda menyebutkan beberapa wilayah penting Kesultanan Aceh Darussalam.

Wilayah tersebut di antaranya mencakup Lubok (Lamuri), Pidie, Samalanga, Peusangan, Pasai dan Peureulak yang di setiap daerah dipimpin sultan, panglima atau gubernur dari Kesultanan Aceh Darussalam.

Sedangkan, Samudera Pasai digabungkan, di bawah perintah langsung Sultan Iskandar Muda. 

Penemuan spektakuler

“Dalam Ekspedisi Kuta Peusangan, kami menemukan makam Raja Deurema, tokoh yang sesuai dengan isi Hikayat Malem Dagang di kawasan Gampong Raya Tambo Peusangan,” kata Muammar Al Farisi dalam keterangan tertulis kepada theacehpost.com, Sabtu, 6 Februari 2021.

Tak hanya makam Raja Deurema, Peusaba juga mendapati makam keluarga raja, abad ke 16 masehi. Makam-makam tersebut ditemukan tak jauh dari lokasi Raja Deurema.

“Tim juga menemukan beberapa makam lain, seperti makam Cut Ponde di kawasan Gampong Babah Jurong, Kuta Blang, Bireuen. Kami juga menemukan makam abad 15 masehi tak jauh dari makam Cut Ponde,” katanya.

Ketua Peusaba Aceh, Mawardi Usman, menilai dari hasil penemuan tersebut menandakan kawasan Peusangan adalah kawasan situs sejarah penting Aceh yang memerlukan perhatian dan penelitian mendalam. 

Penemuan ini sekaligus menandakan bahwa pada masa lalu  Jeumpa dan Peusangan merupakan kawasan penting Kesultanan Aceh Darussalam.

Oleh sebab itu, pemerintah diminta untuk peduli dan bisa melestarikan situs-situs bersejarah tersebut.

“Bek hana meuso dan hana meuho peu abeh peng Aceh, hasee tan sapue. Keuneubah indatu situs sejarah adat budaya ilee ta jaga (enggak tahu ke siapa dan kemana uang Aceh dikasih, hasilnya tidak ada. Peninggalan indatu situs sejarah adat dan budaya harus duluan dijaga) pemerintah,” kata Mawardi. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *