Tunjang Proses Belajar Daring, Pemko Banda Aceh Berencana Beri HP ke Siswa

Ilustrasi: Anak-anak terkendala dalam belajar jarak jauh karena harus bergantian memakai ponsel untuk belajar. (Foto: Shabrina Zakaria)

Theacehpost.com | BANDA ACEH – Pemerintah Kota Banda Aceh berencana akan memberikan bantuan handphone android dan kouta internet kepada siswa sekolah dasar (SD) maupun sekolah menengah pertama (SMP) dari kalangan keluarga kurang mampu.

banner 72x960

Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman mengatakan, saat ini yang menjadi kendala dari sistem belajar daring adalah ketika siswa tidak memiliki perangkat pendukung seperti handphone dan kouta internet.

“Karena tidak semua orang tua mampu membelikan handphone untuk anaknya, apalagi dalam sebuah keluarga memiliki tiga hingga empat anak usia sekolah tingkat SD hingga SMP,” kata Aminullah melalui keterangan tertulis, Jumat, 9 Oktober 2020.

Jika wacana memberikan bantuan handphone ini jadi dilakukan, nantinya pemerintah kota akan menganggarkannya lewat Anggaran Pendapatan dan Belanja Kota (APBK) Banda Aceh. Oleh karena itu, Aminullah meminta kepada Dinas Pendidikan Kota Banda Aceh untuk mendata siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu.

“Kita tidak bisa prediksi kapan pandemi akan berakhir. Untuk antisipasi, mungkin bisa kita anggarkan bantuan untuk handphone dan kouta internet di tahun depan,” kata Aminullah.

“Bantuan handphone tersebut, sifatnya pinjam pakai,” tambahnya.
Pandemik COVID-19 telah mengubah pola pembelajaran siswa, dari yang sebelumnya proses belajar mengajar secara tatap muka di sekolah, kini menjadi sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau yang sering disebut daring.

Demikian juga di Banda Aceh, sejak ditemukan kasus pertama di Aceh pada Maret 2020 lalu, 33 ribu lebih siswa tingkat SD maupun SMP harus menjalani sistem pembelajaran jarak jauh. Hal ini dilakukan dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Selama ini ada beberapa aplikasi yang digunakan untuk mendukung proses belajar mengajar secara daring, misalnya menggunakan zoom, e -Belajar, Google Classroom, WhatsApp dan aplikasi lainnya. Meski berjalan baik namun juga memiliki sejumlah kendala lain yang dihadapi.

“Hanya saja memang ada sejumlah kendala. Tentunya akan terus kita evaluasi untuk mencari solusinya,” ujar wali Kota Banda Aceh.

Aminullah juga menyinggung soal keluhan para orang tua yang kesulitan dalam mendampingi anak-anak belajar. Karena tidak semua orang tua selalu berada di rumah saat daring berlangsung dan ada pula yang tidak memahami cara menggunakan aplikasi.

Menanggapi keluhan yang ada, wali Kota Banda Aceh menyarankan ke dinas pendidikan agar peran para guru dalam mengawasi peserta didik untuk lebih ditingkatkan.

Dinas pendidikan juga diminta menyiapkan konsep-konsep daring yang lebih kreatif agar siswa tidak jenuh mengikuti proses belajar jaran jauh. Meski tidak didampingi orang tua, siswa merasa senang mengikuti belajar online.

“Pastikan mereka tetap berada di depan perangkat mengikuti daring hingga selesai meski tidak ada orang tua yang mendampingi,” kata Aminullah.

“Saat seperti ini kreativitas guru sangat dibutuhkan agar proses belajar daring merasa menyenangkan bagi siswa,” imbuhnya.

Penulis: Mhd. Saifullah

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *