Kepala BKKBN dan Ahli Gizi Dorong Pencegahan Stunting di Aceh Utara

waktu baca 3 menit
Foto: Dok. Humas Aceh Utara

Theacehpost.com | LHOKSUKON – Kepala BKKBN Pusat Dr (HC) dr Hasto Wardoyo, SpOG (K), dan ahli gizi masyarakat Dr dr Tan Shot Yen, MHum, tampil sebagai narasumber pada pelatihan peningkatan kapasitas Pengurus TP-PKK Kabupaten Aceh Utara, Minggu 26 November 2023.

Kegiatan itu mengambil tema “Stunting Bisa Dicegah Jika Kita Tidak Lengah”, dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Ibu tahun 2023, berlangsung di aula Pendopo Bupati Aceh Utara di Lhokseumawe.

Pelatihan peningkatan kapasitas Pengurus TP-PKK Kabupaten Aceh Utara ini merupakan upaya untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang stunting. Dengan pemahaman yang lebih baik, maka Pengurus TP-PKK akan lebih siap untuk melaksanakan upaya-upaya pencegahan stunting.

Acara itu diawali dengan pelantikan Pengurus TP-PKK Kabupaten Aceh Utara oleh Pj Bupati Dr Mahyuzar, MSi. Kepengurusan TP-PKK Aceh Utara saat ini dinakhodai oleh Ny Awirdalina Mahyuzar. Turut hadir menyaksikan prosesi pelantikan di antaranya Asisten II Setdakab Aceh Utara Ir Risawan Bentara, MT, Asisten III Drs H Adamy, MPd, para Kepala OPD, para Camat, para Kepala Puskesmas, dan para pimpinan organisasi wanita.

Kepala BKKBN Pusat Dr (HC) dr Hasto Wardoyo, SpOG (K), tampil sebagai opening speech melalui zoom meeting.

banner 72x960

Pada kesempatan itu Hasto memaparkan tentang ruang lingkup program dan prioritas kerja BKKBN dalam upaya-upaya percepatan penurunan angka stunting secara nasional.

Hasto juga memaparkan data-data kondisi kekinian stunting di setiap daerah. Aceh Utara sebagai salah satu daerah lokus stunting diharapkan dapat meningkatkan kinerja yang lebih solid di antara semua stakeholder sehingga upaya-upaya penurunan angka stunting dapat berjalan maksimal.

Sedangkan Dr Tan Shot Yen tampil offline memaparkan materi di hadapan peserta tentang pola pencegahan stunting melalui pemberian asupan gizi yang cukup kepada ibu hamil dan anak.

Tan Shot Yen adalah seorang dokter lulusan FK Universitas Tarumanagara, yang menyelesaikan pendidikan Profesi Kedokteran Negara FKUI pada 1991. Ia meneruskan pendidikan magisternya di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara serta mendapatkan gelar tertinggi akademik sebagai Doktor Ahli Gizi Komunitas di FKUI pada 2014.

Menurut Dr Tan, stunting disebabkan oleh gangguan gizi kronis sejak ibunya hamil hingga anak usia 2 tahun, atau sering disebut 1000 hari pertama kehidupan. Pada saat inilah seharusnya asupan gizi benar-benar diperhatikan, merupakan cara paling prioritas untuk mencegah anak stunting.

Dikatakan, pembentukan dan pertumbuhan 80 persen kapasitas otak adalah saat usia anak 0 sampai 2 tahun. Di usia inilah sangat perlu anak-anak diberikan asupan gizi yang cukup. Jika pada usia ini anak-anak mengalami gizi kronis, maka pada tahap kehidupan berikutnya dia akan mengalami berbagai kendala dalam pertumbuhan dan kesehatan, termasuk mengalami stunting.

“Jadi, penanganan stunting haruslah fokus pada ibu hamil dan anak-anak di bawah usia 2 tahun. Dari sinilah stunting bisa dicegah,” tegas Dr Tan.

Lebih jauh Dr Tan mengatakan bahwa pemberian makanan tambahan untuk anak usia SD dan disebut-sebut untuk mencegah stunting, itu adalah nonsens, tidak benar. “Kalau ada orang yang melakukan seperti itu dan dia bilang itu untuk mencegah stunting, pasti dia sedang berkampanye,” ungkap Dr Tan disambut gelak para peserta.

Ketua Pengurus TP-PKK Kabupaten Aceh Utara Ny Awirdalina Mahyuzar secara terpisah mengatakan pelatihan tersebut diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih konkrit kepada pemangku kepentingan tentang pola yang tepat pencegahan stunting.

“Dari pemaparan tadi setidaknya kita tahu bahwa hal sangat penting dalam mencegah stunting adalah pemberian asupan gizi yang cukup kepada ibu hamil dan anak di bawah usia 2 tahun,” ungkapnya.

Pj Bupati Aceh Utara Dr Mahyuzar, MSi, menyampaikan apresiasi dilaksanakannya pelatihan peningkatan kapasitas kepada Pengurus TP-PKK Aceh Utara, dengan tema “Stunting Bisa Dicegah Jika Kita Tidak Lengah”.

“Pelatihan ini sangat penting untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan kita tentang stunting. Dengan pemahaman yang lebih baik, maka kita akan lebih siap untuk melaksanakan upaya-upaya pencegahan stunting,” kata Mahyuzar.[]

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *