Pria Bersenjata Tombak dan Golok Sambut Gubernur Nova di Lokasi Pembangunan Masjid

waktu baca 2 menit
Tarian adat Pemanna yang diperankan kesatria bersenjata tombak, golok, dan pisau menyambut Gubernur Aceh ketika tiba di Lingkungan Te’beng, Kelurahan Kasambang, Kecamatan Tapalang, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulbar, Rabu, 6 April 2022.

Theacehpost.com | MAMUJU – Gubernur Aceh, Nova Iriansyah bersama istri disambut tarian adat Pemanna yang diperankan oleh 10 laki-laki muda bersenjata tombak, golok, dan pisau ketika tiba di Lingkungan Te’beng, Kelurahan Kasambang, Kecamatan Tapalang, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), Rabu, 6 April 2022.

Seperti diketahui, Gubernur Nova Iriansyah bersama istri, Dr. Dyah Erti Idawati melakukan kunjungan kerja ke Sulbar dalam rangka peletakan batu pertama pembangunan Masjid Al-Munawwarah di Lingkungan Te’beng, Kelurahan Kasambang, Kecamatan Tapalang, Kabupaten Mamuju.

Masjid Al-Munawwarah yang dibangun kembali oleh masyarakat dan Pemerintah Aceh setelah hancur akibat gempa 15 Januari 2022 berlokasi di pinggiran jalan poros Mamuju-Majene berjarak 35 kilometer dari Mamuju, ibu kota Provinsi Sulbar.

Dana untuk pembangunan kembali Masjid Al-Munawwarah bersumber dari bantuan maayarakat dan Pemerintah Aceh sebesar Rp 1.210.000.000–termasuk Rp 10 juta sumbangan Ketua TP PKK Aceh, Dr. Dyah Erti Idawati—saat acara peletakan batu pertana.

Sambutan mengesankan

banner 72x960

Mobil dinas dengan pengawalan foreder yang membawa Gubernur Nova dan rombongan—termasuk Gubernur dan Sekda Sulbar—berhenti tepat di gerbang masuk lokasi acara yang terlihat tertata indah.

Setelah turun dari kendaraan, sebelum masuk lokasi kegiatan, Gubernur Nova Iriansyah bersama istri ‘dihadang’ serombongan laki-laki kekar berpakaian adat berwarna dominan merah sebagai simbol kesatria.

Laki-laki yang menghadang Gubernur Aceh selain bersenjata juga dilengkapi gong, gandrang, dan suling.

Seorang di  antaranya yang berperan sebagai panglima meminpin di depan berhadapan langsung dengan Gubernur Nova sambil mengacung-acungkan sinangke (sejenis golok).

Sang panglima memperkenalkan diri kepada sang tamu—dengan lantunan syair—bahwa mereka adalah kesatria yang siap membela siapa saja dari berbagai gangguan.

“Kalau di laut seperti jangkar, kalau di darat seperti baja, kalau di gunung seperti angin puting beliung. Kami kesatria yang siap bersimbah darah jika ada yang berani mengganggu (tamu kami),” begitu untaian kata menggunakan bahasa Tapalang.

Prosesi penyambutan tamu ala kesatria Tapalang berakhir ketika panglima menyarungkan kembali goloknya dan mengantar sang tamu ke tempat yang telah disediakan.

Gubernur Aceh, Nova Iriansyah tampak sangat menikmati prosesi adat tersebut dan berkali-kali mengucapkan terima kasih kepada rombongan kesatria.

Rangkaian seremoni peresmian pembangunan kembali Masjid Al-Munawwarah (selanjutnya ditabalkan dengan nama Al-Munawwarah Aceh) berlangsung dari pukul 09.00 sampai 11.30 WIT.

Prosesi diawali sambutan Bupati Mamuju diwakili Asisten III Setdakab, sambutan Gubernur Sulbar, sambutan Gubernur Aceh dilanjutkan peletakan batu pertama dan diakhiri tausiah/pembacaan doa oleh Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Aceh, Tgk Fakhruddin Lahmuddin. []

Baca juga: Aceh Bangun Masjid di Mamuju, Masjid Ketiga di Zona Bencana

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *