UINAR dan Kemenpora Gelar Kuliah Kewirausahaan Pemuda, Ketua Hipsi Aceh Beri Tips Sukses  

waktu baca 8 menit
Wakil Rektor III Prof Dr Saifullah, M.Ag, Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora RI, Dr H M Asrorun Ni'am Sholeh, MA, Anggota DPR RI Komisi X Hj Illiza Sa'aduddin Djamal, dan para pemateri melakukan foto bersama seusai mengisi acara kuliah kewirausahaan pemuda, di Aula Rektorat UIN Ar-Raniry Banda Aceh, 20 September 2022. (Foto theacehpost.com)

Theacehpost.com| BANDA ACEH – Universitas Islam Negeri (UIN) Ar- Raniry Banda Aceh bekerjasama dengan Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Menpora) RI menggelar kuliah kewirausahaan pemuda, di Aula Rektorat UIN Ar-Raniry Banda Aceh, 20 September 2022.

Kuliah kewirausahaan pemuda tersebut mengusung tema ‘Meramu Ide dalam Sociopreneurship untuk Kebangkitan Ekonomi Pasca Pandemi.’

Hadir dalam kegiatan tersebut Dr H M Asrorun Ni’am Sholeh, MA, (Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora RI), Prof Dr Saifullah, M.Ag, (Wakil Rektor III UIN Ar Raniry), Hj Illiza Sa’aduddin Djamal SE (Anggota DPR RI Komisi X), Dzikro S.Pt ME (Kepala Bidang Akses Permodalan Kemenpora RI)  dan Drs Imam Gunawan MAP (Plt. Asdep Kewirausahaan Pemuda Kemenpora RI).

Sementara pemateri diisi oleh Dr Hafas Furqani, M.Ec (Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Ar- Raniry), Ferry Hariawan (Senior Vice President PT Pegadaian Divisi Hubungan Kelembagaan), dan Muhammad Balia, S.I.Kom.,SH (Ketua HIPSI Aceh).

Rangkaian acara dimulai dengan mendengarkan pembacaan ayat suci Alquran dan lagu kebangsaan RI serta hymne UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

banner 72x960

Dalam laporannya Plt. Asdep Kewirausahaan Pemuda  Kekemenpora RI, Dr Ir Imran Gunawan M.Si mengatakan kegiatan ini merupakan kegiatan yang rutin dilakukan oleh Kemenpora RI diseluruh kampus di Indonesia dengan tujuan untuk mengembangkan minat dan potensi kewirausahaan pemuda.

Ia menyebut bahwa kegiatan ini merupakan challenge pertama untuk mahasiswa. Nanti dari hasil kegiatan ini mahasiswa akan diseleksi oleh kampus sebanyak 10 orang untuk bertanding dengan perguruan tinggi yang lain di Indonesia.

“Ada 39 perguruan tinggi yang akan bertanding, dari tahapan itu nanti kalian akan dipilih yang paling terbaik persiapan bisnisnya kemudian akan ditandingkan dengan teman-teman dari kampus lain di seluruh Indonesia,” sebut Imran.

Wakil Rekor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Prof Dr Saifullah M.Ag dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada Kemenpora RI atas terlaksananya kegiatan ini.

“Atas nama pimpinan kami sangat menyambut baik kegiatan ini dan kami mengharapkan tidak hanya berakhir disini, ada tindak lanjut lainnya yang dapat mengembangkan mahasiswa UIN Ar-Raniry. Tak hanya dari segi akademik saja, hari ini dituntut oleh keadaan diluar sana mahasiswa harus memiliki kemampuan (skill) dan hal-hal yang bersifat entrepreneurship,” kata Saifullah.

Kemudian dalam kesempatan yang sama Anggota DPR RI Komisi X, Illiza Sa’aduddin Djamal SE dalam kesempatan tersebut mengamati perkembangan kampus UIN Ar-Raniry yang cukup baik dibawah kepemimpinan Rektor baru.

“Mudah-mudahan dibawah kepemimpinan yang baru, kampus ini bisa mengembangkan socialpreneurship dengan program-program unggulan yang dimiliki,” kata Illiza.

Illiza yang diundang sebagai keynote speaker dalam kegiatan itu menyebut bahwa menjadi seorang pengusaha/entrepreneurship jauh lebih bagus dari pada bekerja sebagai pegawai pemerintah.

“Banyak mindset, lulus kuliah kerja sebagai PNS, padahal untuk memasuki dunia itu tempatnya terbatas dan tidak leluasa,” kata mantan wali kota Banda Aceh ini.

“Bekerja sebagai socialpreneurship akan jauh lebih fleksibel, dan saya mengalaminya sendiri,” katanya lagi.

Ia menyebut bahwa bisnis socialpreneurship saat ini sedang banyak diminati oleh anak muda masa kini, banyak kaum muda menuai sukses dibidang ini.

“Banyak pengalaman-pengalaman orang sukses yang berasal dari Aceh yang kemudian sukses dan berkarir di Jakarta,” kata Illiza

Illiza memberikan contoh pengusaha pakaian asal Aceh, Sheilla Sauky. Saat memulai usahanya dari nol dan menjajaki bisnisnya dengan promosi foto barang orang hingga berhasil sukses.

“Awalnya dari nol, dari foto-foto barang orang tapi dia tidak pernah menyerah, dan akhirnya sukses” kata perempuan yang akrab di sapa Bunda Illiza ini.

Dihadapan mahasiswa yang hadir Illiza menyampaikan kepada peserta untuk terus belajar dari pengalaman orang lain karena kesuksesan itu butuh proses dan tidak dengan cara instan.

“Tidak ada yang instan di dunia ini, semua mengalami proses dan jatuh bangun, untuk itu kuncinya adalah bersyukur, bersyukur dan bernsyukur,” tegas Illiza,

Sementara itu, Dr H M Asrorun Ni’am Sholeh, MA, Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora RI menjelaskan setidaknya ada dua potensi yang dimiliki manusia setelah lahir.

“Yang pertama adalah potensi leadership (kepemimpinan) dan kedua adalah potensi enterpreneurship,” kata Ni’am

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa setiap manusia memiliki tanggung jawab sebagai pemimpin, dan itu akan dimintai pertanggungjawaban di depan Allah. Sementara potensi enterpreneurship sudah ada sejak kita lahir kedunia ini. Dengan dua potensi yang dimiliki tersebut dengan usaha dan belajar maka terbentuklah kreatifitas dan inovasi.

Menurutnya kreativitas hanya dimiliki oleh anak-anak muda. Ni’am mencontohkan wirausahaan muda Indonesia seperti Ahmad Zaky (Pendiri Bukalapak), Elidawati (Pendiri El-zatta Fashion Hijab) dan Angga Umara (Pendiri Lele Lela). Mereka memiliki kreativitas dan inovasi sehingga tercipta sebuah ide.

“Kreativitas tidak mesti harus mahal dan mercusuar, krativitas dimulai dari ide yang sederhana tetapi diimplementasikan,”sebut Ni’am.

Kembangkan ekonomi kreatif

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Ar- Raniry,Dr Hafas Furqani, M.Ec, sebagai pemateri dalam kegiatan ini menjelaskan bahwa tren perkembangan bisnis indrustri pasca reformasi mengalami colleps (jatuh) sehingga sebagian dari meraka gulung tikar alias bangkrut.

Hafas juga menerangkan disrupsi ekonomi Indonesia bergerak dari ekonomi manajerial (ekonomi berbentuk perusahaan)  berubah menjadi enterprecial economy (ekonomi rakyat yang kreatif) yaitu ekonomi yang digerakkan oleh entrepreneur.

“Pada era tahun 2000-an perekonomian Indonesia mengarah ke ekonomi kreatif, usaha anak muda millennial dan usaha ini jauh lebih berkembang dan sangat berbeda apalagi dengan adanya teknologi membuat perekenomian kreatif mengalami tren positif untuk pembangunan ekonomi kita” jelas Hafas.

Menurutnya, pelajaran dari krisis membuat perusahaan-perusahaan besar juga memiliki kerentanan terhadap krisis sehingga dampaknya dirasakan langsung oleh masyarakat.

“Terjadilah penganguran besar-besaran, demo dan sebagainya. Hanya perusahan yang bergerak dalam bidang ekonomi kreatif yang berkembang hingga sampai sekarang ini,” terang Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam ini.

Perkembangan ekonomi kreatif kian menjanjikan saat internet masuk ke tanah air mengubah peta industri Indonesia tumbuh subur, salah satunya socialpreneurship.

Kemudian pemateri selanjutnya adalah Muhammad Balia, S.I.Kom., SH, ketua Hipsi Aceh yang baru saja dilantik Agustus lalu. Balia yang juga seorang wirausahaan sukses ini hadir memberi materi ‘Membangun Jiwa Kewirausahaan Sejak Dini.’

Dalam paparannya Balia mengatakan bahwa Hipsi merupakan himpunan pengusaha santri Indonesia yang memiliki visi mencetak 1 juta santri dan melahirkan pengusaha besar nasional dari pesantren.

Muhammad Balia, S.I.Kom., SH

Menurutnya, Hipsi merupakan wadah untuk pengembangan pendidikan wirausaha santri yang mandiri. Selain itu Hipsi juga sebagai institusi pendidikan non formal, menciptakan peluang pekerjaan sebanyak mungkin serta menciptakan pengusaha baru yang kreatif dan inovatif.

“Salah satu misi dari Hipsi adalah mampu mensinergikan kekuatan ekonomi santri Indonesia serta memperdayakan ekonomi masyarakat,” terangnya.

Balia yang setiap hari bergelut dengan organisasi ini lantas menceritakan pengalamannya saat mendirikan beberapa usahanya di tengah pandemi dan sebagiannya ada yang bangkrut. Meski demikian ia tak patah arah dan tetap bangkit dengan mengevaluasi diri.

“Saat awal pandemi saya merasa usaha yang sedang saya jalankan tidak berjalan dengan maksimal. Saya mencoba menambah usaha baru seperti ternak ayam, kambing, jualan jus dan investasi namun gagal.

Kemudian ia mencoba membaca peluang kembali dengan membangun usaha keempat yaitu media yang saya beri nama PT Media Aceh Post atau theacehpost.com.  Dan alhamdulillah saat ini sudah memasuki tahun ke 3, dan saat ini saya sedang merintis usaha baru bidang kuliner.

“Butuh tekat dan keberanian dalam menjalankan usaha,” kata pengusaha muda ini.

Saat ini ia dan tim sedang membuat platform marketplace di Aceh. Ia membuka pintu kerjasama kepada siapa saja yang ikut bergabung, karena menurutnya kolaborasi adalah sebuah keniscayaan di tengah kemajuan teknologi informasi seperti sekarang ini.

“Kalau kita kelola bersama-sama pasti suksesnya itu bersama. Kalau orang sukses sendiri itu sudah biasa tapi sukses berjamaah itu luar biasa,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu Balia memberikan tips membangun jiwa kewirausahaan, yakni jujur, amanah, tabliq, dan fatanah (cerdas).

“Cerdas itu cukup banyak jenisnya, salah satunya itu kreatif,  dalam memilih usaha juga harus cerdas, jangan asal pilih usaha nanti rugi,” terangnya lagi.

Tak hanya itu, bisnis yang akan dibangun hendaklah mengikuti perkembangan zaman salah satunya menerapkan digital marketing, berani keluar dari zona nyaman dan tidak takut dengan kegagalan juga merupakan sikap yang harus dimiliki oleh pengusaha.

“Sifat-sifat pendukung seseorang untuk menjadi usahawan yaitu senang mencoba hal-hal yang baru, berani mengambil resiko, dan proaktif atau terus bergerak,” kata pria yang akrab di sapa Abi Balia ini.

Silaturrahmi atau networking, itu penting. Untuk memperkuat jaringan dan menambah pengalaman. Karena dalam usaha itu kita tidak hanya belajar dari pengalaman kita sendiri tapi juga dari pengalaman orang lain.

“Dan yang paling penting adalah tidak money oriented,” terang pemilik media Theacehpost.com ini.

Dihadapan puluhan mahahasiswa yang hadir, Balia berpesan agar jangan takut gagal dan terus mencoba. Jika gagal dalam membangun usaha setidaknya harus memiliki sikap terima keadaan, dan evaluasi diri. Carilah orang-orang yang bisa memberikan semangat untuk bangkit, perencanaan, cari mentor tempat belajar, mulai kembali dan kencangkan usaha dan doa.

“jika kamu bekerja untuk uang kamu tidak akan pernah mendapatkannya. Jika kamu mencintai apa yang kamu kerjakan, maka sukses akan menjadi milikmu,” terang pemilik MBA Coorpotion ini.[]

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *