Perdana, Aceh Kirim 3.500 Ton Sulfur ke Provinsi Riau via Pelabuhan Kuala Langsa

waktu baca 3 menit

Theacehpost.com | BANDA ACEH – Kolaborasi dua Badan Usaha Milik Aceh (BUMA), yakni PT Pembangunan Aceh (PT Pema) dan PT Pelabuhan Kota Langsa (Pekola), mencapai puncaknya dengan pengiriman perdana 3.500 ton sulfur ke Provinsi Riau.

Direktur Utama PT Pema, Ali Mulyagusdin menyampaikan, kegiatan ini menandai dimulainya operasi perdana sulfur di Pelabuhan Kuala Langsa, setelah sebelumnya dilakukan di Pelabuhan Blang Lancang Lhokseumawe.

“Pemindahan ini bertujuan untuk mengembangkan transaksi dan menghidupkan kembali pelabuhan-pelabuhan di Aceh. Alhamdulillah, rencana eksplorasi potensi sulfur Aceh yang telah direncanakan sejak lama akhirnya terwujud,” ujar Ali, Minggu (21/4/2024).

Menurut dia, pengoperasian perdagangan sulfur dengan volume pengiriman 3.500 ton menjadi tonggak penting pada awal tahun 2024.

“Kita berharap Kota Langsa terus berkembang sebagai pusat perdagangan dan jasa di wilayah timur Aceh,” ujar Ali.

banner 72x960

Dia meyakini bahwa pengelolaan Pelabuhan Kuala Langsa akan berperan penting dalam memajukan ekonomi di Tanah Rencong.

Selain meningkatkan pendapatan daerah, kerja sama ini juga akan mendorong penciptaan lapangan kerja lokal dan pemanfaatan infrastruktur publik untuk menggerakkan investasi daerah.

Jika pengelolaan ini berhasil, akan ada kesempatan bagi masyarakat setempat untuk bekerja di industri tersebut.

“Keberhasilan ini tidak terlepas dari dukungan penuh dari Pj Wali Kota Langsa beserta jajaran Forkopimda Kota Langsa, dan Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kuala Langsa, serta General Manager PT Pelindo Regional Cabang Lhokseumawe yang terus membimbing PT Pema dalam operasi pengangkatan sulfur di Pelabuhan Kuala Langsa,” tutur Ali.

Untuk diketahui, program perdagangan sulfur di Pelabuhan Kuala Langsa merupakan salah satu langkah eksplorasi potensi daerah melalui pengiriman komoditi sulfur ke Riau. Aktivasi pelabuhan secara tidak langsung akan meningkatkan perekonomian lokal.

Penambahan aktivitas ini akan menciptakan transaksi jual beli dan meningkatkan perekonomian, sebagaimana yang diungkapkan oleh Mahdinur.

Dia yakin bahwa program pengangkatan sulfur di Pelabuhan Kuala Langsa adalah salah satu potensi yang menjanjikan bagi Aceh.

“Dengan acara ini, kita melihat awal yang baik bagi Aceh dalam mengeksplorasi potensi sulfur sebagai salah satu komoditas unggulan daerah,” tambah Mahdinur.

Dia berharap program ini terus berkembang untuk memajukan Aceh, khususnya Pelabuhan Kuala Langsa sebagai lokasi industri yang strategis.

Jika semuanya berjalan sesuai rencana, Pelabuhan Kuala Langsa akan menjadi basis ekspor sulfur dan membawa nama Aceh ke tingkat internasional.

PJ Wali Kota yang diwakili oleh Sekda Langsa, Sayed Mahdum, menyatakan dukungan penuh terhadap operasi ini dalam pidatonya,

“Kami mendukung penuh kegiatan operasional ini, semoga dapat berjalan lancar dan berlanjut. Kami ingin investasi ini tetap berada di Langsa, dan bahkan kami berharap bisa menarik investasi lainnya.”

Ketua Tim Komersialisasi Sulfur PT Pema, Panca Tri Ramadhani Ritonga, menyatakan dalam wawancaranya, “Alhamdulillah, kami berhasil melakukan pengangkatan perdana sulfur melalui Pelabuhan Kuala Langsa dengan lancar meskipun cuaca tidak bersahabat.”

“Hari ini, kami akan mengirimkan 3.500 ton sulfur ke PT Asia Pasific Rayon yang akan digunakan di salah satu pabrik di Riau. Kami juga menargetkan pengiriman lainnya pada bulan Juni mendatang. Kami memohon doa agar kami dapat melakukan ekspor sulfur ke negara tetangga,” ucapnya.

Lebih lanjut, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kelancaran operasi ini, termasuk Kepala KSOP Kota Langsa, GM PT Pelindo Langsa, PT Medco E&P Malaka, Forkopimda Kota Langsa, PT Pekola, Transportir PT Maligo, Polres Kota Langsa, Kodim 0104 Aceh Timur, para awak media, mahasiswa, dan seluruh masyarakat yang telah mendukung kegiatan ini.

“Kami berharap terus mendapat dukungan dalam upaya kami untuk menghidupkan Pelabuhan Kuala Langsa melalui pemanfaatan komoditi sulfur dan komoditi lainnya,” pungkasnya. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *