Peserta Study Visit DAAD UIN Ar-Raniry Bersua Kak Icut, Warga Aceh yang Tinggal di Jerman

waktu baca 3 menit
Peserta Study Visit DAAD UIN Ar-Raniry bersilaturahmi dengan Kak Icut, warga Aceh yang kini menetap di Jerman. [Foto: Istimewa]

THEACEHPOST.COM | Jerman – Peserta Studi Visit Deutscher Akademischer Austauschdienst (DAAD) Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry yang mendapat kesempatan belajar di Jerman pada hari-hari terakhir di Frankfurt, Jerman, mendapat undangan dari salah satu masyarakat Aceh yang menetap di Jerman.

Ialah Cut Nur Afni, orang asli Aceh yang sebelum menetap di Jerman tinggal di kawasan Blower Banda Aceh. Setelah lulus Pondok Pesantren Oemar Diyan, ia tamat sebagai lulusan sarjana strata satu (S-1) Universitas Syiah Kuala (USK) di Fakultas Ekonomi.

Cut Nur Afni melanjutkan studi ke Jerman sejak 2005, sekarang sudah menetap, berkarir dan berkeluarga serta dikaruniai seorang putri.

Mendapat kesempatan untuk bisa mengenal keluarga Cut Nur Afni menjadi kesenangan tersendiri bagi peserta Study Visit DAAD UIN Ar-Raniry yang dapat merasakan keakraban orang Aceh di perantauan luar negeri.

Kak Icut, sapaan akrabnya itu dengan keramahannya menyambut baik kehadiran peserta Study Visit DAAD UIN Ar-Raniry. Ia tinggal di daerah Waldorf, Jerman, dengan jarak sekitar 45 menit dari Ibukota finansial Uni Eropa dan Jerman.

banner 72x960

Kak Icut di Jerman berkarier sebagai tutor chef di salah satu sekolah di Jerman. Keterampilannya dalam memasak terbukti dari hidangan makanan yang cukup lezat disajikan kepada peserta Study Visit DAAD UIN Ar-Raniry.

Sebelum memutuskan tinggal lama di Jerman, Kak Icut melanjutkan studi pasca tsunami Aceh tahun 2005 ke Jerman. Kak Icut akhirnya bertemu jodoh, Bang Frank, warga negara Jerman yang masuk Islam karena jatuh cinta dengan kuatnya karakter dan prinsip agama Kak Icut dan keluarga.

Setelah bersilaturahmi dan berkenalan langsung dengan keluarga Kak Icut di Banda Aceh, Frank memantapkan diri untuk melamar Kak Icut. Setelah menikah, keduanya tinggal di Mainz sekitar satu jam perjalanan dari Frankfurt, dan sudah dikaruniai seorang putri salihah bernama Zizah yang menguasai tiga bahasa yaitu bahasa Jerman, Indonesia, dan bahasa Aceh.

Kak Icut bahkan mengambil cuti kerja pada hari peserta Study Visit DAAD UIN Ar-Raniry berkunjung yang masih weekday, menjadi bukti bahwa Kak Icut juga begitu antusias bertemu saudara-saudaranya yang datang jauh-jauh dari nanggroe endatu.

Peserta Study Visit DAAD UIN Ar-Raniry disuguhi masakan khas Indonesia yang begitu lezat seperti bakso, lontong, nasi padang, sambal terasi dan ada juga gorengan seperti risol, tahu yang begitu nikmat dipadu dengan saus cabe, tidak lupa dengan es campur (es teler) yang dingin dinikmati sebagai minuman penutup.

Tidak hanya menikmati jamuan, peserta Study Visit DAAD UIN Ar-Raniry juga melaksanakan salat berjamaah dan mendengarkan nasihat serta pengalaman dan masukan dari Prof Saiful Akmal selaku pembimbing peserta dan kak icut

Berbagi pengalaman dan cerita mereka saat berkuliah di Jerman dan keakraban sebagai sesama aneuk nanggroe dan anak bangsa.

Dalam acara Halal Bihalal, peserta Study Visit DAAD UIN Ar-Raniry banyak belajar tentang cerita hidup di Jerman, pengalaman, dan nasihat berharga dari kak Icut. Peserta Study Visit DAAD UIN Ar-Raniry mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang potensi dan peluang yang ada di luar negeri, terutama dalam konteks pendidikan dan karier.

Kunjungan studi ini tidak hanya memberikan pengetahuan akademik, tetapi juga memperluas pandangan peserta study visit tentang hubungan antar negara, budaya, dan potensi yang ada di luar negeri.

Melalui Halal Bihalal yang penuh makna ini, diharapkan peserta Study Visit DAAD UIN Ar-Raniry dapat membawa pulang semangat, inspirasi baru dan energi kebaikan untuk mengukir prestasi di masa depan. (Akhyar)

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *