Video Santri Asal Simeulue Mengaku Dianiaya Beredar di Media Sosial

waktu baca 2 menit
Foto tangkapan layar yang memperlihatkan kondisi santri asal Simeulue yang mengaku dianiaya temannya di salah satu pesantren di Aceh Besar.


Theacehpost.com | BANDA ACEH – Sebuah video berdurasi 1 menit 32 detik dengan konten seorang remaja mengaku dianiaya kawan di salah satu pesantren di Montasik, Aceh Besar menyebar di media sosial termasuk sejumlah grup WhatsApp.

Video yang belum diketahui kapan dan siapa yang memposting pertama sekali dikutip Theacehpost.com dari grup WhatsApp “Silaturahmi Abes” pada Rabu pagi, 31 Agustus 2022.

Video itu merekam sosok seorang remaja putra mengenakan peci dan berbaju kaos. Terdengar suara perempuan yang mewawancarai remaja tersebut.

“Kenapa nak matanya?,” tanya perempuan yang mewawancarai.

“Sakit,” jawab si anak. “Ditendang kawan,” lanjutnya.

banner 72x960

“Ditendang kawan, siapa nama kawannya?”

“Ahmad Zaini,” jawabnya.

Ketika ditanya dimananya ditendang, si anak mengaku di belakang sekali di muka dua kali.

Pewawancara memeriksa langsung kondisi mata kanan si anak yang terlihat membiru di bagian bawah kelopak.

Ketika kelopak mata ditarik, terlihat bola mata memerah seperti endapan darah beku.

“Kenapa belum kasih tahu orang tua?”

“Takut, Bu. Gak dikasih sama abang tuh (abang yang pukul)”

Si anak juga mengaku kalau batuk berdarah, keluar dari hidung warna hitam.

Santri yang diwawancarai tersebut bernama (Arham Umar?) asal Simeulue. Dia menyebut dari Pesantren Bustanul Ulum, Montasik. Namun belum didapat konfirmasi terkait kebenaran nama pesantren yang disebut si anak.

Menyusul menyebarnya video itu, muncul beragam tanggapan, seperti dari kalangan anggota grup WhatsApp “Silaturahmi Abes”.

Anggota grup bernama Alfiansyah Darussalam menulis caption video tersebut, “Kejadian di pesantren Bustanul Ulum Montasik..blm tau persis kronologis nya bagaimana.”

Video itu dikomen singkat oleh Fuadi Razali, “Masya Allah”.

Anggota grup lainnya, Mustafa menulis, Astaghfirullah, pakon lagenyan aklak aneuk mit tanyo ka, sayang aneuk mit yg sengap2 lam dayah.”

Komentar juga ditulis oleh anggota grup bernama Pak Kechik. “Harus di tindak lanjut oleh pihak dayah supaya tdk terulang lagi …” []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *