Gedung Baru Pustaka dan Arsip Tak Difungsikan, IMM Abdya: Hanya Jadi Sarang Hantu!

waktu baca 2 menit
Penampakan gedung Perpustakaan dan Arsip di Abdya yang dibangun dengan menggunakan anggaran sebesar Rp 9,8 Milyar lebih dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten (APBK) Abdya Tahun 2022 terbengkalai dan belum difungsikan sejak didirikan pada 16 Juni 2022 lalu. (Foto: Robbi Sugara).

Theacehpost.com | BLANGPIDIE – Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) mengkritik pemerintah setempat karena dianggap menciptakan rumah hantu baru di Abdya.

Kritik ini muncul karena gedung baru Pustaka dan Arsip kabupaten Abdya yang peletakkan batu pertamanya dilakukan oleh Bupati Akmal Ibrahim pada 16 Juni 2022 lalu, hingga kini masih belum difungsikan dan bahkan terbengkalai.

“Kami dulu sempat berbangga kepada pemerintah, karena sudah hadir perpustakaan baru di Bumoe Breuh Sigupai Aceh ini. Namun sepertinya harapan kami tersebut melayang saja tanpa ada kejelasan,” ujar Riko Juanda, Ketua Umum PC IMM Kabupaten Abdya, Selasa, 26 September 2023.

Riko menjelaskan bahwa gedung tersebut dibangun dengan menggunakan anggaran sebesar Rp 9.879.450.340 dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten (APBK) Abdya Tahun 2022. Pekerjaan pembangunan ini dilaksanakan oleh CV Hayatur Rizqy Pratama Abdya.

“Perpustakaan ini memiliki luas 38×22 meter dan terletak di atas lahan seluas sekitar 2 hektar dengan 3 lantai,” ungkap Riko.

banner 72x960

Riko juga mengungkapkan bahwa saat ini gedung tersebut dibiarkan terbengkalai, tidak terawat, dan mulai mengalami kerusakan, seperti kaca-kaca yang pecah dan pintu yang rusak. Hal ini menunjukkan bahwa gedung ini sepertinya tidak mendapatkan pengawasan yang memadai dari pihak pemerintah.

“Jika ada kendala, mengapa bangunan yang belum selesai ini tidak dirawat dan dibiarkan dalam kondisi seperti ini?,” tanyanya.

PC IMM Kabupaten Abdya mengharapkan pemerintah tidak tidur dengan hal ini. Pemerintah jangan hanya melakukan pembangunan dengan cara setengah-setengah, tapi harus tuntas.

“Sepertinya perpustakaan ini dibuat memang bukan untuk kepentingan manusia, melainkan hanya sebagai sarang hantu,” sindir putra kelahiran Blangpidie tersebut.[]

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *