Tokoh Gampong Tanggapi PT BEL: Mosi Bukan Kepentingan Pribadi

Tokoh masyarakat Seunagan, T Ridwan. [Dok. Pribadi]

Theacehpost.com | NAGAN RAYA – Protes sejumlah perwakilan warga di Seunagan terhadap realisasi dana Corporate Social Responsibility (CSR) PT Bara Energi Lestari ternyata berbuntut panjang. Usai ditanggapi perusahaan di media massa, para tokoh gampong pun memberi tanggapan balik.

banner 72x960

Sebelumnya, perusahaan mengklaim tuntutan para tokoh itu tidak merepresentasikan aspirasi masyarakat secara keseluruhan.

Baca juga: Warga Seunagan Ajukan Mosi Tidak Percaya ke PT BEL, Ada Apa?

“Pernyataan Kepala Teknik Tambang PT BEL makin melukai hati masyarakat,” kata perwakilan tokoh masyarakat, T Ridwan pada Senin 31 Januari 2022.

“Ini bukti saudara Rahmad Azhari (PT BEL) itu tidak menghargai lagi para tokoh masyarakat kami yang hadir dalam acara konferensi pers kemarin, padahal semuanya itu wakil masyarakat dari lima desa, apalagi ikut hadir Imum Mukim Paya Udeung yang membawahi kelima desa tersebut,” tambahnya lagi.

Bukannya mencari solusi, lanjut Ridwan, pernyataan Kepala Teknik Pertambangan PT BEL itu terkesan meremehkan warga.

Baca juga: PT Bara Energi Lestari: Mosi Tokoh Gampong Tak Wakili Masyarakat

“Apa itu karena dia merasa ada yang membelanya dari salah seorang kepala desa,” bebernya.

Menurutnya, dalam waktu dekat pihak warga bakal mengerahkan massa aksi, yang disebutnya sebagai bukti tuntutan tersebut bukan keinginan pribadi segelintir orang.

“Kita juga menagih, selama ini mengenai Dana CSR itu Rp40 juta per desa ke mana, sejak tahun 2019-2021. Hanya minta Rencana Anggara Biaya (RAB) saja tapi kok tidak direalisasi,” tuding Ridwan.

Bahkan menurutnya klaim PT BEL terkait persentase tenaga kerja di perusahaan tersebut patut dipertanyakan lebih lanjut.

“Mengenai ketenagakerjaan di PT BEL yang katanya didominasi warga setempat, tolong dipastikan dengan benar, perjanjian dengan warga di Ring 1 perusahaan bagaimana pertanggungjawabannya,” tegasnya.

Ia juga mempersoalkan lubang tambang yang berada di Desa Alue Buloh yang hingga kini belum diperbaiki. Dengan sederetan masalah yang ada, Ridwan khawatir hal ini sewaktu-waktu bakal memancing kemarahan warga.

“Ini seperti bom waktu yang siap meledak dan membongkar sejumlah masalah di perusahaan tersebut,” pungkasnya. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *