Pakar Politik UGM Sebut AMIN Diuntungkan di Persaingan Prabowo dengan Ganjar

waktu baca 2 menit
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka di Balai Kota Solo, Kamis (12/10/2023). Foto: Tara Wahyu NV/detikJateng

Theacehpost.com | JOGJA – Prabowo Subianto resmi menggaet putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres. Pakar politik dari UGM menilai penunjukan itu justru bisa menjadi keuntungan bagi pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN).

Pakar politik UGM, Wawan Mas’udi menilai saat ini sedang ada tensi tinggi antara kubu Gibran maupun Jokowi dengan PDIP. Pasangan AMIN, kata dia, bisa muncul dan memanfaatkan ketegangan itu sebagai peluang untuk menggaet massa.

“Itu sangat mungkin, yang mana kalau ketegangan itu kemudian seolah-olah head to head antara Pak Prabowo dan Pak Jokowi dengan Pak Ganjar, Bu Mega, head to head ke situ yang memperoleh keuntungan justru calon yang bisa menghadirkan alternatif dalam konteks ini ya pasangan AMIN bisa menjadi semacam alternatif di antara ketegangan,” kata Wawan saat dihubungi wartawan, Senin (23/10/2023).

Meski demikian, AMIN harus pintar dalam membaca peluang. Sebab dalam politik semua bisa berjalan dinamis.

“Ya jelas mereka mungkin sedang membaca ini sebagai peluang to. Tapi kan belum tentu juga konflik yang terjadi akan terus dipelihara dan akan dikembangkan kan belum tentu juga,” ujarnya.

banner 72x960

Di sisi lain, penunjukan Gibran sebagai cawapres Prabowo juga bisa menggerus suara. Meski dalam beberapa survei terakhir elektabilitas Prabowo masih paling atas, namun banyak pihak yang kecewa dengan manuver politik keluarga Jokowi.

Wawan percaya, putusan MK beberapa waktu lalu disusul resminya pasangan Prabowo-Gibran oleh banyak pihak semakin menegaskan adanya politik dinasti. Tentu hal ini yang harus diwaspadai kubu Prabowo karena ke depan akan banyak kampanye anti politik dinasti.

“Ya jelas proses MK kemarin dan penunjukan Gibran sebagai cawapres itu akan membawa sentimen negatif karena kan jelas kemudian menjadikan apa yang kita sebut sebagai dinasti politik,” ucapnya.

“Politik keluarga sebagai persoalan dalam demokrasi kita dan itu akan secara terus menerus bisa digunakan untuk menjadi semacam negatif campaign ya yang akan melekat pada Pak Prabowo dan Gibran,” pungkasnya. detikjogja

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *