Cakupan Vaksinasi Indonesia Diklaim Lampaui Target WHO

waktu baca 2 menit
Ilustrasi: Petugas kesehatan menunjukkan spet vaksin Covid-19. (Foto: TAP/Eko Deni Saputra).

Theacehpost.com | BANDA ACEH – Cakupan vaksinasi di Indonesia diklaim telah melampaui target yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.

Berdasarkan target dari WHO, setiap negara diharapkan dapat memvaksinasi setidaknya 10 persen dari populasinya pada akhir September 2021.

Target vaksinasi itu meningkat menjadi masing-masing 40 persen populasi dan 70 persen populasi pada akhir 2021 dan pada pada pertengahan 2022.

“Dengan demikian Indonesia telah melampaui atau telah lebih cepat mencapai target WHO untuk memberikan vaksinasi lengkap kepada setidaknya 40 persen populasi pada akhir 2021,” ujar Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G. Plate, dalam keterangan tertulis, Rabu, 17 November 2021.

Menkominfo menerangkan berdasarkan data hingga Minggu, 14 November 2021, pukul 18.00 WIB, dari 208,2 juta sasaran vaksinasi di Tanah Air, sekitar 215,6 juta dosis vaksin telah diberikan kepada sekitar 130,3 juta orang (62,5 persen dari sasaran) untuk dosis pertama.

banner 72x960

Sementara itu, lebih dari 84,1 juta di antaranya (40,4 persen) sudah mendapatkan vaksinasi dosis kedua. Adapun, vaksinasi ke-3/booster bagi tenaga kesehatan sudah diberikan sebanyak 1,19 juta (81 persen).

Menkominfo menegaskan bahwa pemerintah terus menggenjot realisasi vaksinasi di seluruh Indonesia guna mencapai target 78 persen cakupan vaksinasi untuk dosis pertama dan 60 persen untuk dosis kedua pada akhir tahun ini.

“Target WHO yang sudah terlampaui, tidak boleh membuat vaksinasi melambat di Indonesia. Dengan target 1,6 juta sampai 2 juta suntikan per hari, pemerintah optimistis target vaksin dosis pertama maupun dosis kedua pada akhir tahun ini dapat segera tercapai,” katanya.

Ia meminta semua pemerintah daerah untuk mendorong upaya tersebut dengan mempercepat vaksinasi di daerah masing-masing. Hal ini dilakukan agar tidak ada lagi vaksin yang tidak termanfaatkan karena kedaluwarsa.

“Jika belum sanggup menghabiskan vaksin tersebut, pemerintah daerah dapat mengalihkan stok yang ada ke provinsi lain atau kepada TNI/Polri,” imbuhnya.

Sebagai salah satu upaya penanganan Covid-19, pemerintah tengah mendatangkan obat Molnupiravir yang diperkirakan akan tiba di Indonesia pada akhir 2021. Obat tersebut dipercaya dapat mengurangi risiko pasien Covid-19.

“Di samping itu, pemerintah juga masih mengkaji alternatif obat lainnya untuk memperkuat upaya penanganan Covid-19 di Indonesia. Pemerintah terus bekerja sama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mengkaji alternatif obat ini,” katanya.

Johnny juga mengajak masyarakat untuk terus memperkuat disiplin protokol kesehatan jelang periode libur dan tahun baru. Hal ini diperlukan agar tren kasus Covid-19 yang terkendali saat inidapat terus dipertahankan meski terjadi peningkatan mobilitas jelang akhir tahun.

“Jangan sampai lonjakan kasus kembali terjadi. Mari bekerja sama dan bergotong royong untuk bersama-sama menjaga dan meningkatkan kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan dan segera ikut vaksinasi,” pungkasnya. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *