Mengenal Gadis Pelupa, Novel Perdana Adam Zainal

waktu baca 6 menit
Penulis novel Gadis Pelupa, Adam Zainal berfoto dengan karyanya di salah satu warung kopi di Banda Aceh. (Foto: Dok Pribadi Adam)

Theacehpost.com | BANDA ACEH – “Aku -Kinet BE- tak sengaja bertemu dengan seorang gadis kampung yang sedang mengemban ilmu di ibukota Banda Aceh di sebuah perjamuan. Gadis itu bernama Lia dan kuberikan julukan Gadis Pelupa karena keunikannya.”

“Gadis Pelupa adalah wanita yang kuprioritaskan setelah ibuku. Dia salah satu wanita yang kukagumi selain Ana, Ria, Novi dan Kak Putri. Bagaimana hubunganku dengan Gadis Pelupa? Bagaimana pula hubunganku dengan Ana, Ria, Novi dan Kak Putri? Siapakah yang mendapat restu dari ibuku?”

Itulah penggalan sinopsis dari novel ‘Gadis Pelupa’ yang ditulis Adam Zainal. Novel bertema roman tersebut baru saja diterbitkannya pada September tahun ini.

***

Pria itu tampak santai duduk sambil menikmati segelas kopi. Di tangannya, sebatang rokok filter ternama masih membara dengan asap yang tipis. Sesekali rokok itu ditariknya pelan, berselang pula pahit kopi robusta ikut membasahi bibirnya. Pria itu adalah Adam Zainal, seorang penulis yang telah menerbitkan sebuah novel perdananya berjudul ‘Gadis Pelupa’.

Hari ini, Minggu, 20 September 2020, Theacehpost.com berkesempatan untuk berbincang-bincang dengan pria yang dikenal dengan nama ‘Kinet BE’ pada setiap karya tulisnya.

Kami bertemu debuah warung kopi di kawasan Lampineung, Kota Banda Aceh untuk membahas novel karya pemuda kelahiran Kabupaten Bireuen, 29 tahun silam itu.

Ramah, bersahaja, dan begitu santai, pria tamatan SMA Swasta Al Muslim Peusangan, Kabupaten Bireuen, itu menjawab setiap pertanyaan dari Theacehpost.com. Ia pun tak sungkan menceritakan bagaimana pengalaman serta isi dari novel perdananya tersebut.

Latar belakang menulis novel ‘Gadis Pelupa’

Lahir dan terbitnya novel ‘Gadis Pelupa’ tidak serta merta langsung bisa mewarnai dunia penulisan fiksi di Indonesia, khususnya di Aceh. Adam awalnya, hanya menulis kisah tersebut di akun sosial media, Facebook, miliknya.

Tulisannya itu pun mendapat respon positif dari orang-orang terdekat dan pembaca lainnya. Mereka menyarankan kepada Adam untuk terus melanjutkan cerita tersebut dan menjadikan sebuah novel. “Dari situlah saya beranjak untuk fokus menyelesaikan,” ungkap Adam.

Ia mulai menulis pada September 2019 silam. Berbagai kendala sempat ditemui, termasuk rasa jenuh untuk melanjutkan cerita.

Naskah yang telah ia tulis, sempat beberapa bulan tertidur dan tak disentuhnya. Akan tetapi, para kerabat dan teman-teman yang selama ini mendukungnya, menyarankan agar tulisan itu diselesaikan. Sebab, alur cerita dari calon novel dinilai menarik.

Menulis, membedah dan merevisi, kegiatan itu mengiringi lahirnya novel bersampul hitam dengan latar bergambar wanita tersebut. Naskah yang telah selesai ditulis, dikirim ke sejumlah orang. Tentunya untuk mendapatkan kritik serta saran dari mereka yang paham dan suka membaca novel.

“Jadi kendalanya terkadang hanya kejenuhan doang, tidak ingin melanjutkan lagi. Bahkan sempat beberapa bulan berhenti menulis dan ingin membuang naskah ini karena tidak ada mood lagi untuk menerbitkannya. Namun ada kawan-kawan yang member support,” pemuda itu berkisah.

Berlatar belakang dunia jurnalis dan sering membaca berbagai novel maupun cerita pendek, menjadikan seorang Adam, beranjak untuk coba menerbitkan sebuah buku fiksi yang merupakan kisah nyata dari pengalamannya.

Usaha dan jerih payah itu pun berbuah hasil. Pada September 2020 atau setahun sejak naskah mulai ditulis, novel tersebut terbit melalui salah satu penerbit di Cirebon. “Latar belakang itu yang kemudian membuat saya menyelesaikan satu novel perdana ini,” kata Adam menceritakan.

Meskipun demikian, ia yang aktif menulis di media, mengaku tidak akan bisa menyelesaikan naskah-naskah cerita dari novelnya apabila tidak didukung oleh orang-orang terdekat.

“Selain itu, mungkin tidak luput juga dari dorongan kawan-kawan sehingga saya mau membuat tulisan menjadi novel,” imbuhnya.

Novel Gadis Pelupa Bertema Roman

Tema novel ‘Gadis Pelupa’ bergenre roman. Itu dipilih karena berkisah tentang kehidupan muda-mudi. Meski begitu, keadaan sosial, budaya, serta perpolitikan di Aceh, dikatakan Adam, tak luput pula untuk disentilnya meski tidak terlalu dalam sebab novel yang ditulisnya merupakan novel remaja.

“Cuma sedikit menyentuh budaya, sosial, pemuda, dan politik. Cuma tidak terlalu jauh,” jelasnya.

Alasannya mengambil tema serta menyentuh keadaan sosial dalam alur novel disampaikan, karena ingin menceritakan kehidupan kaum muda di Aceh yang mengikuti zaman. Pesan yang diutarakan adalah bagaimana kawula muda di Tanah Rencong harus mengenal dirinya sendiri dan tanah kelahirannya.

Adam mengatakan, sifat itu dicontohkan oleh tokoh, Lia. Gadis kampung yang tidak mengubah kebiasaannya yang santun meski telah tinggal di kota.

“Kita harus mengenal Aceh, selaku budaya kita. Walaupun kita dari kampung dan pindah ke kota. Mengapa kehadiran Lia di novel ini menjadi menarik, karena dia tetap menjadi gadis desa ketika berada di kota,” imbuhnya.

Sekilas tentang cerita dalam novel ‘Gadis Pelupa’

Novel ‘Gadis Pelupa’ dikatakan Adam, bercerita tentang kehidupan asmara muda-mudi di Bumi Serambi Makkah. “Novel ini menceritakan tentang kehidupan pemuda Aceh hari ini yang kita lihat secara fenomena. Baik menyangkut dengan budayanya yang mulai terkikis, konteks sosial, dan sedikit juga mengulas tentang asmara sebab berbicara mengenai anak muda,” kata Adam.

Cerita yang ada dalam novel bertema roman tersebut dikutip dari pengalaman pribadi Adam. Kinet BE -tokoh pria- dalam novel tersebut yang berprofesi sebagai kernet bus antar lintas kota sekaligus jurnalis, tak lain adalah dirinya sendiri.

Begitu juga dengan Lia -tokoh perempuan- dan nama-nama seperti Kak Putri, Ana, Novi, Muammar, Biily, serta tokoh lainnya, semua nyata.

Pria kelahiran Tanoh Anoe, Kecamatan Jangka ini pun, kemudian menceritakan sekilas alur dari novel yang ditulisnya. Khususnya, bagian konflik yang terjadi antara pemuda bernama, Kinet BE dengan seorang gadis bernama Ana.

Kinet BE, merupakan seorang pemuda asal Kabupaten Bireuen yang berprofesi sebagai kernet bus antar kota sekaligus jurnalis. Ia kerap melakukan perjalanan ke berbagai daerah.

Ketika jenuh melanda, ia pun pergi ke Kota Banda Aceh hanya untuk mencari hiburan dan bisa menetap di daerah ibu kota provinsi tersebut hingga sepekan. Itu dilakukannya sebulan atau dua bulan sekali. Tergantung keinginannya.

Sementara tokoh Lia, merupakan gadis desa yang sedang menempuh pendidikan di Kota Banda Aceh. Lia memiliki hubungan dekat dengan Kinet BE. Meski tidak secara langsung, namun keduanya sering bertemu dan berkomunikasi melalui aplikasi pesan singkat. Pemuda itu pun mengganggumi keunikan gadis ini.

Sedangkan Ana, tokoh wanita lainnya, adalah gadis yang pernah menjalin hubungan dengan Kinet BE. Akan tetapi, keduanya telah berpisah.

Konflik yang terjadi dalam novel ‘Gadis Pelupa’ diceritakan Adam, lahir ketika Ana, kembali mencari Kinet BE setelah empat tahun berpisah.

“Ana yang sudah lama menghilang, sekitar empat tahun. Lalu dia kembali lagi ke si pemuda dalam novel ini. Bahkan ia melacak keberadaan si pemuda itu. Padahal mereka sudah tidak ada lagi hubungan selama empat tahun,” cerita Adam singkat.

Kembali mengutip sinopsis novel berjudul ‘Gadis Pelupa’, “Siapakah yang mendapat restu dari ibuku?”

Ingin memiliki buku ini? Yuk muluncur ke Instagram penulisnya langsung di @adam_zainal.

Reporter: Muhammad Saifullah

Editor: Eko Deni Saputra

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *