Telantar di Jakarta, BPPA Pulangkan Pemuda Keude Panga dan Emperom

waktu baca 2 menit
Malikul Fajri (kanan) dan Teuku Affan Athaya (kiri) sebelum diberangkatkan ke Aceh, di loket Putra Pelangi, Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur, Jumat, 23 September 2022. (Dok BPPA)


Theacehpost.com |  JAKARTA –
Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) memfasilitasi pemulangan dua pemuda Aceh yang telantar di Jakarta.

Salah satu di antaranya adalah Malikul Fajri (24), asal Keude Panga, Aceh Jaya, korban perampokan di Yogyakarta saat hendak pulang ke Aceh.

Seorang lagi bernama Teuku Affan Athaya (18), asal Emperom, Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh terlantar di Jakarta setelah hengkang dari salah satu pesantren di Magetan, Jawa Timur.

Kedua pemuda itu dipulangkan dengan menumpangi bus Putra Pelangi, melalui Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur, Jumat, 23 September 2022.

Kepala BPPA, Akkar Arafat S.STP, M.Si mengatakan, laporan terjadinya perampokan yang dialami Malikul Fajri diterima pihaknya dari mahasiswa Aceh di Taman Pelajar Aceh (TPA) Yogyakarta.

banner 72x960

“Kami berterima kasih kepada para mahasiswa Aceh di Yogyakarta, khususnya TPA karena telah membantu Malikul Fajri, serta telah membiayai perjalanannya dengan menumpangi bus dari Yogyakarta menuju Jakarta,” kata Akkar.

Namun berbeda dengan Teuku Affan Athaya. Masalah dia hengkang dari salah satu pondok pesantren di Magetan, Jawa Timur disampaikan langsung orangtuanya dan minta bantu BPPA memulangkannya ke Aceh.

“Kita bantu keduanya yang merupakan warga Aceh kurang mampu, seperti yang biasa kita lakukan di Jakarta, atas amanah Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki,” kata Akkar.

Sementara itu, Malikul Fajri mengaku yang sudah berada di Yogyakarta sekitar setahun yang lalu hanya ingin mencari pekerjaan untuk membantu kebutuhan keluarganya di kampung.

“Saya di sana kerjanya di tempat penjualan velg mobil di daerah Sleman, serta menerima jasa terapis untuk biaya tambahan kebutuhan,” katanya.

Namun tambahnya, dengan penghasilan yang pas-pasan akhirnya memutuskan untuk pulang ke Aceh. Karena upah yang diterima selama ini belum cukup untuk dikirim ke kampung.

“Selain mengirim uang kepada orang tua, saya juga membantu membiayai sekolah adik-adik saya,” kata Malikul.

Akan tetapi, saat pemuda asal Aceh Jaya itu hendak pulang ke kampung pada 2 September 2022, mengalami musibah perampokan akibat kelalaiannya. Sehingga kehilangan sejumlah uang serta telepon genggamnya.

“Saya ketiduran di terminal Jombor Yogyakarta saat menunggu bus yang sudah saya pesan tiket. Tapi saat saya bangun handphone, sejumlah dokumen penting seperti ijazah, dan uang saku sekitar Rp 200 ribu lebih hilang, hanya dompet yang berisi kartu identitas tidak diambil,” kisahnya.

Sehingga Mulikul pun meminta bantuan kepada kawannya asal Aceh yang menempuh pendidikan di Yogyakarta. Kemudian ia menginap  di Asrama mahasiswa Aceh Meurapi di sana, sebelum dipulangkan.

“Saya berterima kasih kepada para mahasiswa Aceh di Yogyakarta yang telah membantu. Dan juga kepada Pemerintah Aceh, khususnya Badan Penghubung Pemerintah karena telah memfasilitasi pemulangan ke Aceh,” ujarnya.

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *