Mengintip Visi Misi Ismail Rasyid, Calon Ketua Kadin Aceh
Theacehpost.com | ACEH BESAR – Pengusaha internasional asal Aceh, Ismail Rasyid, memaparkan visi misi sebagai Calon Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Aceh periode 2022-2027.
Banyak hal menarik diungkapkannya dalam acara silaturahmi dengan pimpinan media di Kantor Trans Continent, Desa Beuradeh, Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, Sabtu, 18 Juni 2022.
Misi CEO PT Trans Continent (Royal Group) tersebut, ingin bersinergi dengan pengusaha lainnya dalam mendorong dunia usaha, guna mencapai pembangunan Aceh yang mandiri dan juga ikut mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Ia menilai, posisi Aceh juga sangat strategis bagi perdagangan global. Apalagi Aceh memiliki sumber daya alam yang melimpah.
“Kita perlu membangun konektivitas sektor transportasi, sehingga nantinya menjadi penghubung tumbuhnya ekonomi daerah, nasional dan internasional,” kata pengusaha yang memiliki jaringan kerja di 80 negara tersebut.
Pria kelahiran Matangkuli, Aceh Utara pada 3 Juli 1968 silam itu juga memiliki misi besar untuk mendorong pertumbuhan UMKM berorientasi ekspor dan berbasis pada potensi komoditi unggulan daerah.
Keyakinan itu timbul berkat hasil perjalanannya keliling Aceh untuk melihat potensi di daerah. Kata dia, sektor UMKM menjadi perhatian seriusnya.
Dia mengungkapkan program unggulannya, yakni terkait Santripreneur, Yatimpreneur dan Digitalisasi UMKM. Ia berjanji, akan melatih para santri dan anak yatim di berbagai daerah untuk menjadi wirausaha sesuai potensi daerah.
“Ada dayah yang membiayai lembaga secara mandiri melalui usaha budi daya ayam yang dikelola santri. Nah, santri-santri ini kita latih, jika dilatih dengan baik ke depan, mereka juga bisa membantu perekonomian Aceh,” ucapnya.
“Selain kita latih para santri untuk menjadi santripreneur, anak-anak yatim di daerah insyaallah akan kita latih juga menjadi yatimpreneur, agar mereka bisa mandiri dan juga terlibat membantu kebangkitan ekonomi Aceh,” katanya lagi.
Menurutnya, program digitalisasi UMKM juga sudah menjadi kewajiban bagi dunia usaha di Aceh. Pasalnya, pemanfaatkan digitalisasi melalui sejumlah platform yang tepat akan memudahkan para pelaku UMKM mempromosikan usahanya.
Baca juga:Hipsi: Calon Ketua Kadin Aceh Harus Miliki Kerangka Kerja yang Jelas
“Ini harus kita mulai di tempat kita. Pelaku usaha dan anak-anak pesantren harus mengadopsi digitalisasi dan Kadin harus menjembatani hal itu,” imbuhnya.
“Saya tegaskan, terpilih atau tidaknya saya sebagai Ketua Umum Kadin Aceh ketiga program ini tetap akan saya jalankan, karena kalau hanya berorientasi pada jabatan maka tidak akan ada perubahan,” ujar Ismail.
Dia juga menyampaikan, bakal mengembangka ekonomi kreatif dalam bentuk kombinasi lintas sektor, untuk meningkatkan nilai tambah produk dan menciptakan lapangan kerja.
“Ekonomi kreatif kita ke depan sangat penting dan berperan,” sebut Ismail didampingi Direktur Trans Continent Australia, Catherine Cooper, yang juga pakar lingkungan tersebut.
Kemudian, Ismail juga akan mengoptimalkan hilirisasi komoditi unggulan di sektor pertanian, perkebunan, peternakan, maupun perikanan tangkap dan budi daya.
“Persoalan pengoptimalisasi ini kita tidak bisa mandiri, ada faktor-faktor eksternal lainnya. Pemerintah harus terlibat mendukungnya, agar pruduk-produk yang dihasilkan bisa dipasarkan, baik dalam maupun luar negeri,” kata pengusaha yang bergerak di bidang multi moda transport, logistics & supply chain itu.
Baca juga:Dek Gam kepada Calon Ketua Kadin Aceh: Bersainglah dengan Sehat
Visi lainnya, lanjut Ismail Rasyid, yaitu sebagai advokasi untuk menciptakan kondisi dunia usaha yang kondusif. Ia ingin Kadin berperan sebagai lembaga yang menjembatani pemerintah ke dunia usaha dan antar pelaku usaha, guna meyakinkan para investor ke Aceh.
“Kalau masuk Kadin berpikir untuk posisi jabatan, maka (dunia usaha) tidak ada perubahan. Orang yang bisa melakukan ini adalah orang-orang yg berkecimpung di dunia usaha. Pengurus Kadin itu harus diisi oleh sosok leader dan orang-orang yang tepat sesuai bidangnya,” kata Ismail.
Lalu, Ismail ingin melibatkan perguruan tinggi untuk mempercepat akselerasi dalam upaya meningkatkan kompetensi SDM. Menurutnya, kolaborasi dunia usaha dengan perguruan tinggi sangat penting.
“Perguruan tinggi bisa melakukan riset-riset untuk disumbangkan ke dunia usaha, makanya dalam kolaborasi itu Kadin Aceh juga harus punya lembaga research and development (penelitian dan pengembangan),” kata alumni Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala (USK) ini.
Terakhir, dia ingin menjadikan Aceh sebagai daerah penghubung dengan sejumlah pelabuhan di Asia Tenggara (ASEAN) dan kawasan lainnya.
“Negara yang maju sekarang itu melalui UMKM yang kuat. Kita, untuk memasuki pasar luar negeri harus mempunyai sertifikasi yang dibutuhkan dan sekarang tinggal bagaimana kita membangun konektivitas itu. Saya pikir, ini harus diperkuat, Kadin ke depan harus memperkuat dunia usaha, dan ini challenge buat kita di Kadin,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Musyawarah Provinsi (Musprov) Kadin Aceh dijadwalkan akan berlangsung pada 27 Juni 2022. Ada tiga calon Ketum Kadin Aceh, yaitu Muhammad Iqbal, Ismail Rasyid dan Risky Syahputra. []
Baca juga: Survei The Aceh Post untuk Ketua Kadin Aceh: Rizki Ungguli Bang Is