Siswa SDN Garot Aceh Besar Mulai Belajar di Sekolah

waktu baca 2 menit
Kegiatan proses belajar mengajar secara tatap muka di Sekolah Dasar Negeri Garot, Kabupaten Aceh Besar (Foto: Mhd. Saifullah/The Aceh Post)

Theacehpost.com | ACEH BESAR – Sekolah Dasar Negeri (SDN) Garot yang terletak di Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar, mulai menjalankan proses belajar mengajar secara tatap muka langsung. Kegiatan tersebut sudah berjalan sejak Senin, 21 September 2020.

“Baru tiga hari ini, dan hari ini adalah hari yang ketiga,” kata Warniati, salah seorang guru SDN Garot, kepada Theacehpost.com, Rabu, 23 September 2020.

Kembalinya kegiatan proses belajar mengajar secara tatap muka dikatakan Warniati, bukan serta merta keinginan pihak sekolah, namun telah mendapat izin dari Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Besar serta orang tua siswa melalui surat pernyataan. 

Tentunya, kata dia, dalam pelaksanaan tersebut pihaknya menerapkan protokol kesehatan Covid-19 secara disiplin sesuai yang telah ditentukan.

Adapun metode pembelajaran yang digunakan disebutkan masih menggunakan metode biasa, namun jalannya proses belajar mengajar yang berbeda.

banner 72x960

Pihak sekolah membagi jadwal mengajar ke dalam dua waktu atau sif dan memangkas waktu mata pelajaran menjadi 30 menit dari biasanya 45 menit per mata pelajaran.

Sifpertama dikatakan, dimulai pukul 08.00 WIB sampai 09.30 WIB, dan dilanjutkan dengan kedua mulai pukul 10.00 WIB hingga 11.30 WIB. 

“Untuk proses belajarnya kami tetap menggunakan metode-metode biasa, tetapi kami hanya mengatur waktu saja supaya sesuai dengan jadwal anak,” ujarnya.

Selain itu, siswa yang hadir ke sekolah juga disesuaikan. Misalnya, Senin, dikhususkan bagi siswa kelas lima dan enam. Pada Selasa, hanya untuk siswa kelas tiga dan empat, sementara siswa kelas satu dan dua di hari Rabu.

“Satu kelas maksimal diisi oleh 18 siswa,” ungkap Warniati.

Amatan Theacehpost.com di lokasi, setiap siswa yang akan masuk ke lingkungan sekolah terlebih dahulu dicek suhu tubuhnya oleh guru dengan menggunakan Thermogun. 

Setelah itu, siswa harus mencuci tangan di tempat yang telah disediakan di perkarangan sekolah.

Jika ada siswa yang panas suhu tubuhnya tinggi, maka siswa tersebut tidak diperbolehkan mengikuti proses belajar mengajar di sekolah. Begitu juga apabila ada orang tua siswa yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Pihak sekolah juga tidak membenarkan siswa untuk membeli makanan di dalam, maupun luar sekolah. Para wali murid harus membekali anaknya dengan makanan yang dibawa dari rumahnya masing-masing.

“Anak-anak tidak ada dibolehkan jajan dan tidak dibuka kantin sekolah. Mereka harus membawa sendiri dari rumah. Di sekolah kami juga menyediakan air minum di setiap kelas,” katanya.

Penulis: M Saifullah

Editor: Eko Deni Saputra

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar

Sudah ditampilkan semua