Ini Dugaan Penyebab Jenazah Pasien Covid Tidak Dimakamkan oleh Tim RSUZA

waktu baca 2 menit
Warga Gampong Lamlagang, Kecamatan Bandaraya, Kota Banda Aceh memakamkan sendiri jenazah pasien Covid-19 tanpa dilengkapi standar prokes penguburan jenazah pasien Covid-19. Itu terjadi Selasa sore, 17 Agustus 2021 setelah ambulance RSUZA hanya mengantarkan jenazah yang sudah dalam peti tersebut ke kuburan yang disiapkan masyarakat. (Dokumnen warga Lamlagang)

Theacehpost.com | BANDA ACEH – Heboh jenazah pasien Covid-19 warga Lamlagang, Kecamatan Bandaraya, Kota Banda Aceh yang ditinggalkan begitu saja oleh ambulance RSUZA di lokasi pemakaman memunculkan beragam pertanyaan mengenai penyebabnya.

Direktur RSUZA Banda Aceh, dr. Isra Firmansyah, Sp.A yang dikonfirmasi Theacehpost.com berjanji akan segera menelusuri laporan itu dan mencari tahu penyebabnya. “Saya telusuri dulu, terima kasih infonya,” kata dr. Isra.

Penelusuran Theacehpost.com ke sejumlah sumber, termasuk ke layanan ambulance yang mengantar jenazah tersebut ke Lamlagang didapat info bahwa dalam melaksanakan pengantaran jenazah pada Selasa sore itu tak ada petugas lain di ambulance kecuali driver.

Informasi itu dibenarkan seorang tokoh Gampong Lamlagang. “Ambulance berhenti di halaman Masjid Lamlagang untuk dilaksanakan shalat jenazah oleh masyarakat. Tak ada petugas lain di ambulance, hanya sopir sendiri,” kata sumber dari unsur pimpinan gampong tersebut.

Lalu, kemana tim yang seharusnya ikut mendampingi untuk pelaksanaan pemakaman jenazah korban Covid-19 sesuai dengan ketentuan prokes?

banner 72x960

Seorang sumber dari ambulance RSUZA mengaku seharusnya memang ada tim yang mendampingi untuk proses pemakaman.

Namun, kata sumber itu,  pada saat bersamaan petugas di Instalasi Pemulasaran Jenazah harus mengurus dua jenazah lainnya, yaitu satu orang jenazah dari RSUZA dan seorang lainnya korban tenggelam di Laut Lampuuk, Aceh Besar.

“Petugas di Instalasi Pemulasaran Jenazah sangat terbatas sementara jenazah yang diurus dalam masa-masa meningkatnya kasus Covid mencapai 20 orang lebih per hari,” kata sumber itu.

Informasi itu diperkuat oleh seorang sumber lainnya yang merupakan mitra kerja RSUZA.

“Saya tahu persis bagaimana menyedihkan kondisi kawan-kawan, baik di layanan ambulance maupun di Instalasi Pemulasaran Jenazah. Jumlah SDM terbatas, beban kerja luar biasa di tengah meningkatnya kasus Covid-19. Mereka seperti terabaikan termasuk dalam hal kesejahteraan. Harusnya kalau bicara nakes, mereka adalah bagian tak boleh diabaikan,” kata sumber tersebut. []

Berita terkait: Heboh di Lamlagang, Jenazah Pasien Covid Tak Diurus Pemakaman oleh Tim RSUZA

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *