Grup WhatsApp KSA Luncurkan Buku 17 Tahun Perdamaian Aceh

waktu baca 2 menit
Peluncuran dan bedah 17 Tahun Perdamaian Aceh, Refleksi dan Harapan di Ruang Teater Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Banda Aceh, Sabtu, 22 Oktober 2022. (Zulfurqan/Theacehpost.com)

Theacehpost.com | BANDA ACEH – Grup WhatsApp (GWA) Krue Seumangat Aceh (KSA) meluncurkan buku berjudul 17 Tahun Perdamaian Aceh, Refleksi dan Harapan di Ruang Teater Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Banda Aceh, Sabtu, 22 Oktober 2022.

Koordinator KSA Saifuddin Bantasyam menuturkan, GWA KSA dibentuk 4 September 2019. Buku tersebut yang ditulis oleh 21 orang dari 50 anggota KSA yang diterbitkan Bandar Publishing.

“Sebagian besar buku ini berisi pengalaman, refleksi, dan analisis para penulis di masa konflik maupun saran dan harapannya  dalam rangka merawat perdamaian Aceh,” terangnya pada acara bertajuk Cerdas Memaknai Perdamaian, Sesibuk Apapun Harus Tetap Menulis.

Dia menambahkan, banyak mahasiswa tidak memahami dengan baik sejarah perdamaian Aceh. Saat dirinya mengajar di sejumlah fakultas dan menanyakan tentang MoU Helsinki, mereka tidak bisa menjawab dengan baik.

Peluncuran buku tersebut disertai pembedahan oleh Penulis Acehnologi dan Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry Dr Kamaruzzaman Bustamam Ahmad MA, dan Wartawan Tempo dan CEO Acehkini.id Adi Warsidi ST.

banner 72x960

Dalam acara yang dimoderatori oleh Wartawan Senior Serambi Indonesia Yarmen Dinamika, Adi Warsidi menyampaikan, kehadiran buku yang ditulis KSA dapat memperkuat sejarah perdamaian Aceh.

Dia menambahkan, saat ini, di kalangan mahasiswa banyak tidak tahu sejarah detail perdamaian. Seharusnya pemerintah dalam hal ini legislatif dan eksekutif perlu mendorong supaya seluruh masyarakat Aceh bisa memahami tentang perdamaian Aceh. “Penulisan buku sejarah perdamaian penting agar menjadi referensi generasi ke depan,” paparnya.

Sementara itu, Kamaruzzaman atau akrab disapa KBA merekomendasikan buku karya KSA. Buku tersebut berisi tentang sejarah serta menjadi literasi perdamaian. “Buku tersebut perlu diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris,” terangnya.

Turut hadir pada acara tersebut seperti mantan juru runding Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Munawar Liza, Guru Besar UIN Ar-Raniry, Anggota DPR RI Muhammad Nasir Djamil, Anggota DPD RI Fadhil Rahmi, para penulis, mahasiswa, dan sejumlah tokoh lainnya.

Munawar Liza menjelaskan, bukan kesalahan mahasiswa tidak mengetahui baik tentang sejarah perdamaian Aceh. Menurutnya, perguruan tinggi seperti Universitas Syiah Kuala (USK) dan UIN Ar-Raniry perlu menyiapkan pusat studi perdamaian.

Diakuinya, selama ini dirinya banyak menghadiri undangan-undangan luar seperti di Universitas Gajah Mada (UGM) dan Institut Pertanian Bogor (ITB) untuk menceritakan perdamaian Aceh. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *