Intervensi BBPOM ke Warkop untuk Periksa Makanan, bukan Kopi

waktu baca 3 menit
Kapala BBPOM Banda Aceh, Yudi Noviandi bersama dua selebgram Aceh, Kaka Alfarisi dan Mustaqim memperagakan cara mendeteksi bahan berbahaya dalam makanan pada acara talkshow inovasi ‘Sanger Ureung Aceh’ yang dipandu Motivator dan Founder Motivasi Indonesia, Hamry Gusman Zakaria di salah satu cafe kawasan Pango, Banda Aceh, Jumat, 5 Agustus 2022.


Theacshpost.com | BANDA ACEH – Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Banda Aceh, Yudi Noviandi, M.Sc, Tech., Apt memastikan tidak ada pihak yang akan dirugikan oleh inovasi ‘Sanger Ureung Aceh’ yang akan menurunkan puluhan kader ke 1.000 warung kopi di berbagai wilayah Aceh.

“Intervensi BBPOM ke warung kopi/cafe semata-mata untuk memastikan tidak ada bahan-bahan berbahaya dalam makanan yang disajikan.

Juga tak ada produk yang tidak memiliki izin edar,” kata Yudi pada talkshow inovasi ‘Sanger Ureung Aceh’ dipandu Motivator dan Founder Motivasi Indonesia, Hamry Gusman Zakaria, MM di salah satu cafe kawasan Pango, Banda Aceh, Jumat, 5 Agustus 2022.

Talkshow yang dilaksanakan oleh BBPOM Banda Aceh tersebut menghadirkan dua selebgram Aceh, Mustaqim dan Kaka Alfarisi. Sedangkan Kepala BBPOM Banda Aceh sebagai narasumber utama.

Menjawab wartawan, Yudi memastikan bahwa intervensi yang akan dilakukan oleh pihaknya ke 1.000 warkop di Aceh semata-mata untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat.

banner 72x960

“Jangan salah, yang akan kami periksa adalah makanan dan produk-produk yang tidak memiliki izin edar. Bukan kopi, kecuali kopi sachet yang terindikasi mengandung bahan-bahan berbahaya,” kata Kepala BBPOM Banda Aceh.

Pentingnya intervensi BBPOM ke warkop/cafe karena banyak makanan favorit—termasuk mie aceh—mengandung bahan berbahaya seperti boraks.

“Hingga kini Aceh belum bebas boraks. Selain itu, masih ditemukan pemakaian teh hijau Thailand dan milo Malaysia yang tidak memiliki izin edar. Di beberapa warung kopi juga masih dijumpai penjualan produk jamu yang mengandung BKO seperti pil cap tupai, dan lain-lain,” katanya.

Talkshow yang dihadiri belasan wartawan lintas media—termasuk Ketua dan Pengurus PWI Aceh—juga membuka ruang interaksi antara netizen dengan narasumber dan kedua selebgram yang dihadirkan.

Dalam keterangannya kepada awak media, Kepala BBPOM selain menjelaskan tujuan menurunkan kader dan pendamping ke 1.000 warung kopi sekaligus berharap dukungan masyarakat untuk kelancaran kegiatan  itu.

Kegiatan itu sendiri merupakan bentuk pengembangan inovasi pelayanan publik berupa kegiatan Tribakti KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) pangan aman serta pemeriksaan sarana dan pengujian makanan sebagai bentuk tanggung jawab negara kepada masyarakat.

“Nantinya di warkop/cafe yang telah diperiksa akan ditempelkan stiker yang mengumumkan bahwa warkop tersebut bebas dari makanan yang mengandung bahan-bahan berbahaya,” demikian Yudi Noviandi.

Seperti diberitakan, BBPOM Banda Aceh menurunkan 57 kader plus 10 pendamping ke 1.000 warung kopi di berbagai wilayah Aceh.

Misi menurunkan puluhan kader dan pendamping ke 1.000 warung kopi tersebut merupakan bentuk pengembangan inovasi pelayanan publik berupa kegiatan Tribakti KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) pangan aman serta pemeriksaan sarana dan pengujian makanan sebagai bentuk tanggung jawab negara kepada masyarakat.

Inovasi ‘Sanger Ureung Aceh’ di-launching oleh Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki diwakili Staf Ahli Bidang Pemerintahan Hukum dan Politik, Drs Bukhari MM didampingi Kepala BBPOM Banda Aceh, Yudi Noviandi, M.Sc, Tech., Apt di Gedung Serba Guna Kantor Gubernur Aceh, Kamis, 4 Agustus 2022.

Di Aceh, kata Yudi, warung kopi atau kafee menjamur di mana-mana. Perbandingannya, setiap lima bangunan toko, salah satunya adalah warung kopi.

Menu yang ditawarkan di setiap cafe sangat beragam. Selain kopi dengan berbagai macam ‘varian’-nya, juga makanan, misalnya mie aceh sebagai menu andalan.

Makanan khas mie aceh menjadi favorit bagi masyarakat dan para tamu. Sayangnya, kata Yudi masih ditemukan bahan berbahaya (seperti boraks) dalam makanan tersebut.

Selain itu, masih ditemukan pemakaian teh hijau Thailand dan milo Malaysia yang tidak memiliki izin edar. Di beberapa warung kopi juga masih dijumpai penjualan produk jamu yang mengandung BKO seperti pil cap tupai, dan lain-lain.

“Di sinilah fungsi Badan POM sebagai lini utama dalam menjamin keamanan dan kesehatan masyarakat,” tandas Yudi.[]

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *