Suhu Panas di Madinah, Telapak Kaki Jamaah Asal Banda Aceh Melepuh

waktu baca 2 menit
Petugas yang tergabung dalam tim Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (P3JH) menangani seorang jamaah haji Indonesia asal Banda Aceh yang kakinya melepuh setelah berjalan di lantai halaman Masjid Nabawi di tengah cuaca panas yang mencapai 46 derajat Celcius. (Foto:haji.kemenag.go.id)
banner 72x960

Theacehpost.com | MADINAH – Cuaca di Arab Saudi pada musim haji tahun ini sangat panas, mencapai 46 derajat Celsius. Akibatnya, lantai halaman Masjid Nabawi di Madinah juga sangat panas, bisa menyebabkan kaki melepuh jika tidak menggunakan sandal atau sepatu.

Dikutip dari laman https://haji.kemenag.go.id/ dilaporkan, seorang jamaah haji Indonesia asal Banda Aceh mengalami luka melepuh di telapak kaki akibat sengatan panas lantai Masjid Nabawi.

Perempuan yang tidak disebutkan asal desa maupun kecamatan di Banda Aceh tersebut terlihat terduduk lemas dan kesakitan saat ditemui dokter yang tergabung dalam pemberi Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (P3JH), dr Fachrurrazy Basalamah, di halaman Masjid Nabawi.

Petugas yang sehari-hari berprofesi sebagai dokter itu langsung tanggap melihat kondisi lemas dan kesakitan yang dirasakan jamaah akibat kakinya tersengat panasnya lantai halaman Masjid Nabawi. Dia terlihat sigap mengangkat jamaah dan mendudukannya di kursi roda. Telapak kaki jamaah tampak melepuh dan kemerahan.

“Jamaah mengalami luka bakar derajat dua. Ini merupakan derajat luka bakar tingkat sedang yang terjadi pada lapisan kulit lebih dalam dari epidermis. Ditandai dengan kulit memerah, terasa sangat perih, terutama ketika disentuh,” ujar Fachrurrazy di Madinah, Sabtu, 18 Juni 2022.

“Muncul lepuhan beberapa jam setelahnya, dan luka terasa sensitif dan menjadi pucat bila ditekan,” sambungnya.

Fachrurrazy segera melakukan penanganan awal dengan menyiramkan area luka dengan air dingin dan air Zamzam. Setelah itu, dia mengoleskan salep luka bakar, serta dibalut kasa.

“Meskipun luka bakar derajat dua tidak membutuhkan operasi maupun bedah, namun tetap harus ditatalaksana dan diperhatikan dengan serius agar luka tidak semakin parah dan jamaah dapat melanjutkan aktivitasnya,” tandas Fachrurrazy.[]

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *