Momentum Meningkatkan Iman dan Takwa

waktu baca 4 menit
Abdan Syakura

Oleh Abdan Syakura *)

MENINGKATKAN spirit keimanan dan ketakwaan sangat dianjurkan dalam Islam, terlebih lagi seperti sekarang sedang bulan Muharam. Disebutkan dalam Alquran, bulan ini penuh dengan kesucian.

Pada malam pergantian Tahun Baru Islam seluruh umat muslim mengisi dengan berbagai acara keagamaan, seperti berzikir, tausiah dan musabaqah, hingga berbagai kegiatan keagamaan lainnya sangat dianjurkan dalam Islam.

Sebenarnya, bukan hanya di bulan ini saja harus meningkatkan ketakwaan, bulan lain juga harus seperti itu. Mengapa bulan ini harus lebih diprioritaskan? Karena bulan ini ialah bulan yang sangat afdal disebutkan oleh Allah dan Rasul.

Di bulan ini, Allah SWT membukakan pintu rahmat yang seluas-luasnya bagi orang-orang yang menjalankan ibadah. Tentunya, pahala di bulan ini sangat jauh berbeda dengan bulan lainnya, selain bulan Ramadan dan bulan keberkahan lainnya.

banner 72x960

Bulan agung dan dimuliakan ini diharuskan mengawalinya dengan semangat baru dalam melakukan berbagai hal-hal bermanfat. Jangan sampai dengan berakhirnya bulan mulia ini tingkatan ketakwaan masih seperti biasanya, sangat merugi jika dibiarkan berlalu begitu saja.

Sangat diprioritaskan bulan Muharam dengan cara memperbanyak sedekah, silaturahim, puasa dan ibadah, karena jika semua sunah dikerjakan secara maksimal, maka Allah SWT akan memberikan pahala yang tidak ada bandingannya.

Dalam konteks Muharam, bagi yang belum melaksanakan perintah Allah, penulis mengajak berbagai kalangan mulai berhijrah memperbaiki diri dengan cara mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Hal-hal perlu didahulukan adalah niat yang kuat. Jika tak punya niat, percuma saja melakukan berbagai ritual keagamaan, karena lama-kelamaan akan mudah goyah dan memudar.

Patut diberikan apresiasi bagi mereka yang mempunyai jiwa untuk memperbaiki diri, karena perilaku seperti inilah yang sangat disukai oleh Nabi Muhammad SAW. Apalagi memperbanyak salawat kepadanya.

Silaturahmi juga harus dikedepankan, meski sekarang masih dalam kondisi pandemi. Tidak ada alasan untuk tak merawat silaturahmi asalkan tetap menjaga Prokes, bisa juga dengan melalui telepon dan alat komunikasi lainnya jika jarak memisahkan.

Pada awal memasuki bulan Muharam ini, ulama-ulama di seluruh penjuru dunia merayakannya dengan kebanggaan dan semangat yang amat besar, serta sangat istikamah tentunya.

Penulis juga sangat merasa bangga dengan ‘Negeri Serambi Mekkah’, mengapa, pada awal memasuki bulan yang agung ini setiap dayah dan masjid yang ada di Aceh ini diisi dengan berbagai acara keagamaan dengan dakwah dan zikir. Ini sangat patut untuk dilestarikan agar syariahnya semakin kental.

Harapannya ke depan, semoga ritual keagamaan seperti ini terus dirayakan dengan spirit besar oleh seluruh umat Islam. Agar tidak hilang spirit keislaman yang sudah tertanam dalam hati nurani umat, pemerintah seyogianya perlu menetapkan aturan agar semua ikut merayakannya.

Seharusnya, inilah hal yang harus diutamakan karena menyangkut dengan memperkokoh keimanan. Misalnya, kegiatan-kegiatan yang melalaikan kalau bisa ditinggalkan.

Dalam konteks bulan Muharam, Allah berfirman;

“Sesungguhnya bilangan bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, pada ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa. (Surah At Taubah: 36)

Dalam firman tersebut, Allah telah menjelaskan bahwa sungguh sangat rugi  orang-orang yang tidak meningkatkatkan ketakwaannya di bulan ini, apalagi melakukan berbagai hal yang dapat merusak keimanan. Semoga dengan kehadiran bulan penuh berkah ini kita dapat menjauhi segala perbuatan yang dilarang.

Rasulullah juga bersabda mengenai orang yang berpuasa di bulan Muharam, ‘’Sebaik-baik puasa setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharram.” (HR. Muslim)

Sesungguhnya siapa yang berpuasa di bulan Allah, di sana terdapat suatu hari yang Allah memberi pengampunan kepada sebuah kaum dan juga memberi pengampunan kepada kaum yang lain.

Semoga dengan memasuki bulan yang agung ini, semakin bertambah keimanan dan ketakwaan kita semua, serta diampuni segala dosa dan menjauhi pebuatan yang dilarang-Nya. []

*) Penulis Waketum HMP Sosiologi Agama UIN Ar-Raniry

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *