BMM Aceh Berbagi Kebahagiaan kepada Muslim Rohingya di Hari Raya Idul Adha

waktu baca 2 menit
Foto : Ist

Theacehpost.com | Aceh Utara – Pengungsi Muslim etnis Rohingya asal Myanmar terdampar di perairan Lhokseumawe, Aceh Utara. Pengungsi yang terdiri dari 15 laki-laki, 49 perempuan dan 30 anak-anak ini diselamatkan oleh nelayan setempat pada akhir Juni lalu.

Pada peringatan Hari Raya Idul Adha 1441 Hijriah ini Baitulmaal Muamalat (BMM) sebagai salah satu Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) membagikan daging kurban kepada pengungsi Rohingya di Aceh oleh BMM Aceh melalui program Qurban Prioritas.

Sebanyak 24 domba yang telah disembelih didistribusikan kepada seluruh pengungsi yang ditempatkan di Gedung Balai Latihan Kerja (BLK) Lhokseumawe, Aceh Utara pada hari Minggu, 2 Agustus 2020. Selain daging kurban, pada kesempatan yang sama BMM juga memberikan bantuan uang tunai untuk pembangunan dapur umum para pengungsi senilai Rp25 juta.

Kepala Perwakilan Wilayah BMM Aceh Gunawan Indra H mengatakan kurban untuk Rohingya berasal dari mudhohi seluruh Indonesia, “Kurban kepada pengungsi Rohingya di Aceh merupakan bukti kepedulian masyarakat Indonesia.”

Dok BMM Aceh

Dia menambahkan bahwa penyaluran kurban ini merupakan bagian dari program Qurban Prioritas 2020. Berdasarkan data BMM, partisipasi masyarakat dalam berkurban tahun ini justru meningkat pesat jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya meskipun sekarang dalam masa pandemi.

banner 72x960

Dua hari sebelumnya, BMM Aceh juga mendistribusikan hewan kurban di dua lokasi yaitu di Muamalat Solidarity Boarding School (MSBS) dan Sekolah Fajar Hidayah, Aceh Besar yang disalurkan bagi santri yatim, piatu, dan dhuafa.

“Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para mudhohi yang telah menyalurkan hewan kurbannya melalui BMM Aceh dan yang membeli hewan kurban melalui MSBS Farm,” imbuh Gunawan.

Sebagai informasi, para pengungsi etnis Rohingya tersebut merupakan korban dari kerusuhan etnis di wilayah Rakhine, Myanmar yang telah terjadi selama bertahun-tahun. Sebelum terdampar di Aceh mereka hidup di penampungan di Bangladesh yang berbatasan dengan Myanmar.[is]

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *