SMK Penerbangan Aceh Terima Lima Pesawat Cessna

waktu baca 2 menit
Alumni SMK Penerbangan Aceh, Mutaqin, berbagi pengalaman usai menempuh pendidikan di sekolah tersebut. (Foto: Humas Disidik Aceh)

Theacehpost.com | ACEH BESAR – Pemerintah Aceh menyerahkan lima pesawat tipe Cessna kepada SMK Penerbangan Aceh. Pesawat tersebut akan menjadi laboratorium bagi para murid sebagai bahan praktik pembelajaran.

Penyerahan tersebut dilakukan melalui penandatanganan serah terima aset Aceh oleh Kepala Dinas Perhubungan Aceh, T Faisal kepada Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Alhudri di SMK Penerbangan Aceh, Blang Bintang, Jumat, 1 April 2022.

Lima unit pesawat itu sudah lama berada di hanggar Bandara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Aceh Besar.

Pesawat jenis CTSW buatan Jerman sebanyak tiga unit merupakan hibah Walhi pada Desember 2014. Sementara dua lagi, pesawat bekas jenis Cessna merupakan pesawat latih buatan tahun 1980 milik Lembaga Dirgantara Aceh untuk sekolah pilot.

Sekretari Daerah (Sekda) Aceh, Taqwallah, yang turut menyaksikan prosesi itu berharap pemberian ini dapat meningkatkan kompetensi murid SMK Penerbangan dalam mengoperasikan mesin pesawat.

banner 72x960

“Pemahaman murid SMK tentang pesawat terbang harus terus meningkat dan lebih handal,” pintanya.

Kepala Sekolah SMK Penerbangan Aceh, Saifullah, berterima kasih atas perhatian pemerintah dalam melengkapi sarana dan prasarana belajar siswa di sekolahnya. Ia mengatakan, pesawat tersebut bermanfaat untuk bahan pembelajaran siswa.

Saifullah menyebutkan, sekolah yang ia pimpin memiliki murid sebanyak 214 orang. Sekolah tersebut memiliki tiga jurusan, yaitu airplane powerplant (perbaikan mesin pesawat), electrival avionic (perbaikan instrumen listrik pesawat) dan aircraft machining (manufaktur pesawat).

“Saat ini keberadaan alumni SMK Penerbangan Aceh menyebar di berbagai perusahaan penerbangan dan institusi pemerintahan,” kata Saifullah.

Sementara itu, guru pelajaran listrik pesawat, Aminuddin menjelaskan, para alumni SMK Penerbangan kini bekerja di berbagai perusahaan penerbangan, seperti di perusahaan Lion Grup sebanyak 8 orang, Angkasa Pura 2 orang dan Ditpoludara 5 orang.

Ia sendiri bahkan telah mengikuti kegiatan magang guru ke Amerika Serikat yang dikirm oleh Pemerintah Aceh untuk mendalami tentang instrumen pesawat.

“Terima kasih Pemerintah Aceh dan Dinas Pendidikan Aceh yang telah memagangkan kami,” katanya.

Sementara itu, alumni SMK Penerbangan Aceh, Muttaqin, mengatakan, berkat menempuh pendidikan di sekolah tersebut, kini ia bekerja di PT Batam Aero Teknik.

Bahkan ia berkesempatan untuk mengikuti lisensi dari Federal Aviation Administration (FAA) di Amerika Serikat. Selain itu, ia juga sudah mengikuti pelatihan type ratting airbus.

Pada 2021 ia dinyatakan oleh Director General of Civil Aviation sebagai seorang aircraft engineer berstandar internasional.

“Terima kasih kepada guru yang telah membimbing saya hingga berhasil. Saya berharap kepada adik-adik agar dapat menempuh pendidikan di SMK yang telah memberikan saya keahlian,” kata Mutaqin.[]

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *