Pemerintah Aceh Targetkan 2,5 Juta Wisatawan, Rektor UTU: Perlu Penataan yang Lebih Rapi Kawasan SIMIA Blang Bintang

waktu baca 2 menit
Foto Dokumen Pribadi Dr. Ishak.

Theacehpost.com | BANDA ACEH – Pemerintah Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh baru-baru ini telah meluncurkan Khazanah Piasan Nanggroe atau Kalender Event Wisata dan Budaya Aceh Tahun 2023 yang diselenggarakan di Jakarta beberapa waktu lalu.

Ketiga event itu ialah Sabang Marine Festival, Festival Ramadhan dan Aceh Culinary Festival. Selain itu, pada tanggal 19 sampai 27 Agustus 2023, Pemerintah Aceh juga menyelenggarakan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8 dengan tema “Rempahkan Bumi Pulihkan Dunia”.

Menjelang berlangsungnya event-event besar tersebut, sebagai langkah awal, Pemerintah Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh bersama Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) menggelar Aceh Travel Mart, dalam rangka mempromosikan potensi dan agenda wisata sebagaimana tercantum di dalam Khazanah Piasan Nanggroe itu.

Dalam agenda tersebut, Pemerintah Aceh berencana menargetkan sebanyak 2,5 juta wisatawan yang berkunjung ke Aceh pada tahun 2023.

Baca juga: Pemerintah Aceh Targetkan 2,5 Juta Wisatawan Tahun 2023

banner 72x960

Menyikapi tiga agenda besar tersebut, Pemerintah Aceh sedang mempersiapkan sarana dan prasarana penunjang, seperti perbaikan tempat umum, penataan ruang publik dan fasilitas umum lainnya untuk persiapan kedatangan wisatawan.

Rektor Universitas Teuku Umar Meulaboh, Dr. Ishak Hasan, M.Si menyambut baik program Pemerintah Aceh menargetkan 2,5 juta wisatawan ke Provinsi Aceh pada tahun ini. Ia mengatakan pemerintah daerah segera melakukan penataan dan perbaikan terhadap tempat-tempat strategis, khususnnya di pintu masuk Bandara Sultan Iskandar Muda kawasan Blang Bintang, Aceh Besar.

“Perlu penataan yang lebih rapi kawasan SMIA agar wisatawan masuk Aceh lebih nyaman,” kata Dr. Ishak kepada Theacehpost.com, Kamis 9 Maret 2023.

Menurutnya, perlu penataan yang rapi dan estetik pada jalur Blang Bintang yang merupakan pintu masuk ke Provinsi Syariat Islam.

“Ini pintu masuk ke Provinsi Syariat Islam bisa mencerminkan bahwa nilai Islam di Aceh menghargai estetika yang tinggi, tidak terkesan kumuh, dan sangat memalukan kita,” terang Rektor Ishak.

Dikatakannya, saat melintasi Kawasan itu, ia menemukan beberapa titik jembatan, grapura dan penataan bunga trotoar di jalan menuju arah Bandara SIM – Banda Aceh atau sebaliknya, terlihat seperti kurang ter-urus dan kumuh.

“Di jembatan Lambaro saja tidak bisa hidup bunga-bunga yang indah dan rapi. Tiang-tiang kayu, pohon-pohon dan iklan-iklan di jalur hijau perlu ditertibkan sepanjang jalan Bandara menuju kota perlu ditertibkan,” demikian sebut Dr. Ishak.[]

Berita lainnya:

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *