Babinsa Ajak Santri Dayah Budi Daya Ulat Maggot

waktu baca 2 menit
Babinsa Koramil 29/Langkahan memberikan penyuluhan kepada para santri di Dayah Tafidzul Qur'an di Desa Blang, Kecamatan Nisam. (Foto: Humas Kodim)

Theacehpost.com | ACEH UTARA – Anggota Babinsa Koramil 29/Langkahan, Aceh Utara, memberi penyuluhan kepada santri di Dayah Tafidzul Qur’an di Desa Blang, Kecamatan Nisam untuk menekuni peternakan ulat maggot, Minggu 14 November 2021.

Diketahui, ulat maggot merupakan jenis belatung yang punya banyak manfaat. Selain berguna bagi lingkungan, belatung juga dapat bernilai ekonomis. Maggot juga disebut belatung Black Soldier Fly (lalat tentara hitam).

Ulat ini juga menjadi makanan kesukaan beberapa hewan ternak seperti ayam, bebek, unggas, ikan, bahkan burung.

Dalam kesempatan itu, Serda Samsudin, Babinsa Koramil 29/Lkh berbagi ilmu tentang budi daya maggot kepada beberapa perwakilan santri dayah, untuk menghindari kerumunan demi menjaga protokol kesehatan.

Samsudin mengatakan pelatihan ini merupakan upaya meningkatkan hasil perekonomian serta mengurangi sampah organik.

banner 72x960

Kepada para peserta, ia menguraikan, untuk tahap persiapan pembudidayaan maggot adalah dengan membuat kandang maggot yang meliputi kandang budi daya dan kandang kawin. Bahan pembuatan kandang tersebut yakni kayu atau bambu yang ditata dan dihias sedemikian rupa.

“Setelah kandang selesai dibangun, larva-larva maggot ditempatkan di kandang budi daya,” terangnya.

Menurut Samsudin, makanan maggot adalah sampah organik atau sampah dapur yang mudah didapatkan. Seluruh sampah yang dikumpulkan dicacah hingga halus untuk memudahkan maggot mencernanya.

Selama fase maggot, makanan harus disediakan setiap hari. Pada fase pertumbuhannya, larva akan berubah menjadi pupa. Pupa ini dikumpulkan dan diletakkan pada kandang kawin yang telah disediakan, hingga menetas menjadi lalat BSF yang kemudian akan kawin dan bertelur.

Telur-telur lalat lalu dikumpulkan di kandang budi daya hingga menetas menjadi maggot, kemudian diproses seperti tahap awal pembudidayaan.

Serda Samsudin berharap pembudidayaan maggot dapat berkembang menjadi sebuah usaha yang dikelola oleh para santri di Dayah Tafidzul Qur’an untuk masa mendatang. Selain mendapatkan ilmu baru mengenai pembudidayaan maggot, santri juga belajar mengelola kewirausahaan dengan lebih baik.

“Selain budi daya maggot, santri juga bisa belajar tentang budi daya ikan lele dengan sistem Bioflok yang akan diajarkan oleh Serda Samsudin di lokasi peternakan ini,” tutupnya.[]

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *