Museum Tsunami Aceh Dibuka Kembali, Pengunjung Dibatasi

waktu baca 2 menit
Pengunjung mengantri untuk memasuki Museum Tsunami Ace, Sabtu (2/1/2021). (Foto: Cut Putroe Ujong)

Theacehpost.com | BANDA ACEH – Sektor pariwisata yang terdampak pandemi di Kota Banda Aceh salah satunya yakni Museum Tsunami.

Hampir sembilan bulan destinasi andalan pariwasata Aceh ini ditutup akibat pandemi. Namun, kini telah dibuka kembali guna menyambut wisatawan usai ‘libur panjang’

 “Museum tsunami telah dibuka mulai Rabu, 30 Desember 2020, sempat ditutup hampir 9 bulan lebih lamanya,” ujar Kepala UPTD Museum Tsunami, Hafnidar kepada Theacehpost.com, Sabtu, 2 Januari 2021.

Hafnidar menjelaskan, setelah efektif beroperasi di era adaptasi kebiasaan baru ini, tentunya Museum Tsunami Aceh akan menyesuaikan sesuai pedoman protokol kesehatan (Prokes).

Prokes yang dimaksud berupa, membatasi kapasitas pengunjung hingga 50 persen, mengatur pintu masuk-keluar wisatawan, menyediakan tempat cuci tangan, mengecek suhu tubuh dan mewajibkan pakai masker.

banner 72x960

Namun, pihaknya mengakui tidak mudah mendisiplinkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan.

“Tidak mudah untuk mendisiplinkan pengunjung, apalagi yang berbeda usia, latar belakang, walaupun tujuannya sama ingin masuk ke museum. Yang paling sulit itu jaga jarak, menunggu, mengantri. Kadang, jika tidak tepat diubah lagi per jamnya, sampai semua ruang terdapat petugas,” tuturnya.

Waktu operasionalnya juga dibatasi, mulai dibuka pukul 09.00 WIB dan ditutup 16.00 WIB. Para pengunjung wajib menerapkan protokol kesehatan.

“Apabila tidak mengikuti aturan yang ditetapkan museum, mungkin untuk ke depan tidak bisa berkunjung lagi atau bisa jadi museum akan ditutup kembali. Kami akan terus mendisiplinkan masyarakat yang datang,” ungkapnya.

Seperti diketahui, pembatasan jumlah pengunjung yang ingin memasuki Museum Tsunami membuat wisatawan terpaksa mengantri. 

Bahkan jumlah warga yang mengantri sangat banyak, hingga petugas terpaksa menutup pintu gerbang Museum Tsunami Aceh guna mencegah kerumunan.

Salah seorang pengunjung, Uswatun Khairi mengatakan aturan yang diterapkan pengelola museum saat ini membuatnya terpaksa menunggu lama untuk dapat melihat isi bangunan tersebut.

“Peraturan yang dibuat sekarang makin lama dan membuat masyarakat jadi tambah menumpuk, karena jumlah pengunjung yang berantrian,” katanya.

Penulis: Cut Putroe Ujong

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *