Jenazah Tari Tiba di SIM

waktu baca 2 menit
Istri Gubernur Aceh, Dr. Ir. Dyah Erti Idawati, MT bersama Bupati Nagan Raya, H. Jamin Idham, SE dan pejabat Dinsos Aceh menyambut kedatangan jenazah Septia Ulfa Lestari (22) di Bandara SIM Blangbintang, Selasa sore, 14 Juli 2021 pukul 14.55 WIB dan selanjutnya dibawa pulang ke kampung asalnya di Kuala Trang, Kecamatan Kuala Pesisir, Kabupaten Nagan Raya. (Foto Akin Razikin diteruskan Ketua Irmasbi Nagan Raya)

Theacehpost.com | BANDA ACEH – Istri Gubernur Aceh, Dr. Ir. Dyah Erti Idawati, MT bersama Bupati Nagan Raya, H. Jamin Idham,  SE dan pejabat Dinsos Aceh menyambut kedatangan jenazah Septia Ulfa Lestari (22) di Bandara SIM Blangbintang, Selasa sore, 14 Juli 2021 pukul 14.55 WIB.

Dyah meminta langsung rombongan dan keluarga almarhumah segera melanjutkan perjalanan ke Kabupaten Nagan Raya agar prosesi pemakaman bisa segera dilaksanakan.

Jenazah dipulangkan dengan mobil ambulans Dinas Sosial Aceh.

Sebelumnya, Dyah Erti bersama Bupati Nagan Raya berbincang terlebih dahulu bersama keluarga almarhumah.

Dalam kesempatan tersebut, mereka bercerita perihal kehidupan dan kenangan yang dijalani almarhumah.

banner 72x960

Bintoro, salah satu abang kandung korban yang datang menjemput di bandara menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemerintah Aceh yang telah membantu untuk memfasilitasi pemulangan jenazah adik kandungnya itu.

“Almarhumah anak yang baik dan patuh. Di sana dia selalu belajar dengan giat karena ingin membuat kami keluarganya bangga,” kata Bintoro.

Mujtahid, Guru Dayah Insan Qurani Aceh Besar, tempat Septia menuntut ilmu sebelum ke Mesir, mengaku almarhumah adalah sosok yang rajin.

Ia juga seorang tahfiz Al Qur’an 30 juz. Ia gigih menghafal Al-Quran dan belajar hingga bisa menempuh pendidikan tinggi di Mesir.

“Septia adalah angkatan pertama lulusan Dayah Insan Qur’ani. Dia anak yang berprestasi, kami bangga di usia dayah yang masih muda langsung melahirkan alumni yang mampu tembus ke Mesir,” kata Mujtahid.

Menurut Mujtahid almarhumah juga merupakan mahasiswi yang sangat giat dan rajin dalam bidang akademik.

Dalam dua tahun terakhir menjadi salah satu mahasiswi Aceh yang mendapat Mumtaz (nilai istimewa) secara berturut turut di tempatnya kuliah. Hal tersebut jarang diraih oleh mahasiswa Aceh lainnya.

“Kami merasa bangga atas prestasi yang diraih Septia. Kami mendoakan agar almarhumah ananda Septia mendapatkan tempat di sisi Allah, dan keluarga yang ditinggalkan tetap tetap tabah dan tentunya duka cita ini juga dirasakan oleh seluruh masyarakat Aceh lainnya,” ujar Dyah yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Aceh itu.

Baca juga: Ajal Menjemputmu di Negeri Para Nabi, Selamat Jalan Tari

Almarhumah menghembuskan nafas terakhir pada Rabu malam, 7 Juli 2021 pukul 22.30 Waktu Kairo.

Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, memerintahkan Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) untuk memulangkan jenazah Septia ke Nagan Raya.

Berdasarkan pengakuan rekannya di Kairo, almarhumah memang sudah memiliki riwayat sakit maag. Namun akhir-akhir ini karena sibuk dengan ujian di kampusnya, sehingga makannya tidak teratur.

Septia tercatat sebagai Mahasiswi Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, angkatan tahun ke-3 (semester VI). Dia berasal dari Gampong Kuala Trang, Kecamatan Kuala Pesisir, Kabupaten Nagan Raya. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *