H Musannif Peusijuk dan Kukuhkan 242 Alumni Dayah Darul Ihsan XIX

waktu baca 2 menit
Ketua Yayasan Dayah Darul Ihsan Tgk H Musannif Sanusi SE SH menyampaikan sambutan pada acara pengukuhan dan peusijuk (tepung tawar) para alumni XIX di Hall Kompleks Dayah di desa Siem, Darussalam, Aceh Besar, Rabu 27 Maret 2024.

Theacehpost.com | ACEH BESAR – Dayah Darul Ihsan Abu Krueng Kalee dengan bangga mengumumkan pengukuhan dan peusijuk (tepung tawar) para alumni XIX di Hall Kompleks Dayah di Desa Siem, Darussalam, Aceh Besar, Rabu 27 Maret 2024.

Momen bersejarah yang diselenggarakan bertepatan 16 Ramadhan 1445 H, menjadi penuh makna bagi 242 alumni yang telah menyelesaikan perjalanan pendidikan mereka dengan sukses selama 6 tahun.

Para wali santri alumni, guru, dan santri, menghadiri kegiatan yang menunjukkan komitmen Dayah Darul Ihsan dalam memberikan penghargaan dan dukungan kepada para alumni yang telah menyelesaikan masa pendidikan mereka dengan baik.

Adapun rincian yang dipeusijuk 242 alumni, terbagi menjadi 121 putri dan 121 putra. Pengukuhan dan peusijuek menjadi tonggak sejarah bagi Keluarga Besar Dayah Darul Ihsan.

Ketua Panitia Peusijuk dan Pengukuhan Alumni, Zulfadhli Amd, menjelaskan rangkaian acara dimulai dengan pembacaan shamadiah yang dipimpin oleh Tgk Sirajuddin Amin SPdI, diikuti dengan sambutan dari berbagai pihak.

banner 72x960

Ketua Yayasan Tgk H Musannif Sanusi SE SH dalam sambutannya menyampaikan motivasi belajar yang lebih rajin karena besarnya tantangan di luar.

“Jangan sampai jadi generasi warung kopi,” tegasnya.

Acara di tutup dengan dipeusijuk oleh Syeh Edi Syuhada SS dan foto bersama, serta penyerahan cinderamata dari alumni ke pihak dayah.

M Fariel Al Kautsar mewakili santri, serta Prof Dr Salman Abdul Muthalib Lc Mag menyampaikan rasa terima kasih kepada Dayah Darul Ihsan.

Secara terpisah, Wakil Pimpinan Bidang Humas Dayah Darul Ihsan, Tgk Mustafa Husen Woyla SPdI, mengatakan, alumni hanya di peusijuk dan dikukuhkan sebagai alumni dengan pembacaan ikrar.

“Tidak ada upacara wisuda, karena tradisi dayah, tidak ada wisuda, dan untuk diketahui tidak ada wisuda juga berlaku pada tradisi akademik di universitas tertua di dunia, yakni di Al Azhar, Kairo Mesir. Di sana wisuda hanya dilakukan oleh paguyuban mahasiswa, bukan oleh pihak universitas,” sambungnya. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *