Sejak Jadi Rumah Singgah, BPPA Sudah Tampung 11 Warga Kurang Mampu untuk Berobat

Khadijah Atthahirah 6 bulan, bayi asal Gampong Beurawe, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh, tiba di Rumah Singgah BPPA, Cipinang, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Senin, 16 Maret 2020. (Foto: Humas BPPA)

Theacehpost.com | JAKARTA — Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) selama 2019-2020 sudah menampung sebanyak 11 orang masyarakat Aceh kurang mampu di Rumah Singgah, Mess Aceh, Cipinang yang berobat di Jakarta.

Kepala BPPA Almuniza Kamal mengatakan, rumah singgah milik Pemerintah Aceh yang saat ini dijadikan tempat penginapan bagi masyarakat Aceh kurang mampu, itu sesuai dengan amanah Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah.

Gubernur Aceh, punya perhatian terhadap masyarakat yang membutuhkan bantuan. Khususnya masyarakat Aceh yang berobat ke Jakarta atas rujukan rumah sakit di daerah.

“Rumah singgah ini hanya bagi warga Aceh kurang mampu yang berobat di Jakarta, dan tidak mempunyai tempat tinggal, karena tidak memiliki sanak saudaranya,” kata Almuniza Kamal, meniru arahan Plt Nova Iriansyah, Selasa 1 September 2020.

Ia merincikan, setidaknya hingga kini ada 11 pasien beserta keluarga mereka yang telah menempati Rumah Singgah. Itu meliputi tujuh orang pada 2019 dan empat orang 2020 sampai sekarang.

“Mereka rata-rata yang berobat di Jakarta, merupakan pasien rujukan dari Rumah Sakit di Aceh. Sehingga biaya pengobatan mereka sudah ditanggung Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan atau JKA (Jaminan Kesehatan Aceh),” katanya.

Sementara itu, Teuku Darwin, warga Banda Aceh yang menemani pengobatan anaknya di Jakarta, mengaku sangat bersyukur dengan adanya Rumah Singgah itu. Apalagi bagi warga yang membutuhkan tempat tinggal sementara untuk berobat.

“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur dengan adanya Rumah Singgah. Karena ini sangat membantu bagi kami yang tidak sanggup menyewa tempat dan tidak ada tempat tinggal di sini (Jakarta),” kata warga Gampong Mulia, Kuta Alam, Banda Aceh itu.

Darwin adalah salah satu orang yang harus menginap di Rumah Singgah untuk mengobati anaknya, Teuku Adam Alfatih (4) yang menderita kanker mata di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, sejak Desember 2019 lalu.

“Karena yang ditanggung BPJS Kesehatan itu hanya biaya pengobatan dan obat yang tersedia. Tapi untuk obat paten, kita harus beli sendiri,” kata ayah dua orang anak itu.

Walaupun demikian, Darwin sangat berterimakasih kepada Pemerintah Aceh, khusus kepada Plt Nova Iriansyah yang sudah membantu keluarganya dalam memberikan fasilitas selama ia berada di Jakarta. “Selain kita dapat tempat tinggal, juga ada fasilitas disediakan seperti kendaraan jika membutuhkan untuk ke rumah sakit,” ujar Darwin.

Rumah Singgah BPPA yang beralamat di Jalan Kebembem, Cipinang, Jakarta Timur hanya diperuntukkan bagi warga Aceh kurang mampu berobat di Jakarta. Awalnya, Rumah Singgah tersebut adalah rumah dinas Kepala BPPA Almuniza Kamal.

Namun, sejak pertama ia memimpin di BPPA, rumah tersebut diubah fungsi untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat Aceh. Rumah tersebut juga sudah memiliki sertifikat aset bagi Pemerintah Aceh sejak Februari 2020.

Selain itu, selama dibawah kepemimpinan Almuniza, juga disediakan ambulans untuk masyarakat Aceh yang sakit, dan pemulangan jenazah warga Aceh kurang mampu di Jabodetabek dan sekitarnya, sesuai arahan perintah dari Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh.

banner 72x960
Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *