Strategi Pemko Sabang untuk Kesejahteraan Rakyat

waktu baca 7 menit
Ilustrasi: Tugu Nol Kilometer Indonesia di Sabang, Provinsi Aceh. (Foto: Dok. Humas Sabang)

PEMERINTAH Kota Sabang di bawah pimpinan, Nazaruddin (wali kota) dan Suradji Junus (wakil wali kota) tahun ini  berakhir. Masa baktinya menaungi roda pemerintahan selama lima tahun pun hampir usai. Banyak program dan inovasi yang telah dijalankan semasa Nazaruddin menjabat. Pria yang akrab disapa Tgk Agam ini, dikenal sebagai sosok yang sederhana dan merakyat.

Tgk Agam bersama Suradji Junus membuat program dan inovasi demi terwujudnya visi pembangunan Sabang yang mandiri, sejuk, tentram yang berbasis wisata maritim dan berazaskan syariat dengan semangat kebersamaan (ulama dan umara). Berkat tangan dinginnya, kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat menengah ke bawah di Kota Sabang kian meningkat.

Berikut tiga program inovasi unggulan/kebijakan Pemerintah Kota (Pemko) Sabang yang sangat berdampak positif bagi masyarakat menurut The Aceh Post.

Wali Kota Sabang, Nazaruddin (kanan) dan Wakil Wali Kota, Suradji Junus (kiri). (Foto: Humas Sabang)

GEUNASEH

Pemerintah Kota (Pemko) Sabang bersama Unicef pada 2019 meluncurkan program Gerakan untuk Anak Sehat (Geunaseh). Wali Kota Sabang, Nazaruddin, mengatakan program tersebut merupakan upaya terpadu untuk mengatasi masalah malnutrisi dan stunting di Kota Sabang.

Program Geunaseh merupakan salah satu layanan Pemko untuk penanganan malnutrisi, tujuannya meningkatkan cakupan nutrisi dan akses terhadap layanan kesehatan bagi seluruh anak sabang yang berumur 0 sampai 6 tahun dan ibu menyusui melalui pemberian bantuan transfer tunai.

banner 72x960

Nazaruddin mencetuskan, setiap anak berusia 0 hingga 6 tahun di Sabang menerima bantuan tunai Rp 150 ribu per bulan. Harapannya program Geunaseh bisa menjadi penopang pendapatan keluarga penerima untuk digunakan memenuhi kebutuhan dasar anak.

“Geunaseh ini juga merupakan salah satu komponen dari program pengentasan permasalahan malnutrisi terintegrasi yang dilaksanakan di Kota Sabang, serta melengkapi program beasiswa pendidikan Kota Sabang yang sudah diberikan ke seluruh siswa/siswi di Kota Sabang umur 7-18 tahun yang bersekolah,” ujar Nazaruddin beberapa waktu lalu.

Menurut Tgk Agam —sapaan akrab wali kota— program ini adalah respon cepat terhadap tingginya jumlah kasus malnutrisi dan stunting di Sabang.

Berdasarkan data aplikasi elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (E-PPGBM), pada tahun 2018 angka stunting balita di Kota Sabang mencapai 540 dari 2.037 balita atau sebesar 26,5%. Dengan kata lain, satu dari empat balita di Sabang mengalami stunting. Jumlah ini melampaui batasan yang ditetapkan badan kesehatan dunia (WHO) sebesar 20%.

Pemerintah Kota Sabang meluncurkan program Gerakan untuk Anak Sehat (Geunaseh) pada April 2019 silam, untuk menekan angka stunting dan gizi buruk. (Foto: Dok. Humas Sabang)

Sejak 2019, program Geunaseh ini berdampak baik terhadap anak-anak di kota paling barat Indonesia ini. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sabang, angka stunting mengalami penurunan. Survei Dinkes Sabang tahun 2021, angka stunting merosot 11 persen.

Kepala Bappeda Sabang, Faisal Azwar, meyakini program bantuan gizi ini akan berlanjut meski nanti pemimpin daerah terus berganti. Guna memastikan program ini bisa berumur panjang, Pemko Sabang sudah memasukkan Geunaseh dalam Rancangan Qanun Sistem Kesehatan Daerah.

“Saat ini qanun sedang dalam tahap pembahasan di DPRK,” ujar Faisal, 11 November 2022.

Ia menuturkan, program ini dapat terus berjalan. Persoalan stunting dan gizi dapat diatasi dalam beberapa tahun ke depan. Lagi pula, kata dia, meski memberikan bantuan langsung dalam bentuk tunai kepada masyarakat, program ini tidak terlalu membebankan keuangan daerah.

“Selama ini, program bantuan tunai itu tidak hanya memberikan dampak terhadap gizi. Namun juga kepada perputaran ekonomi dan penurunan angka kemiskinan,” pungkasnya.

Unicef: Geunaseh Patut Dicontoh

Unicef Indonesia mengapresiasi Pemerintah Kota (Pemko) Sabang yang dinilai telah berhasil menangani permasalahan malnutrisi dan kekerdilan (stunting), sehingga pihaknya terus mendukung keberlanjutan program tersebut.

Kepala Perwakilan Sementara Unicef Indonesia, Robert Gass, mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi komitmen Pemko Sabang dalam memastikan upaya lintas sektor yang terintegrasi dalam menangani malnutrisi dan stunting bagi anak, yang salah satunya melalui program Gerakan Untuk Anak Sehat (Geunaseh).

Apalagi, dengan kehadiran Geunaseh, angka kunjungan Posyandu naik pesat ke rata-rata 95 persen. Hal ini nyaris belum pernah terjadi sebelumnya.

Berbagai layanan ini dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat. Setelah beberapa kali berkunjung ke Posyandu, para kader menyarankannya mengikuti kelas pengasuhan anak selama sepekan yang didukung oleh Unicef.

Belasan modul bisa dibawa pulang masyarakat untuk dipelajari di rumah. Modul-modul itu awalnya disusun oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), kemudian diadaptasi untuk pemerintah setempat dengan bantuan Unicef

Topik modul mencakup, antara lain, tanggung jawab pengasuhan dan perawatan anak oleh ibu dan ayah. Selain meningkatkan kualitas pengasuhan dan angka kunjungan Posyandu, Geunaseh meningkatkan angka pendataan kelahiran dari 92 persen pada tahun 2019 ke 98 persen pada 2020. Hal ini dicapai Geunaseh dengan mewajibkan orang tua menyerahkan akta kelahiran saat mendaftar sebagai peserta program.

“Salah satu faktor utama di balik keberhasilan Geunaseh Sabang adalah perencanaannya yang terintegrasi mulai dari kota hingga desa, difasilitasi dan dikoordinasikan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Sabang,” kata Kepala Kantor Lapangan Unicef di Banda Aceh, Andi Yoga Tama, dikutip dari Unicef.org.

GEBER SANTUN

Wali Kota Sabang, Nazaruddin mengatakan bahwa akses sanitasi layak di Kota Sabang saat ini sudah mencapai angka 98,6 persen. Artinya hanya tinggal 1,4 persen lagi keluarga di Kota Sabang yang belum memiliki akses sanitasi dan masih berperilaku buang air besar sembarangan (BABS).

Sebuah program inovasi diluncurkan pada Juli 2021 silam, yakni Gerakan Bersama Sanitasi Aman dan Tuntas (Geber Santun). Melalui program tersebut, pihaknya berkomitmen dan berusaha menjadikan Sabang sebagai kota yang bersih, sehat dan sejahtera.

Pada 19 Januari 2022, sebanyak 34 unit jamban/WC sehat diberikan kepada warga penerima manfaat oleh Pemerintah Kota (Pemko) Sabang.

Dalam kesempatan itu, Sekretaris Daerah Kota Sabang, Drs Zakaria MM, mengimbau kepada gampong yang belum open defecation free (ODF) atau masih ditemukan praktik BABS, baik karena persoalan akses sanitasi maupun karena perilaku warganya, supaya dapat dijadikan prioritas, sehingga persoalan tersebut dapat dituntaskan segera mungkin.

Ia juga berterima kasih kepada pihak yang telah berkontribusi terhadap pelaksanaan pembangunan jamban/WC sehat, sehingga inovasi Geber Santun dan Pokja Sanitasi Saweu Gampong (Pos Saga) dapat berjalan lancar.

“Terutama kepada tim Pokja PPSP (Program Percepatan Sanitasi Perkotaan) yang terdiri dari Bappeda, Dinas PUPR, Dinas Kesehatan dan KB, serta DLHK Kota Sabang atas upaya tanpa kenal lelah yang secara optimal berkesinambungan dalam mewujudkan pengelolaan air limbah domestik yang layak, aman dan berkelanjutan,” ujarnya.

Pemerintah Kota (Pemko) Sabang menyerahkan secara simbolis bantuan 34 unit jamban/WC sehat kepada warga kurang mampu di Aula Bappeda, Rabu, 19 Januari 2022. (Foto: Humas Sabang)

Sementara itu, Plt Kepala Bappeda Kota Sabang, M Iqbal Sofyan, menjelaskan pada akhir tahun 2021, tim Pokja PPSP mencoba melakukan percepatan pengurangan BABS dengan membangun beberapa unit jamban/WC dari dana APBK tahun 2021.

“Di Sabang saat ini hanya lima gampong saja yang belum ODF yaitu Gampong Kuta Barat, Kuta Timu, Balohan, Paya Seunara, dan Gampong Iboih. Sementara sasaran pembangunan jamban/WC sehat ini adalah masyarakat kurang mampu yang berada pada tiga gampong yang masih BABS, yaitu 17 KK untuk Gampong Balohan, 12 KK untuk Gampong Paya Seunara dan 5 KK untuk Gampong Iboih,” ujarnya.

Pemko menargetkan penuntasan permasalahan air minum, kekumuhan dan akses sanitasi dengan program 100-0-100 (100 persen terlayani air minum, 0 persen kawasan kumuh dan 100 persen akses sanitasi).

“Seluruh target 100-0-100 ini harus tercapai pada tahun 2022. Artinya kita semua perlu bekerja dengan keras untuk mencapai target tersebut. Oleh karena itu semua pihak yang ada di lingkungan Kota Sabang harus bekerja sama menata kualitas kawasan permukiman agar lebih baik lagi dan target 100-0-100 akan dapat tercapai segera mungkin,” harapnya.

 LISTRIK DAN LPG

Ribuan warga kurang mampu di Kota Wisata ini juga turut mendapatkan bantuan LPG 3 kg dan listrik gratis setiap bulannya. Bantuan ini diperuntukkan Pemko Sabang khusus bagi warga yang pendapatan ekonominya rendah.

Wali Kota Sabang mengatakan, program penyaluran bantuan pelayanan dasar listrik dan tabung gas 3 kg itu untuk memastikan ketersediaan energi listrik dan gas LPG bagi masyarakat Sabang kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“LPG 3 kilogram kita gratiskan dan listrik kita subsidi Rp 100 ribu untuk 4 ampere serta Rp 50 ribu untuk dua ampere,” kata Tgk Agam.

“Semua warga yang terdata untuk tahun 2019 ini mendapatkan LPG gratis masing-masing satu tabung setiap bulannya,” kata wali kota menambahkan.

Wali Kota Sabang, Nazaruddin meresmikan program Bantuan Pelayanan Dasar Listrik, LPG 3 Kg dan Malem Dagang tahun 2018. (Foto: Humas Sabang)

Nazaruddin mengungkapkan, layanan gratis bagi masyarakat kurang mampu ini berlangsung sejak 2018 di bawah naungan Dinas Sosial Sabang.

Program ini disalurkan kepada pemerintah gampong supaya mempermudah warga untuk mendapatkannya.

“Kita permudah dan persingkat birokrasi. Ini untuk mempermudah rakyat agar tidak lagi mengantre lama-lama di Kantor Pos. Nantinya masyarakat tinggal (ambil) di kantor geuchik (kepala desa) saja dan ini sangat membantu,” katanya. []

 

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *