Dinkes Aceh Selatan Gencar Turunkan Stunting

waktu baca 3 menit
Kadinkes Aceh Selatan, Fakhrijal bersama Ketua Tim Penggerak PKK Aceh Selatan, Kailida dalam kegiatan pemberian tablet tambah darah (TTD) untuk pelajar putri. (Foto: Dok. Dinkes Asel)

Theacehpost.com | TAPAKTUAN – Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh Selatan, terus gencar melaksanakan berbagai upaya pencegahan dan penurunan angka stunting di lokasi fokus (Lokus).

Adapun, kegiatan yang sudah dilakukan Dinkes dimulai dari pemberian tablet tambah darah (TTD) untuk para remaja putri mulai dari usia 12-18 tahun di institusi pendidikan jenjang SMP dan SMA di Aceh Selatan.

Selain itu, Dinkes Aceh Selatan juga menyalurkan asupan makanan tambahan untuk balita hingga ibu hamil.

“Upaya ini kita lakukan demi mempercepat penurunan kasus stunting hingga pencegahan terjadinya stunting di wilayah Kabupaten Aceh Selatan,” kata Kepala Dinas Kesehatan, Fahrijal kepada Theacehpost.com, Rabu, 24 Agustus 2022.

Ia menjelaskan, pihaknya bersama lintas sektoral bersinergi dalam konvergensi, koordinasi dan kosolidasi percepatan penurunan stunting melalui intervensi gizi spesifik dan sensitif.

banner 72x960

“Kita memerlukan dukungan seluruh intansi di Aceh Selatan sesuai tupoksi dan tugasnya masing-masing dalam rangka percepatan penurunan stunting di wilayah Aceh Selatan, sebagai mana yang telah disepakati bersama pada acara rembuk lintas sektor beberapa waktu lalu di Aula Bapedda,” ucapnya.

Salah satu upaya sinergitas yang telah dilakukan pihaknya yakni berkolaborasi dengan Ketua Tim Penggerak PKK Aceh Selatan, Kailida.

Beberapa hari lalu, mereka memberikan penyuluhan tentang stunting bagi keluarga yang berisiko di Lokus Kecamatan Kluet Selatan, Kluet Utara, dan Kluet Tengah.

“Dalam memberikan penyuluhan yang sekaligus melakukan verifikasi lapangan Lokus, kami dan Ketua TP PKK juga melaksanakan pemberian makanan tambahan (PMT) bagi ibu hamil dan balita. Serta menyerahkan secara simbolis bantuan MCK dari Baitul Mal Aceh Selatan yang diperuntukkan bagi keluarga kurang mampu,” ucapnya.

Kemudian, Fahrijal menjelaskan, stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama.

Ciri-ciri anak yang mengalami stunting yaitu lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir. Hal itu disebabkan karena rendahnya akses terhadap makanan bergizi, asupan vitamin dan mineral.

Selain itu, juga bisa terjadi faktor sanitasi yang buruk serta keterbatasan akses pada air bersih, alhasil hal tersebut akan mempertinggi risiko stunting pada anak.

“Berdasarkan hasil Surve Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2021, angka stunting di Aceh Selatan presentasinya sebanyak 27,3 persen pada urutan ke lima terendah dari kabupaten/kota seluruh Aceh. Mudah-mudahan ke depan dapat kita targetkan turun menjadi 14 persen,” ungkapnya.

Selain itu, Fahkrijal juga menjelaskan maksud pemberian tablet tambah darah di institusi pendidikan bertujuan untuk meminimalisir potensi anemia.

“Pemberian tablet tambah darah juga bertujuan untuk mempersiapkan kesehatan remaja putri pada saat sebelum menjadi seorang ibu. Pemberian tablet tambah darah pada remaja putri ini untuk mencegah ibu nantinya melahirkan bayi dengan tubuh pendek (stunting) atau berat badan lahir rendah (BBLR),” jelasnya.

“Dengan minum tablet tambah darah secara rutin, diharapkan mampu mengurangi potensi anemia pada anak-anak remaja dan kelak ketika remaja putri menjadi seorang ibu. Lahirnya bayi dalam keadaan sehat dari para ibu, sehingga terciptanya generasi muda Aceh Selatan yang sehat dan cerdas yang punya daya saing ditingkat global,” pungkasnya. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *