Hasan Ali tentang Calon Wagub Aceh: Meunyo Han Jitamong Spek Bek Paksa Droe

Hasan Ali.

Theacehpost.com | SIGLI – Pembicaraan tentang sosok calon Wakil Gubernur (Wagub) Aceh sisa masa jabatan 2017-2022 terus menggelinding.

banner 72x960

Ketua Relawan Irwandi Center (IC) Kabupaten Pidie, M Hasan Ali mendesak Gubernur Aceh dan partai-partai pengusung untuk tidak bermain-main lagi dalam pengisian sisa masa jabatan Wagub) Aceh.

“Jangan sekedar memenuhi sisi legal formil belaka, tetapi lihatlah kepentingan Aceh, pembangunannya dan rakyatnya,” kata Hasan Ali dalam rilisnya yang diterima Theacehpost.com, Kamis, 11 Februari 2021.

Hasan berharap semua pihak agar memahami dan menyadari bahwa jabatan Wagub Aceh itu adalah jabatan besar, berat dan penuh tantangan.

Tugaih fungsi sidroe Wagub nyan hana mudah, kon lagee panitia tandeng meuen bhan (tugas fungsi sendiri Wagub itu tidak mudah, bukan seperti panitan pertandingan sepak bola). Hansep ngen modal hawa (tidak cukup modal ingin/nafsu),” sebutnya.

Soe mantong meunyo gohlom jitamong spek dan hana KD atawa hansep syarat wajeb seusuai tingkat jabatan Wagub, leubeh got bek paksa droe jeuet keu Cawagub (siapa saja yang belum masuk spesifikasi/kriteria dan tidak memiliki kemampuan dasar atau tidak mencukupi syarat wajib sesuai tingkatan jabatan Wagub, lebih baik jangan memaksakan diri untuk menjadi calon wakil gubernur),” ujarnya tegas dalam bahasa Aceh

Hasan, yang juga kader PNA asal Pidie ini melanjutkan sistem politik demokrasi di Aceh sudah harus mengutamakan kualitas, pengalaman yang teruji, keuletan, dan kemampuan memadai dalam urusan penentuan kepemimpinan.

“Ibarat suatu perusahaan kecil yang berambisi ingin dapat pekerjaan besar tetapi kemampuan dasar (KD) dan spesifikasi yang diwajibkan tidak ada. Kurang KD dan beda spek saja sudah tidak mungkin. Jika dipaksakan maka musibah bagi penyelenggara hingga masyarakat yang akan menjadi penerima manfaat,” Hasan menganalogikan.

Salah pilih rugi besar

Menurutnya, selama ini setiap hasil Pilkada Aceh sering melahirkan pemimpin yang dibenci, bahkan oleh pendukung mereka sendiri.

Mayoritas pemilih awam belum mampu menilai dengan baik siapa yang paling layak dari berbagai sudut pandang.

“Rakyat sering terlanjur memilih dan memenangkan jagoan mereka yang belum layak menjadi pemimpin. Lalu kemudian mereka menyesal, mulai memprotes dan mencaci maki ketika yang mereka pilih tersebut ternyata tidak punya apa-apa, hana asoe dan bahkan lagee beusoe dhoe, raya that rugoe (tak berisi dan bahkan seperti besi tua, banyak sekali dirugikan),” sambungnya.

Hasan menilai, hal-hal yang bersifat manipulatif ternyata disukai masyarakat awam.

“Hal ini dikarenakan masyarakat belum mengenal (pilihannya) secara menyeluruh, siapa sebenarnya yang sedang mereka pilih dan apa kelebihan serta kekurangan figur tersebut,” ungkapnya.

Oleh sebab itu menurutnya, sosok Muhammad Nazar, mantan Wagub Aceh layak diusung oleh semua partai untuk mengisi masa jabatan yang tersisa itu.

“Dulu masa pemerintahan Aceh 2007-2012, kondisi pembangunan Aceh yang pro rakyat mulai terwujud. Banyak program hebat masa Irwandi-Nazar itu sukses dan ditiru nasional serta daerah-daerah lain. Sayang sekali, setelah mereka berdua pensiun, pembangunan Aceh kembali jelek meskipun dananya jauh lebih besar,” tutur Hasan, mantan Sekretaris DPW PNA Pidie tahun 2016-2017 itu.

Harapan perbaikan kembali membangun Aceh, kata Hasan, membuat dirinya beserta relawan lainnya berjuang memenangkan Irwandi Nova pada Pilkada 2017 silam. Semua itu dilakukan karena pihaknya yakin Aceh akan kembali bangkit.

“Sayangnya BW (Irwandi Yusuf) mengalami masalah dan kami tak menduga,” sebutnya.

Menurut Hasan, Aceh harus memanfaatkan kemampuan, pengalaman dan keuletan Muhammad Nazar sebagai wakil, Gubernur Aceh, Nova Iriansyah.

“Tak seharusnya mencoba-coba dengan yang tidak layak sama sekali, karena ada yang paling layak, yaitu mantan Wagub Muhammad Nazar. Partai pengusung wajib ikhlas dan harus memberikan kepercayaan kepada tokoh besar Aceh itu. Tidak ada pilihan lain,” ucapnya.

Ia menilai, Nazar memiliki kemampuan dasar dan spesifikasi yang sangat tinggi untuk ukuran jabatan wakil gubernur Aceh.

“Kemampuan Nazar memang sudah dikenal hingga ke nasional. Malah kalau kita lihat berbagai dokumen tentang Aceh dalam berbagai hal yang diteliti orang-orang dan lembaga-lembaga internasional maka nama Nazar menjadi salah satu tokoh yang paling banyak disebut,” tutupnya. []

Baca juga: Relawan Irwandi-Nova di Agara Dukung Nazar Jadi Wagub Aceh Sisa Masa Jabatan

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *