Fadhil Rahmi Sayangkan Pembusukan Bank Syariah di Media Sosial

waktu baca 2 menit
Anggota DPD RI Tgk H Fadhil Rahmi Lc MA.

Theacehpost.com | BANDA ACEH – Tastafi Banda Aceh menggelar kajian aktual Aceh, Santri, dan Riba yang bertajuk Santri Garda Terdepan Bebaskan Aceh dari Riba, dan Siap Mendukung Bank Syariah di Hotel Hermes Palace, Banda Aceh, Minggu malam, 30 Oktober 2022.

Hadir sebagai pemateri Anggota DPD RI Tgk H Fadhil Rahmi Lc MA, CEO Regional BSI Wilayah Aceh Wisnu Sunandar ST MM, Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh Zahroel Fajri SAg MH, Sekjend ISAD Aceh Dr T Zulkhairi MA, Ketua PW HUDA Aceh Besar Abuna Mukhlis Abdullah, Wakil Dekan FEBI UIN Ar-Raniry Dr Hafas Furqani MEc, dan Ketua Badan Legislasi DPR Aceh Tgk Mawardi MSE (Tgk Adek).

Fokus kajian pada malam tersebut membahas tentang perbankan syariah yang diatur dalam Qanun Lembaga Keuangan Syariah (LKS). “Kalau ada perbankan pelayanannya jelek, bukan syariahnya disalahkan,” ujarnya dalam acara yang dimoderatori oleh Syahrizal SPdI M Us.

Menurutnya, perlu penguatan literasi perbankan dan ekonomi syariah kepada masyarakat luas, termasuk ke sekolah-sekolah dan dayah-dayah. Dia menyayangkan pembusukan perbankan syariah yang beredar di media sosial.

Dia menambahkan, Qanun LKS juga mengatur bagaimana perbankan bermitra dengan Baitul Mal di tingkat provinsi/kota, dan lembagai filantropi untuk mengembangkan zakat, infak, dan sedekah.

banner 72x960

“Kalau ada kerikil atau batu besar (dalam penerapan Qanun LKS), marilah kita hadapi bersama,” pungkasnya.

Lanjutnya lagi, sejak dulu Aceh memang unik. Misalnya, menjadi daerah yang tida bisa dijajah Belanda. Kemudian, Aceh memiliki kekhususan berdasarkan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 Tentan Daerah Otonomi Khusus, dan Undang-undang Nomor 44 Tahun 1999 Tentang Keistimewaan Aceh.

Tgk Adek mengharapkan semua pihak tidak saling menghujat. Tokoh masyarakat, politisi, pemuka agama harus saling bersatu demi kemajuan Aceh. Tentang Qanun LKS, menurutnya, perlu ada kajian akademik tentang dampak ekonomi dan kemaslahatan sebelum dan sesudah penerapannya. “Jadi kita bicara harus berdasarkan data,” imbuhnya.

Menurutnya, berbicara mengenai penerapan syariat Islam bukan hanya terkait perbankan, tetapi juga tentang pendidikan.

Wisnu Sunandar menuturkan, BSI sangat mendukung kemajuan ekonomi Aceh dengan meningkatkan pelayanannya. Ia mencontohkan, sekitar 2.500 ATM BSI di seluruh di Aceh, 700 ATM di antaranya ditempatkan di Aceh. Kemudian, jumlah dana penyaluran dana dari BSI di Aceh lebih banyak dibandingkan dari uang yang disimpan agar bisa menggerakan perekonomian. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *