Mengenal Lebih Dekat Sosok Akhyar Kamil dan Kiprah PAS Memulangkan Jenazah Warga Aceh di Perantauan

waktu baca 10 menit
Ketua Umum PAS, H. Akhyar Kamil, SH

PADA tahun 2020, banyak sekali berita media online yang menyebut H. Akhyar Kamil, SH, Ketua Umum Persaudaraan Aceh Seranto (PAS) siap maju sebagai calon gubernur Aceh pada Pilkada 2022.  “Nah, bagaimana sikap Bang Akhyar sekarang? Apakah masih tetap akan berkompetisi ke Aceh-1 yang diundur hingga 2024?,” tanya Theacehpost mengawali bincang-bincang dengan pengusaha Aceh yang namanya semakin dikenal karena program sosial kemanusiaan—terutama memulangkan jenazah putra-putri Aceh yang berada di seluruh provinsi di Indonesia bahkan luar negeri. Wawancara by phone pada Sabtu malam, 26 Juni 2021 difasilitasi Ketua DPW PAS Aceh, Syukri, SH yang waktu itu sedang di kediaman sang Ketua Umum di Kelurahan Sudimara Timur, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, Provinsi Banten yang juga Markas Pusat PAS. “Ban leuh pajoh bu kuah sie kameng. Kameng Tangerang gleh-gleh that Bang (Baru siap makan malam dengan gulai kambing. Kambing Tangerang bersih-bersih sekali Bang),” ujar Akhyar diiringi tawa lepas mengawali bincang-bincang santai diselingi humor-humor segarnya. Berikut petikan wawancara dengan Akhyar Kamil, putra Aceh asal Sampoiniet (Desa Matang Bayu, Kecamatan Baktya Barat, Kabupaten Aceh Utara) yang sudah 21 tahun hijrah ke Jakarta.

 

Theacehpost.com (TAP): Assalamualaikum Pak Ketum PAS, maaf saya panggil Bang Akhyar saja ya…

Akhyar Kamil (AK): Waalaikum salam. Hana masalah (nggak masalah dengan panggilan).

TAP: O ya Bang Akhyar, sebelum saya menghubungi Abang, saya sempat googling. Ternyata ditemukan banyak sekali berita Abang tahun 2020 (di media online) yang menulis bahwa Abang siap maju sebagai calon gubernur Aceh pada Pilkada 2022. Nah, sekarang Pilkada kan diundur hingga 2024. Bagaimana sikap Abang, apakah masih tetap akan berkompetisi ke Aceh-1 pada Pilkada 2024 sebagaimana diharapkan banyak pihak?

banner 72x960

AK: Nyan yang kagura (nah, ini pertanyaan rada lucu). Yang pasti kita hari ini, kegiatan kita (PAS) hanya tiga macam program. Pertama, kegiatan kita memulangkan jenazah putra-putri Aceh yang meninggal di perantauan jika ada permintaan dari pihak keluarga. Yang kedua, melakukan sunat massal untuk 10.000 anak yatim dan fakir miskin dari seluruh Indonesia (7.000 di Provinsi Aceh dan 3.000 di luar Aceh untuk target tahun 2021). Program ketiga adalah menyekolahkan anak-anak putus sekolah, anak-anak yatim atau anak fakir miskin di Aceh. Ingat, hanya ada tiga program PAS, tidak ada program keempat sebagai calon gubernur, hahahaha.

TAP: Tapi menjadi calon gubernur itu kan permintaan (aspirasi banyak pihak)…

AK: Ya, namun semua manusia ini hidup tidak ada yang kebetulan. Semua orang hidup butuh proses. Pencuri saja dalam melakukan kejahatannya terkadang bukan karena ada niat tetapi karena ada kesempatan. Apalagi di sepeda motor lengkap kunci. Kalau begini bukan salah pencuri tetapi salah pemilik karena tidak hati-hati mengamankan harta.

TAP: Apa maksud Abang dengan analogi itu?

AK: Maksudnya, kalau saya dimajukan sebagai calon gubernur, itu persis seperti suruh jaga kambing pada harimau. Nah, soal masyarakat Aceh mendukung, tentu saja saya ucapkan terima kasih sekali sudah mendukung, namun tidak semua orang yang kita dukung mau seperti yang kita inginkan, kan tidak semua. Saya saat ini hanya bisa memberi contoh kepada orang lain tetapi saya belum bisa jadi contoh pada orang lain, ini yang jadi masalah.

TAP: Tapi yang Abang lakukan selama ini kan menjadi contoh bagi orang lain, contoh positif (dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan).

AK: Saya hanya bisa memberi contoh melakukan kegiatan sosial, misalnya sunat massal, menyantuni anak yatim, memperhatikan orang susah. Itukan memberi contoh, namun saya belum bisa jadi contoh buat orang lain. Karena saya ini bukan seorang Akhyar yang baik sebagaimana dilihat sekarang, namun banyak orang nggak tahu seperti apa Akhyar ini, makanya saya hanya bisa memberi contoh belum siap untuk menjadi contoh.  

TAP: Nah, kembali ke soal banyaknya tokoh-tokoh yang menghendaki Abang menjawab aspirasi mereka agar maju sebagai calon gubernur Aceh (jalur independen), bagaimana Abang menyikapi ini? Bukankah setiap kita harus punya target (capaian), meski dalam pekerjaan sosial Abang tidak disangsikan lagi.

AK: Ya, dalam menjalankan hidup ini punya target. Target pertama, jika ada orang Aceh meninggal kita pulangkan, itu target pertama. Target kedua menyantuni anak yatim dan fakir miski, target ketiga menyekolahkan mereka. Nyan sagai target (itu saja target). Nggak ada target politik, misalnya untuk naik gubernur. Lebih baik target naik (panjat) kelapa, dapat 20 batang sehari sudah jelas uangnya berapa, hahahahaha.

(Akhyar menegaskan, tidak ada sedikitpun pikirannya mengarah ke politik, baik secara langsung maupun tidak langsung. Namun jika ada anggota PAS yang mau terjun ke dunia politik, itu silakan. PAS mendukung, misalnya ada kader-kader PAS mau jadi bupati, wali kota, gubernur, silakan, itukan hak seseorang. PAS mendukung, dalam arti PAS ini bukan partai, tapi organisasi, kalau ada yang mau maju silakan cari partai sendiri. PAS ini kan ibaratnya seorang ayah dan mereka anak yang kami lahirkan, makanya kan harus mendukung).

TAP: Oke Bang, kita tinggalkan pembicaraan soal politik. Karena apapun sikap Abang wajib dihormati oleh orang lain. Nah sekarang kembali ke PAS. Apa pesan yang akan Abang sampaikan dengan keberadaan PAS?

AK: Siapapun boleh bergabung dengan PAS tetapi mereka harus tahu PAS itu bukan lahan tempat mencari uang namun tempat menghabiskan uang. Apakah mereka sudah siap untuk menghabiskan uang bahkan menghabiskan waktu? Siap karu ngon ureung inong karena kadang-kadang hana meuteumeung paduli ureung inong (bahkan harus siap ribut dengan istri karena kadang-kadang istri terabaikan). Kami membutuhkan orang-orang yang berjiwa besar dalam sosial bukan jiwa besar dalam mencari uang. Karena PAS bukan lahan bisnis dan tidak berbisnis. Tetapi kalau ada anggota PAS yang berbisnis (berusaha) kami mendukung.

TAP: Bisnis juga diperlukan untuk mendongkrak kegiatan sosial dan kemanusiaan, begitu maksudnya?

AK: Betul. Karena organisasi apapun tanpa modal tak jalan. Jika anggota tak punya usaha juga macet, kegiatan tidak akan jalan. Supaya jalan semua, mereka usahanya harus jalan, organisasi juga jalan. Bukan artinya mencari uang di atas organisasi. Cari uang dengan usaha, habiskan di organisasi.

TAP: Izin Bang Akhyar, kalau kami menghitung-hitung, sudah cukup banyak (uang) yang Abang keluarkan untuk menjalankan program PAS ini.

AK: Cuma sayangnya saya sendiri nggak pernah hitung, hahaha.

TAP: Membawa pulang jenazah dengan pesawat, biayanya cukup besar…

AK: Ya, rata-rata Rp 25 juta per jenazah. Ini sudah 63 jenazah (kita pulangkan) dalam waktu lebih kurang dua tahun ini.

TAP: Tahun berapa PAS ini terbentuk?

AK: Tahun 2012.

TAP: Sejak terbentuk langsung berkiprah pada tiga program utama yang Abang sebutkan tadi?

AK: Ya, Cuma tiga. Kami nggak berani banyak-banyak. Karena PAS ini bukan didirikan oleh konglomerat, bukan birokrat, bukan pejabat. Yang mendidikan PAS rakyat jelata anggotanya juga rakyat biasa.

TAP: Dalam AD/ART PAS disebutkan maksud didirikan PAS untuk menyelenggarakan berbagai macam kegiatan sosial. Juga menggali dan menggembangkan kebudayaan daerah asal yang tidak bertentangan dengan peraturan pemerintah, norma agama, dan norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat tempat kedudukan.

AK: Betul. Karena PAS tidak menggali migas, tidak menggali minyak dan gas.

(Ketua Umum PAS juga menegaskan, terkait dengan pemulangan jenazah putra-putri Aceh yang meninggal di perantauan termasuk luar negeri akan  dilaksanakan jika ada permintaan dari keluarga. Tanpa permintaan dari keluarga kami dari PAS tidak membuka posko pemulangan mayat. Kemudian yang kedua melakukan sunat massal sebanyak 10.000 anak yatim dan fakir miskin seluruh Indonesia, khusus Provinsi Aceh 7.000 di luar Aceh 3.000. Itu didasari permohonan DPD. Contoh, kemarin di luar Aceh, DPD PAS Serang, DPD Majalengka. Kalau di Aceh, DPD Aceh Timur sudah, DPD Aceh Utara sudah, DPD Bireuen sudah, DPD Singkil juga sudah).

TAP: Kalau program menyekolahkan anak yatim, bagaimana mekanismenya Bang?

AK: Itu didasarkan permohonan (rekomendasi) dari DPD (Pengurus Kabupaten/Kota) ke DPW (Pengurus Provinsi). Kalau setuju DPW kita kerjakan, kalau DPW menolak tidak kita kerjakan. Tergantung keputusan DPW. DPP (Pengurus Pusat) hanya menjalankan apa yang disetujui oleh DPW. Semuanya berjalan sesuai jalur. Kami di PAS menganut prinsip 3M. M pertama, mentang-mentang cepat jangan suka mendahului. M kedua mentang-mentang kuat jangan suka menjatuhi. M ketiga mentang-mentang pinter jangan sok pinter. Begitu masuk Aceh Seranto jangan menelikung, jangan sok pinter, jangan saling menjatuhi. Kalau ada yang mau naik, harus mengangkat orang lain biar dia ikut terangkat. Tidak boleh menjatuhi orang lain supaya dia bisa diangkat. Kami di PAS saling mangangkat. Kalau dia mau diangkat, angkatlah orang lain. Berlaku seperti orang memompa ban dalam. Kalau ban dalam dipompa, ban luar pun ikut naik. Begitu.

TAP: Masyarakat mengetahui banyak sekali uang yang sudah dikeluarkan PAS untuk melakukan program sosial kemanusiannya, bahkan ada yang bertanya, dari mana sumber uang tersebut. Kalau dari pribadi Bang Akhyar, berarti cukup banyak yang sudah dikeluarkan Bang Akhyar. Bisa abang jelaskan?  

AK: Sebenarnya keuangan Aceh Serantau tidak bersumber. Nggak ada sumber. Karena orang-orang di Aceh Serantau ini pedagang sayur, tukang becak, pedagang kaki lima, pedagang sembako. Jadi nggak ada sumber. Dari hasil pendapatan mereka kerja mereka sisihkan sedikit demi sedikit untuk majunya organisasi. Bukan uang pribadi saya. Semuanya partisipasi. Lagee ureung tuha peugah menyoe geutanyoe kompak baranggapeu jeut ta peulaku. Tapi menyoe tanyoe le peng hana kompak hanco (Seperti kata orang tua, kalau kita kompak apapun bisa dilakukan. Tetapi kalau banyak uang tapi tidak kompak, hancur juga). Kalau kita ingin disegani orang, ditakuti orang, bukan karena kita banyak uang, bukan juga karena kuat, tetapi karena kebersatuan dan persatuan yang kita jalankan, dengan begitulah orang akan ditakuti. Nah, kembali ke soal sumber uang, kalau ditanyakan uang dari mana, dari mana sumbernya, saya sendiri susah menjawab. Yang bisa saya pastikan uang itu tidak terlibat uang pemerintah baik daerah atau pusat. Tidak terlibat uang pejabat baik kecil atau besar. Tetapi semuanya adalah uang swadaya simpatisan dari anggota Aceh Serantau yang murni dari mereka dagang. Laku Rp 10.000, Rp 50.000, mereka sisihkan setiap bulan. Sehingga PAS bisa mendirikan sebuah meunasah berharga Rp 3 miliar di daerah Ciledug bernama Meunasah Aceh Serantau yang diresmikan Wali Kota Tangerang pada tahun 2018.

(Ketika wawancara dengan Theacehpost.com, Akhyar Kamil juga menceritakan riwayat pendidikannya termasuk gelar S1 (SH) yang diperolehnya di salah satu perguruan tinggi di Jakarta. Namun, menurut Akhyar, baginya gelar akademik tidak penting, karena ada gelar yang lebih penting untuk dipertanggungjawabkan yaitu gelar almarhum. Begitu nanti dirinya sudah tidak ada, bukan lagi gelar akademik yang dipanggil, tetapi Almarhum Akhyar. “Itulah gelar yang harus selalu kita renungkan,” ujarnya. Berdasarkan beberapa informasi tambahan yang diterima Theacehpost.com, Akhyar Kamil selain memimpin organisasi sosial kemanusiaan juga sosok pengusaha sukses sebagai Direktur Utama PT. Ahya Sejahtera dan Komisaris Utama PT. Putra Abdi Sejati yang bergerak di bidang Konsultan dan Jasa).

TAP: Sejak kapan Abang hijrah ke Jakarta?

AK: Baru 21 tahun, hahahaha.

TAP: Maaf Bang, bisa sedikit abang cerita tentang keluarga?

AK: Istri saya orang Betawi, saya sendiri berasal dari Sampoiniet (Kecamatan Baktiya Barat, Aceh Utara).

TAP: Bisa tahu berapa umur Abang?

AK: Kalau itu sebentar dulu saya lihat KTP. Saya lahir 16 Oktober 1973. Masih muda tapi karena sering kejemur, hahahaha.

TAP: Sekalian kalau boleh tahu Bang, berapa orang anak?

AK: Nah, ini pertanyaan bagus, sebenarnya ini dulu yang ditanyakan, berapa orang anak, bukan yang lain. Alhamdulillah ada tujuh. Sudah seperti hitungan hari dalam seminggu, hahahaha. Saya senang kalau ditanyakan padum boh aneuk miet (berapa orang anak), karena harta saya cuma itu. Anak pertama dan kedua sudah selesai (kuliah), yang ketiga kemungkinan wisuda Oktober ini di Universitas Trisakti,  yang keempat di Pertamina, anak kelima di pesantren, sedangkan nomor 6 dan 7 masih SD dan SMP).

TAP: Nyonya (istri) apakah wanita karier?

AK: Istri saya orang Betawi, namanya Siti Ahyamah, S.Ag, M.Si. Beliau PNS di Kota Tangerang.

TAP: Oke Bang, ada pesan-pesan yang akan Abang sampaikan?

AK: Saya pikir semua sudah saya sampaikan sesuai yang saya ketahui, termasuk apa dan bagaimana kami di PAS. Kalau nanti kita wawancara lagi saya juga sangat siap, tetapi jangan tanya yang berat-berat, apalagi soal politik, saya nggak ngerti politik. Kalau dulu ada yang mau menjual (memajukan) saya, itu kan seperti orang jual obat, dia lihat obat apa yang sedang laris, itu dulu yang dia jual. Tapi kita kan bukan penjual obat.

(Menjelang akhir wawancara, Akhyar mengingatkan, siapapun yang berada di bawah bendera Aceh Serantau harus saling nasihat menasihati, tidak butuh pujian, tidak butuh pengangkatan, yang dibutuhkan adalah kritikan dan saran yang membangun, bukan yang menjatuhkan. Kalau selalu dipuji, selalu disanjung akhirnya takabur dan sombong. Aceh Serantau ingin selalu berkolaborasi dengan ormas-ormas lain baik yang ada di Aceh maupun luar Aceh. “Kami siap bergandeng tangan untuk membangun Aceh ke depan, dan untuk membangun Aceh tidak mesti berada di dalam pemerintahan, di luar pemerintahan juga bisa kalau kita punya niat,” demikian Ketua Umum DPP PAS, H. Akhyar Kamil, SH).

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *