Milad ke-45, KPA Wilayah Teuming Ajak Masyarakat Zikir dan Doa

waktu baca 2 menit
Ketua KPA Wilayah Teuming, Nadir (baju kuning) didampingi Ketua BRA Kabupaten Aceh Tamiang, Agus Salim dan Ketua Harian Partai Aceh, Nurul Alam. [Dok. KPA]

Theacehpost.com | ACEH TAMIANG – Menyambut milad ke-45 tahun, Komite Peralihan Aceh mengajak semua lapisan masyarakat di Aceh Tamiang, khususnya barisan KPA menggelar zikir dan doa bersama pada 4 Desember 2021 mendatang.

Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) Wilayah Teuming, Muhammad Nadir atau yang akrab disapa Baja menyampaikan, milad ini merupakan momentum bersejarah bagi Aceh.

“Momentum ini untuk mengenang para syuhada yang telah berjasa memperjuangkan Rakyat Aceh. Kita sebagai masyarakat harus mengenangnya dengan menggelar zikir dan doa,” sebut Baja dalam keterangannya kepada Theacehpost.com, Kamis 25 November 2021.

Tanggal 4 Desember dikenang sebagai hari dimulainya perlawanan Gerakan Aceh Merdeka pada 1976 silam, dan berakhir sejak penandatanganan kesepakatan dengan pemerintah RI pada 15 Agustus 2005.

“Mari kita jaga perdamaian ini dengan tidak ada pengibaran Bendara Aceh di Wilayah Aceh Tamiang,” pintanya.

banner 72x960

Sementara itu, Ketua Badan Reintergrasi Aceh (BRA) Kabupaten Aceh Tamiang, Agus Salim juga turut mengimbau hal serupa.

Mantan ajudan Komandan GAM, Almarhum Tgk Abdullah Syafi’i itu menyampaikan, perdamaian harus dijaga bersama dengan tidak mencederainya.

Apalagi, pada milad kali ini, pihaknya menyerukan mantan kombatan untuk tidak mengibarkan bendera, namun diganti dengan zikir dan doa.

“Sudah sepatutnya kita jaga dan rawat, kita harus bersyukur dengan perjuangan para syuhada sehingga kita dapat rasakan seperti saat ini. Doa kita niatkan kepada para pejuang yang telah meninggal dunia pada saat konflik Aceh,” harapnya.

Senada dengan itu, Ketua Harian Partai Aceh Kabupaten Aceh Tamiang, Nurul Alam menyerukan semua pihak menjaga suasana damai, karena penting bagi masyarakat bisa beraktivitas dengan nyaman.

“Perdamaian ini dengan susah kita raih. Sehingga, menjadi tanggungjawab bersama menjaga perdamaian,” ungkap Nurul.

Di sisi lain, Nurul berharap Pemerintah Aceh dapat mendesak Pemerintah Pusat untuk segera merealisasikan seluruh butir-butir perjanjian damai MoU Helsinki demi keutuhan perdamaian di Aceh.

“Saat ini Aceh berjuang melalui jalur politik, sudah seyogianya perwakilan kita yang di parlemen memperjuangan seluruh butir-butir MoU Helsinki demi keutuhan perdamaian di Aceh,” pungkasnya.[]

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *