Al Chaidar: Partai Lokal di Aceh Justru Paling Damai Dibandingkan Partai Nasional

waktu baca 3 menit
Analis terorisme dari Indonesian Terrorist Watch, Dr Al Chaidar Abdullah Puteh. [Foto: Istimewa]

THEACEHPOST.COM | Banda Aceh – Analis terorisme dari Indonesian Terrorist Watch, Dr Al Chaidar Abdullah Puteh, menyayangkan pernyataan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto yang menyebut Pilkada Aceh 2024 berpotensi konflik karena keberadaan partai lokal yang disinyalir menjadi wadah aspirasi mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Menurut Al Chaidar, pernyataan yang disampaikan Panglima TNI dinilai sangat semberono. Pelaksanaan Pemilu di Aceh menurutnya menjadi yang paling aman jika dibandingkan dengan pelaksanaan Pemilu di daerah-daerah lain.

“Partai politik lokal di Aceh justru partai yang cukup damai dibandingkan dengan partai nasional yang terus-menerus tidak pernah mau bertanggungjawab untuk konstituennya di daerah,” ujar Dr Al Chaidar, Banda Aceh, Minggu (24/3/2024).

Al Chaidar menyatakan, sebenarnya semua partai, baik partai lokal maupun nasional, berpotensi menyulut konflik atau menyulut disintegrasi sosial dalam sebuah pelaksanaan Pilkada.

Namun, dirinya meyakini bahwa partai politik lokal di Aceh tidak akan memainkan peran politik pecah belah dalam Pilkada mendatang.

banner 72x960

“Karena partai lokal sangat dekat dengan konstituennya di daerah, berbeda dengan partai nasional yang cenderung abai karena keberadaan atau jaraknya yang jauh dengan konstituennya,” ungkapnya..

Dr Al Chaidar menyebut para mantan kombatan GAM di Aceh pada hari ini sudah sangat nasionalis, berdamai dengan NKRI dan sudah meninggalkan semua upaya pemberontakan di masa lalu.

Seharusnya, kata dia, kondisi damai Aceh hari ini dijadikan peluang oleh pemerintah pusat untuk merangkul, bukan berupaya menyulut emosi dengan pernyataan-pernyataan keliru yang bisa memecah belah keutuhan NKRI.

Di sisi lain, Dr Al Chaidar memprediksi bahwa pelaksanaan Pilkada Aceh mendatang tidak akan berpotensi konflik. Ia menilai masyarakat Aceh, politisi, eks kombatan, tokoh dan ulama tidak akan gelap mata hanya karena memperebutkan kursi jabatan kepala daerah.

“Di mata orang Aceh, kursi gubernur atau kursi bupati itu bukanlah segala-galanya. Yang ada hanyalah sakit kepala. Jadi saya rasa tidak akan ada potensi konflik. InsyaAllah Pilkada Aceh damai,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto dalam rapat bersama Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Kamis (21/3/2024) kemarin menyatakan bahwa Aceh merupakan salah satu provinsi dengan indeks kerawanan tinggi pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024 mendatang.

“Aceh memiliki potensi konflik besar karena di provinsi tersebut terdapat Parlok yang disinyalir menjadi wadah aspirasi bekas kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) sehingga diperkirakan bisa memicu konflik kepentingan antara bekas kombatan dan non kombatan,” ujar Jenderal Agus Subiyanto.

Panglima TNI itu juga mencermati upaya menarik perhatian massa di Aceh dengan pengibaran Bendera Bulan Bintang yang disebut identik dengan GAM.

Sehingga deteksi dini terhadap kerawanan Pilkada di tanah Serambi Mekkah perlu diantisipasi sejak dini guna meminimalisir resiko provokasi yang bisa menyebabkan terjadinya konflik horizontal di tengah masyarakat.

Selain itu, Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI juga telah memetakan 15 daftar provinsi dengan tingkat indeks kerawanan tinggi pada Pilkada serentak 2024.

Lima belas provinsi yang dimaksud adalah Aceh, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Maluku, Maluku Utara.

Kemudian, 6 provinsi di Pulau Papua, yakni Papua, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Selatan, Papua Pegunungan, dan Papua Tengah. (Akhyar)

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *