Kisah Sunardi Rintis Raja Tempe Kedele, dari Usaha Keluarga hingga Bisa Buka Lowongan Kerja

Raja Tempe Kedele. [Foto: Istimewa]

THEACEHPOST.COM | Kuala Simpang – Dari dulu hingga sekarang, tempe masih menjadi makanan tradisional yang tidak kekurangan peminat. Jenis makanan sederhana ini memiliki banyak nutrisi dan bermanfaat untuk kesehatan tubuh.

Selain memiliki kandungan gizi, tempe masih menjadi makanan favorit yang cocok diolah menjadi berbagai menu hidangan lezat, mulai dari hidangan yang digoreng, ditumis, dibuat menjadi keripik maupun diolah menjadi cemilan. Rasanya yang gurih memang tidak pernah gagal memanjakan lidah orang yang memakannya.

Tempe  memiliki harga yang cukup terjangkau dan mudah ditemukan di pasar-pasar. Pembuatan tempe yang cukup sederhana untuk diproduksi menjadikannya peluang bisnis yang sangat menjanjikan.

Sunardi bersama istrinya, Siti Khairum, merupakan pengusaha yang melihat potensi bisnis tempe di area rumahnya di Kabupaten Aceh Tamiang. Sunardi membuka industri produksi tempe yang diberi nama Raja Tempe Kedele dengan berbekal pengetahuan dan skill yang diperolehnya dari usaha keluarga secara turun-temurun.

Sunardi bercerita, awalnya industri usaha Raja Tempe Kedele merupakan usaha keluarga yang dikelola secara turun-temurun. Sejak tahun 2012, rumah produksi tempe dialihkan ke Sunardi oleh orangtuanya.

Produk Raja Tempe Kedele. [Foto: Istimewa] 
Saat awal-awal merintis usaha, Raja Tempe Kedele hanya mampu memproduksi tempe dalam jumlah 15 hingga 20 kilogram per hari. Saat itu konsumen yang berminat pada tempe olahan Sunardi juga belum begitu banyak, pemasarannya masih kecil hanya untuk beberapa tempat saja di Pasar Kuala Simpang, Aceh Tamiang.

Namun seiring berjalannya waktu, produksi Raja Tempe Kedele terus mengalami peningkatan, bahkan hasil produksinya sekarang bisa mencapai 100 kilogram per hari. Dengan begitu, omset yang diperoleh Sunardi dari bisnis tempe yang dikelolanya ini bisa mencapai jutaan rupiah dalam satu minggu. Harga tempe yang dijual juga bervariasi tergantung ukurannya.

“Tetapi perjuangan untuk mempertahankan sampai ke titik ini tidaklah mudah, harus mengorbankan segalanya, mulai dari materi, pikiran, kompetitor, dan banyak hal lainnya. Tetapi kami selalu berdoa dan berusaha agar usaha kami tetap bertahan dan bermanfaat untuk banyak orang,”  ujar Sunardi, Aceh Tamiang, Minggu (19/5/2024).

Sunardi menjelaskan, produk tempe olahan Raja Tempe Kedele memiliki keunikan dari sisi produksi dibandingkan dengan jenis tempe lainnya. Karena tempe di Raja Tempe Kedele diolah menggunakan kedelai asli tanpa campuran apapun, hanya ragi dan kacang kedelai yang sudah direbus.

Keunikan lainnya juga terdapat dari tepung tapioka dan tepung beras yang dijadikan bahan supaya tempe yang dikemas terasa lebih gurih dan lezat. Produk tempe olahan Raja Tempe Kedele juga tidak mudah lanas atau busuk karena kacang kedelai asli tanpa dicampur ampas kelapa atau ampas tahu sehingga lebih tahan lama dan yang pastinya tanpa pengawet.

Sunardi juga memiliki motivasi kuat untuk mengembangkan industri usaha Raja Tempe Kedele. Kiat-kiat usaha itu ia manifestasikan dalam bentuk kerja keras untuk mencukupi kebutuhan keluarga sehari-hari.

Proses pembuatan Raja Tempe Kedele. [Foto: Istimewa]
Raja Tempe Kedele kini telah merekrut orang-orang di sekitar rumah produksi untuk membantu membungkus tempe. Meskipun industrinya tidak begitu besar, namun bisa menjadi tambahan pendapatan untuk orang-orang sekitar dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari.

“Bagi kami dan sekeluarga, industri usaha Raja Tempe Kedele sangat berdampak besar bagi kami, dan pastinya bisa membuka lowongan pekerjaan untuk orang-orang yang dekat dengan rumah kami,” ujarnya.

Melihat prospek cemerlang dari industri usaha Raja Tempe Kedele, Sunardi berharap usahanya tetap bertahan. Ia memiliki impian untuk bisa mengembangkan produk Raja Tempe Kedele lebih berkualitas dari sisi produksi.

Bagi Sunardi, kualitas produk merupakan hal yang utama, karena jika kualitas produk sudah bagus, otomatis dengan sendirinya konsumen akan lebih percaya dan tidak akan berpaling ke tempe yang lain.

Di sisi lain, Sunardi juga mengaku sangat terbantu dengan kehadiran Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Diskop UKM) Aceh yang selama ini telah membersamai pelaku-pelaku UKM di Provinsi Aceh untuk berkembang.

Menurut Sunardi, Diskop UKM Aceh telah memberinya banyak wawasan, terutama dalam hal pengembangan produk industri Raja Tempe Kedele yang sekarang ini telah bisa merekrut karyawan dan memberi banyak manfaat untuk orang-orang sekitar.

“Tentunya kami sangat berterima kasih dengan kehadiran Diskop UKM Aceh. Kami akan selalu belajar memperbaiki kualitas produk kami, belajar pemasaran, sehingga usaha kami terus berkembang ke depan, insyaallah, amin,” tutupnya. (Akhyar)

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *