Hadirkan Pakar, Politisi Hingga Praktisi, ISKI Aceh Gelar Seminar Strategi Komunikasi Pembangunan

waktu baca 3 menit
ISKI Aceh Gelar Seminar Strategi Komunikasi Pembangunan menunjang pembangunan di Aceh di Aula Pasca Sarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Rabu 27 September 2023. (Foto: ist).

Theacehpost.com | BANDA ACEH – Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) menggelar seminar tentang strategi komunikasi untuk mendukung pembangunan di Aceh.

Seminar ini dihadiri oleh ratusan peserta dan diselenggarakan di aula Pascasarjana UIN-Raniry Banda Aceh pada Rabu, 27 September 2023.

Seminar ini menghadirkan lima narasumber, termasuk Rektor UIN Ar-Raniry Prof Dr Mujiburahman MA dengan tema materi ‘Menciptakan Sinergisitas Stakeholder, Mewujudkan Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan’. Kemudian mantan tokoh pejuang GAM Sofyan Dawood juga menjadi pemateri dengan topik bahasan ‘Harapan Perjuangan Aceh Mewujudkan Kesejahteraan Melalui Komunikasi Harmonis dan Strategis’.

Sementara Kepala SKK Migas Perwakilan Kalimantan Sulawesi, Azhari Idris, MA MEd  juga menjadi pemateri dengan tema ‘Post Conflict Economic Settlement: Hulu Migas Untuk Pembangunan Aceh Berkelanjutan’, Kepala Divisi Akuntansi, Perpajakan, dan Manajemen Resiko Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) Nasri SE Ak MS Ak CA membahas ‘Peran Komunikasi pada Sektor Migas dalam Pembangunan Perekonomian Aceh’, serta pemateri terakhir yaitu Dosen Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Dr. A.Rani Usman, MSi dengan tema materi ‘Membangun Komunikasi Kelembagaan Pembangunan Ekonomi Aceh’.

Ketua ISKI Aceh, Dr. Hamdani M.Syam, MA, menjelaskan bahwa tema seminar ini dipilih berdasarkan kondisi Aceh saat ini, di mana Aceh diberi julukan sebagai daerah termiskin di Sumatera. Salah satu faktor yang memengaruhi kondisi tersebut adalah kurangnya komunikasi yang efektif, terutama antara eksekutif dan legislatif.

banner 72x960

“Eksekutif dan legislatif memiliki komunikasi yang tidak jalan sehingga juga dapat berpengaruh pada output pembangunan,” kata Hamdani.

Selanjutnya, Kepala SKK Migas Perwakilan Kalimantan Sulawesi, Azhari Idris, MA MEd, tampil sebagai pemateri dengan membawakan tema Post Conflict Economic Settlement: Peran Hulu Migas dalam Pembangunan Aceh yang Berkelanjutan.

Azhari menjelaskan bahwa SKK Migas awalnya mengelola Migas dari Aceh sampai ke Papua, namun pada tahun 2015, masyarakat Aceh menyatakan bahwa pengelolaan Migas dimulai dari Sumatra Utara sampai Papua, yang berarti Aceh akan mengambil alih pengelolaannya sendiri.

Sementara itu, Sofyan Dawood memberikan materi dengan tema ‘Harapan Perjuangan Aceh Mewujudkan Kesejahteraan Melalui Komunikasi Harmonis dan Strategis’.

Sofyan Dawood menekankan pentingnya komunikasi yang baik dalam segala aspek, termasuk dalam dunia politik. Dia juga mengajak mahasiswa Aceh untuk berdiskusi tentang kondisi Aceh saat ini dengan bahasa yang santun.

“Saya berharap agar mahasiswa mahasiswi di Aceh dapat berdiskusi tentang bagaimana dan melihat kondisi Aceh saat ini dengan komunikasi serta bahasa-bahasa yang santun,” ujarnya.

Sofyan Dawood menegaskan bahwa pembangunan Aceh harus melibatkan kerja sama lintas sektor dan komunikasi yang efektif, karena tidak mungkin untuk membangun Aceh sendiri tanpa kerjasama dan komunikasi yang baik.

“Membangun Aceh harus bersama-sama, tidak mungkin mampu dibangun sendiri tanpa adanya komununikasi dan kerja sama dengan lintas sektor,” tuturnya.[]

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *